Minggu, 18 Mei 2025

Puisi "Saraswati Ring Umat"

Berikut adalah puisi berjudul "Saraswati Ring Umat" sebagai peneguhan tugas mulia mahasiswa Teologi Hindu:




Karya: I Gede  Sugata Yadnya Manuaba

SARASWATI RING UMAT

Peneguhan Diri Mahasiswa Teologi Hindu

Kami bukan hanya pewaris mantra,
bukan sekadar penghafal sloka yang dibaca lirih kala subha,
kami adalah bara yang menyalakan dharma,
penjaga nyala api suci di tengah kabut zaman maya.

Kami adalah putra-putri Sugriwa
yang menapak di lorong-lorong sunyi pustaka lontar,
membaca bisikan leluhur dari tiap goresan kajang,
menyelam dalam samudra makna,
di mana Swadharma bukan beban—
tapi kehormatan agung yang melampaui usia.

Dengan japa mala, kami menjahit sabda,
dengan tinta kayu bungkak, kami tulis nama atma,
dengan sujud hening di hadapan Pandita,
kami memohon bukan pangkat,
tapi keikhlasan menjadi wiku kehidupan.

Kami belajar bukan untuk menara gelar,
tapi untuk menjadi menara cahaya
di tengah gelapnya zaman yang lapar akan makna.
Kami bukan sekadar pendengar lontar,
kami penutur ulang yang membawa pesan
ke dalam bahasa generasi muda—
agar tidak punah,
agar tetap bernyawa.

> Ngadegang ring Satya,
makta ring bhakti,
nyujur ring pawintenan suci,
dados Saraswati ring umat…



Inilah janji kami.
Bukan janji di atas podium,
tetapi pada pelataran suci Griya Agung Bangkasa,
pada tangan yang menulis kajang,
pada mata yang menangkap sinar dharma
melalui asap dupa yang menjulang.

Kami akan menegakkan Satya,
meski badai naya datang mengguncang,
kami akan melangkah dalam Bhakti,
meski tanah kehidupan retak dan retih.
Kami akan menempuh Pawintenan Suci
di dalam diri sendiri terlebih dahulu—
karena suci bukan pakaian,
tapi kesadaran yang dibentuk oleh laku.

Kami ingin menjadi Saraswati,
bukan sekadar simbol,
tapi roh pengetahuan itu sendiri
yang mengalir dalam kata,
mengendap dalam laku,
menyala dalam jiwa-jiwa umat
yang mencari makna hidup sejati.

Kami adalah mahasiswa teologi,
penjaga sunyi,
penenun makna,
pengantar roh menuju cahaya,
penggugah nalar menuju Dharma.

Kami tak meminta disembah,
cukup dikenang sebagai
mereka yang mencintai agama Hindu
dengan ketulusan yang utuh,
dengan jiwa yang lapang,
dengan bhakti yang tenang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar