“Penentuan Hari Raya Nyepi Berdasarkan Kalender Saka dan Perhitungan Candra Surya: Tinjauan Astronomi Hindu dan Filosofi Sloka Veda”
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Abstrak:
Hari Raya Nyepi adalah perayaan suci umat Hindu di Indonesia, khususnya di Bali, yang menandai pergantian tahun baru Saka. Penetapannya dilakukan berdasarkan perhitungan kalender Saka yang menggunakan sistem candra surya (luni-solar calendar), yaitu kombinasi antara siklus bulan dan matahari. Nyepi jatuh sehari setelah Tilem Kesanga, yaitu bulan mati pada sasih kesembilan. Secara astronomis dan spiritual, Hari Nyepi menjadi momen penyucian diri, hening universal, dan penyelarasan kosmis. Artikel ini mengkaji metode penentuan Nyepi dari perspektif kalender Hindu, makna filosofi sloka Weda, serta dampaknya dalam kehidupan beragama dan sosial.
---
Pendahuluan:
Nyepi adalah momentum sakral yang tidak hanya dirayakan sebagai pergantian tahun, tetapi juga sebagai bentuk refleksi kosmis umat Hindu terhadap waktu, ruang, dan eksistensi spiritual. Penanggalan Hari Raya Nyepi merujuk pada sistem Kalender Saka yang berbeda dengan kalender Masehi. Oleh karena itu, pemahaman tentang sistem candra surya menjadi penting dalam mengurai logika penanggalan suci tersebut.
---
1. Kalender Saka dan Penanggalan Nyepi
Kalender Saka merupakan sistem kalender Hindu yang digunakan untuk menetapkan hari-hari suci, termasuk Hari Nyepi. Sistem ini menggabungkan dua aspek astronomi:
Candra (lunar): berdasarkan siklus bulan (tilem-purnama)
Surya (solar): berdasarkan pergerakan matahari
Hari Raya Nyepi ditentukan berdasarkan Tilem Kesanga, yaitu bulan mati (amavasya) pada bulan kesembilan, dan dirayakan keesokan harinya, yakni tanggal 1 sasih Kedasa (bulan ke-10 dalam kalender Saka).
---
2. Kutipan Sloka Hindu tentang Waktu dan Kesunyian
Sanskerta:
> कालः कालः महाकालो कालस्यापि बलोदयः।
स एव धर्मकर्ता च स एव शुभकारकः॥
Transliterasi:
> kālaḥ kālaḥ mahākālo kālasya api balodayaḥ |
sa eva dharmakartā ca sa eva śubhakārakaḥ ||
Makna:
> “Waktu adalah waktu itu sendiri, agung dan kekal, bahkan lebih kuat dari waktu lainnya.
Dia adalah pelaksana dharma, dan dia pula pembawa kebaikan.”
Sloka ini menekankan bahwa waktu (kāla) adalah kekuatan agung yang mengatur alam semesta. Hari Raya Nyepi sebagai titik mula tahun Saka, memberi penghormatan kepada waktu dengan cara menyatu dalam keheningan.
---
3. Penentuan Hari Raya Nyepi Menurut Astronomi Hindu
a. Tilem Kesanga:
Tilem kesanga adalah bulan mati ke-9 dalam kalender Saka, sebagai simbol penyucian alam semesta. Malam tilem ini merupakan puncak kekuatan gelap yang kemudian dinetralkan dengan keheningan Nyepi.
b. Sasih Kedasa:
Hari setelah Tilem Kesanga adalah tanggal 1 sasih Kedasa, dianggap sebagai hari suci dan awal tahun baru Saka.
c. Perhitungan Candra Surya (Luni-Solar):
Kalender Saka menyesuaikan waktu lunar (29,5 hari) dengan tahun solar (365 hari), menggunakan sistem adhik masa (bulan ganda) untuk menyelaraskan keduanya secara berkala.
---
4. Konversi Kalender dan Libur Nasional
Setiap tahun, umat Hindu melakukan konversi dari kalender Saka ke kalender Masehi untuk mengetahui kapan tepatnya Hari Nyepi akan dirayakan. Pemerintah Indonesia menetapkan Nyepi sebagai hari libur nasional, memperkuat eksistensinya dalam tatanan sosial dan budaya negara.
---
5. Makna Spiritual Hari Raya Nyepi
Nyepi bukan hanya hari libur atau keheningan sosial, tetapi merupakan hari tapa brata penyepian—sebuah praktik spiritual empat larangan:
1. Amati Geni (tidak menyalakan api)
2. Amati Karya (tidak bekerja)
3. Amati Lelungan (tidak bepergian)
4. Amati Lelanguan (tidak mencari hiburan)
Sloka Pendukung:
Sanskerta:
> मौनं सर्वार्थसाधनम्।
Transliterasi:
> maunaṁ sarvārtha-sādhanam.
Makna:
> “Keheningan adalah sarana untuk mencapai segala tujuan.”
Nyepi membawa manusia pada titik nol—hening, diam, namun penuh getar spiritual menuju pembaruan batin.
---
Kesimpulan:
Hari Raya Nyepi adalah simbol permulaan spiritual berdasarkan waktu kosmis yang ditentukan secara astronomis oleh kalender Saka. Dengan memahami sistem candra surya dan makna filosofis sloka Hindu, kita menyadari bahwa Nyepi bukan hanya hari tanpa aktivitas, tetapi titik balik rohani manusia untuk menyatu dengan ritme alam semesta.
---
Daftar Pustaka:
1. Manu Smṛti
2. Ṛgveda
3. Kalender Saka Bali
4. Ensiklopedia Hindu Dharma
5. Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng
6. STMKG – Penentuan Hari Raya Berdasarkan Astronomi
7. Wikipedia & Kumparan – Nyepi dan Kalender Saka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar