"Tanda Tangan sebagai Simbol Teologis: Telaah Spiritual atas Energi dan Makna Nama I Gede Sugata Yadnya Manuaba dalam Konteks Hindu Bali"
---
Abstrak:
Tulisan ini mengkaji tanda tangan sebagai simbol teologis dan energi spiritual dalam tradisi Hindu Bali. Fokus penelitian terletak pada analisis bentuk dan makna dari tanda tangan I Gede Sugata Yadnya Manuaba. Melalui pendekatan teologi simbolik, spiritualitas cakra, dan filsafat Hindu seperti Rwa Bhineda dan Tat Twam Asi, artikel ini menemukan bahwa tanda tangan bukan hanya identitas administratif, melainkan pancaran dari kesadaran rohani. Nama yang tercantum pun menjadi mantra pribadi yang menyatukan prinsip yadnya, prāṇa, dan keturunan Manu dalam laku dharma.
---
1. Garis Lengkung dan Simbol Spiral
Tanda tangan ini mengandung lengkungan besar dan spiral ke atas, yang secara teologis merepresentasikan energi prāṇa (urip) dan simbol cakra dalam tubuh halus.
> Prāṇāyāmaḥ paramaṃ tapaḥ
(Manusmṛti 6.70)
Transliterasi: prāṇāyāmaḥ paramaṃ tapaḥ
Makna: Pengendalian napas (prāṇa) adalah tapa tertinggi.
Makna ini menyatu dengan bentuk spiral sebagai simbol cakra manipura—pusat daya kehendak dan kekuatan spiritual—yang naik menuju kesadaran lebih tinggi.
---
2. Simbol Huruf “Y” dan “M”
Dalam garis lengkung tersebut terbaca pola serupa huruf Y dan M, mengacu pada:
Y = Yadnya, yaitu pengorbanan suci, fondasi hidup spiritual seorang Hindu.
M = Manuaba, turunan dari Manu, manusia pertama dalam agama Hindu yang diutus menjaga dharma.
> Yajñād bhavati parjanyaḥ
(Bhagavad Gītā III.14)
Transliterasi: yajñād bhavati parjanyaḥ
Makna: Dari yadnya lahirlah hujan berkah (kemakmuran dan kesuburan).
Dengan demikian, tanda tangan ini memuat unsur persembahan (yadnya) dan garis keturunan rohani (manu-aba).
---
3. Garis Menyilang dan Penutup Lengkung: Rwa Bhineda dan Tat Twam Asi
Garis menyilang menandai dualisme yang disatukan dalam kesadaran non-dualistik:
Rwa Bhineda: Keseimbangan antara terang dan gelap, suka dan duka.
Tat Twam Asi: Makhluk hidup adalah refleksi satu sama lain.
> Tat tvam asi
(Chāndogya Upaniṣad VI.8.7)
Transliterasi: tat tvam asi
Makna: Engkau adalah itu (Yang Ilahi).
Tanda tangan menjadi simbol dharma yang menyatukan kontradiksi melalui kesadaran diri spiritual.
---
4. Nama sebagai Doa dan Mantra
Sugata: Yang telah berjalan baik, juga nama lain Buddha—melambangkan jiwa tercerahkan.
Yadnya: Persembahan spiritual, fondasi Tri Kaya Parisudha.
Manuaba: Keturunan Manu, leluhur dharmika.
> Nāma smaraṇaṃ mukti hetuḥ
(Skanda Purāṇa)
Transliterasi: nāma smaraṇaṃ mukti hetuḥ
Makna: Mengingat nama suci adalah jalan menuju pembebasan.
Maka, kombinasi nama menjadi mantram hidup, membentuk identitas spiritual yang utuh dan harmonis.
---
Kesimpulan
Tanda tangan I Gede Sugata Yadnya Manuaba tidak sekadar goresan administratif, tetapi simbolis teologis yang mengandung unsur:
Prāṇa sebagai gerak hidup
Cakra sebagai pusat energi
Yadnya sebagai prinsip persembahan
Manu sebagai warisan dharma
Tat Twam Asi sebagai kesadaran universal
Tanda tangan ini adalah mudra grafis yang mencerminkan purwa dresta dewata (visi suci dari dalam), menjembatani antara nilai spiritual dan realitas duniawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar