Selasa, 20 Mei 2025

Pagar Kasih Sayang dalam Era Digital

“Pagar Kasih Sayang dalam Era Digital: Urgensi Pengawasan Orang Tua terhadap Anak dalam Perspektif Etika Hindu dan Tantangan Kecerdasan Buatan”
---

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Abstrak

Kemajuan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) telah membuka ruang akses informasi yang luas, sekaligus menghadirkan risiko baru bagi generasi muda. Anak-anak kini hidup dalam dunia maya yang mempengaruhi kepribadian, spiritualitas, serta nilai moral mereka. Dalam konteks ini, peran orang tua sangatlah utama, bukan hanya sebagai pelindung fisik melalui pagar rumah, melainkan pelindung batin melalui pagar kasih sayang, perhatian, dan pengawasan aktif. Artikel ini membahas ajaran Hindu yang relevan dengan konsep pengawasan orang tua dalam pendidikan dan perlindungan anak, serta strategi moral untuk menguatkan keluarga sebagai benteng utama menghadapi era digital.


---

1. Pendahuluan

Era digital dan kemajuan AI memungkinkan anak-anak untuk mengakses informasi dari seluruh dunia. Namun, tanpa pengawasan yang tepat, mereka rentan terhadap konten yang tidak sesuai umur, manipulasi informasi, dan kecanduan digital. Banyak orang tua merasa cukup melindungi anak dengan pagar rumah, padahal yang lebih penting adalah membangun pagar dalam jiwa mereka: kasih sayang, nilai, dan kedekatan.


---

2. Dasar Etika Hindu dalam Pengasuhan Anak

Ajaran Hindu menekankan pentingnya dharma keluarga, di mana orang tua bertanggung jawab penuh terhadap pertumbuhan spiritual dan moral anak-anaknya.

Sloka Manusmṛti 2.145:
Sanskerta:
pitr̥ṇāṁ ārjave nāsti tapaḥ satyaṁ ca nāsti ca,
putreṣu yaḥ śubhaṁ kuryāt sa dharmaṁ vetti vai pituḥ

Makna:
Tiada kebajikan, tiada tapa, dan tiada kejujuran bagi orang tua yang tidak berbuat baik bagi anak-anaknya; hanya mereka yang menjaga anak-anaklah yang memahami dharma sejati sebagai orang tua.

Sloka ini menegaskan bahwa dharma orang tua adalah menanamkan nilai dan mengawasi anak sebagai bagian dari tanggung jawab spiritual, bukan sekadar biologis.


---

3. Dunia Digital dan Tipuan Maya

Tidak semua yang tampak di layar adalah kenyataan. Dunia digital bisa menyamar, menciptakan tipuan visual, opini palsu, hingga kecanduan algoritma. Tanpa bimbingan, anak-anak bisa tersesat dalam dunia yang mereka kira nyata.

Sloka Bhagavad Gītā 7.14:
Sanskerta:
daivī hyeṣā guṇamayī mama māyā duratyayā,
mām eva ye prapadyante māyām etāṁ taranti te

Transliterasi:
Daivī hyeṣā guṇamayī mama māyā duratyayā,
mām eva ye prapadyante māyām etāṁ taranti te.

Makna:
Maya-Ku ini (ilusi dunia) sulit untuk dilampaui. Hanya mereka yang berserah pada-Ku yang mampu melewatinya.

Dalam konteks modern, dunia digital adalah bentuk baru dari maya (ilusi) yang membuat manusia bingung antara yang nyata dan palsu. Pengawasan spiritual dari orang tua adalah alat utama untuk menyadarkan anak akan nilai-nilai kebenaran.


---

4. Pagar Rumah vs. Pagar Kasih Sayang

Pagar rumah melindungi tubuh anak, namun pagar kasih sayang melindungi jiwanya. Orang tua perlu:

Menjadi teman diskusi anak

Mengawasi konten digital yang dikonsumsi

Menanamkan kebijaksanaan dalam memilah informasi

Menggunakan teknologi bersama, bukan membiarkan anak sendirian di hadapannya


Sloka Chanakya Niti:
Sanskerta:
lālayet pañca-varṣāṇi daśa varṣāṇi tāḍayet,
prāpte tu ṣoḍaśe varṣe putraṁ mitravad ācaret

Transliterasi:
Lālayet pañca-varṣāṇi daśa varṣāṇi tāḍayet,
prāpte tu ṣoḍaśe varṣe putraṁ mitravad ācaret.

Makna:
Anak dimanja sampai usia lima tahun, dididik tegas sampai usia sepuluh tahun, dan setelah itu diperlakukan seperti sahabat.

Strategi ini sangat penting di era digital: orang tua bukan hanya pengontrol, tetapi sahabat yang memahami dan membimbing.


---

5. Ajakan untuk Ayah dan Bunda

Mari kita jaga anak-anak kita, bukan hanya dengan pagar besi, tapi dengan pagar cinta dan pengawasan. Jangan biarkan mereka berjalan sendirian di jagat digital yang penuh jebakan. Gunakan teknologi dengan bijak, dan hadir secara spiritual dalam kehidupan anak-anak.


---

6. Kesimpulan

Di era digital yang penuh maya, peran orang tua menjadi pagar utama yang sesungguhnya. Ajaran Hindu mengajarkan bahwa membesarkan anak secara spiritual, moral, dan intelektual adalah kewajiban dharma yang tertinggi. Dengan cinta, pengawasan, dan kebijaksanaan, orang tua dapat menjadi cahaya penuntun bagi anak-anak di tengah dunia yang semu.
---

Referensi:

1. Bhagavad Gītā

2. Manusmṛti

3. Chanakya Nīti Śāstra

4. Sarasamuscaya

5. PHDI Bali (Pedoman Etika Hindu dalam Keluarga)

6. Wiana, I Ketut. (2005). Etika Hindu dalam Dunia Modern



Tidak ada komentar:

Posting Komentar