USADA BUDUH SEBAGAI PENGOBATAN ALTERNATIF PENYAKIT GILA DI ERA KECERDASAN BUATAN: TINJAUAN FILOSOFIS DAN LONTAR HINDU
Oleh:
I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd
Tahun 2025
---
ABSTRAK
Usada Buduh adalah warisan pengobatan tradisional Bali yang ditujukan khusus untuk menangani gangguan mental berat atau “buduh” (gila). Artikel ini mengkaji bagaimana metode tradisional seperti Usada Buduh dapat direfleksikan kembali sebagai pendekatan alternatif di era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), di mana manusia rentan mengalami gangguan jiwa akibat tekanan digital, disinformasi, dan depersonalisasi. Dengan pendekatan filologis, filosofis Hindu, dan analisis konteks modern, artikel ini menampilkan perpaduan antara lontar, sloka Weda, dan pemikiran kontemporer dalam merespons tantangan kesehatan mental di era digital.
---
KATA KUNCI
Usada Buduh, Pengobatan Tradisional, Penyakit Gila, AI, Hindu, Lontar, Sloka, Psikospiritual
---
I. PENDAHULUAN
Kecanggihan kecerdasan buatan telah menciptakan dunia virtual yang mengagumkan sekaligus menantang. Di tengah laju perubahan teknologi, manusia justru menghadapi krisis eksistensial, kesepian digital, dan tekanan sosial media yang berujung pada gangguan mental, bahkan kegilaan. Dalam kearifan lokal Bali, penyakit seperti itu disebut “Buduh”, dan ditangani dengan pendekatan Usada Buduh, yaitu sistem pengobatan berbasis spiritual, herbal, mantra, dan ritual.
---
II. USADA BUDUH DAN PENGERTIAN PENYAKIT “GILA” DALAM KONSEP LONTAR
Dalam Lontar Usada Buduh disebutkan bahwa gangguan jiwa dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara bayu, sabda, idep, serta gangguan roh jahat atau leluhur yang tidak tenang.
> “Yen wong buduh saking kramaning idep, tan nyidang nyidayang sekancan raga,
maka pinunas penglukatan lan panyupatan.”
(Usada Buduh, Lontar Bali)
Artinya:
Jika seseorang menjadi gila karena pikirannya tidak tertata dan tidak dapat mengendalikan tubuhnya, maka disarankan dilakukan ritual pembersihan dan penyelarasan roh.
---
III. KUTIPAN SLOKA HINDU SEBAGAI DASAR FILOSOFIS
Sanskerta:
मनसि जातं दुःखं न देहे, मन एव मनुष्याणां कारणं बन्धमोक्षयोः।
Transliterasi:
Manasi jātaṁ duḥkhaṁ na dehe, mana eva manuṣyāṇāṁ kāraṇaṁ bandhamokṣayoḥ.
Makna:
Penderitaan tidak berasal dari tubuh, melainkan dari pikiran. Pikiran adalah sebab keterikatan maupun pembebasan manusia.
(Bhagavad Gītā dan Upaniṣad mengajarkan hal ini dalam berbagai versi)
Sloka ini menegaskan bahwa gangguan mental (gila) bukan semata kerusakan jasmani, melainkan problem pikiran yang kehilangan arah. Maka, pengobatan tidak cukup bersifat fisik, melainkan juga spiritual.
---
IV. PENGOBATAN USADA BUDUH DALAM KONTEKS ERA AI
Di era AI, manusia dihadapkan pada ilusi identitas digital, keterputusan emosi, dan overload informasi. Ini menciptakan disonansi kognitif yang menyerupai “buduh” dalam perspektif klasik. Usada Buduh memberikan pendekatan holistik:
Banten penglukatan (ritual pembersihan energi mental)
Ramuan herbal penyeimbang bayu
Mantra-mantra pengendali pikiran
Meditasi dan japa mantra untuk menyeimbangkan gelombang pikiran
Pemanggilan Bhuta Kala yang dipandang sebagai sumber gangguan spiritual
---
V. RELEVANSI DAN REKONTEKSTUALISASI DI ERA MODERN
Usada Buduh perlu direvitalisasi bukan untuk menolak teknologi, tetapi sebagai sistem nilai pelengkap untuk menyeimbangkan kecerdasan buatan dengan kebijaksanaan batin.
Kutipan Etik Weda:
Sanskerta:
सत्यं ब्रूयात् प्रियं ब्रूयान्न ब्रूयात् सत्यमप्रियम्।
Transliterasi:
Satyaṁ brūyāt priyaṁ brūyānna brūyāt satyamapriyam.
Makna:
Berkatalah benar dan menyenangkan, jangan mengucapkan kebenaran yang menyakiti.
Ini menjadi landasan komunikasi digital yang sehat agar tidak menciptakan tekanan mental baru.
---
VI. KESIMPULAN
Usada Buduh adalah bentuk kearifan tradisional Bali yang memiliki nilai besar dalam menangani penyakit mental yang makin kompleks di era digital dan AI. Integrasi antara teknologi dan spiritualitas menjadi kunci dalam menjaga keutuhan psikis umat manusia modern. Sloka-sloka Hindu dan lontar pengobatan memberi arah untuk merumuskan kesehatan mental yang berakar dan berjiwa luhur.
---
DAFTAR PUSTAKA
Lontar Usada Buduh. Bali: Koleksi Digital ISI Denpasar.
Bhagavad Gītā. Edisi terjemahan dan teks Sansekerta, Gita Press.
Manu Samhita, Upaniṣad, dan Rig Veda.
Suryani, Luh Ketut. Kesehatan Mental dalam Perspektif Bali.
Koentjaraningrat. Kebudayaan dan Kesehatan Mental Tradisional.
Goleman, Daniel. Emotional Intelligence & AI Ethics.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar