Senin, 05 Mei 2025

Pendidikan Tanpa PR

Pendidikan Tanpa PR: Mewujudkan Keseimbangan Antara Ilmu dan Kehidupan Rumah Tangga

Dalam pernyataannya yang ramai diperbincangkan, Dedi Mulyadi mengusulkan reformasi pendidikan yang cukup menarik:

> "Habiskan semua pelajaran di sekolah, tidak boleh ada pekerjaan rumah (PR) untuk siswa."



Lebih lanjut, ia menambahkan:

> "Kurikulum nanti akan dirumuskan untuk habiskan seluruh pelajaran di sekolah. Tidak boleh anak-anak pulang ke rumah ditumpuki PR."



Menurutnya, pekerjaan rumah yang seharusnya dilakukan anak-anak bukanlah tugas akademik, melainkan:

> "Kalau pekerjaan rumah itu bersihkan rumah, bantu-bantu orang tua di rumah, seperti nyuci, nyetrika, masak — itu baru pekerjaan rumah."



Gagasan ini mengandung filosofi yang kuat tentang keseimbangan hidup. Anak-anak tidak hanya perlu pintar secara akademis, tetapi juga berperan dalam keluarga dan kehidupan nyata. Dalam konteks ajaran Hindu, hal ini sejalan dengan prinsip Dharma dan pendidikan menyeluruh (holistik) yang tidak hanya mendewakan intelektualitas, tetapi juga tanggung jawab sosial dan spiritual.

Sloka Bhagavad Gita Terkait:

> संन्यस्तकर्मणा नैनं सिद्धिं समधिगच्छति।
न च संन्यसनादेव सिद्धिं समधिगच्छति॥ (BG 3.4)

saṁnyasta-karmaṇā na aiṁ siddhiṁ samadhigacchati
na ca saṁnyasanād eva siddhiṁ samadhigacchati



Makna:
"Seseorang tidak mencapai kesempurnaan hanya dengan meninggalkan pekerjaan, dan juga tidak mencapai kesempurnaan hanya dengan melepaskan segala aktivitas."

Sloka ini mengajarkan bahwa seseorang harus tetap menjalankan kewajibannya (karma), termasuk anak-anak yang menjalankan perannya di rumah. Mendidik anak untuk tidak hanya belajar, tapi juga membantu orang tua, adalah bagian dari pembentukan karakter.

Kesimpulan:
Gagasan Dedi Mulyadi memiliki nilai penting dalam mendidik generasi yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga terampil dalam kehidupan praktis dan berbudi luhur. Jika diterapkan secara bijak, kurikulum seperti ini bisa membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan dan pembentukan karakter bangsa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar