"Kebodohan Adalah Ketika Kamu Tidak Ingin Belajar: Tinjauan Hindu Atas Semangat Belajar dalam Kutipan Stephen Hawking"
---
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Pendahuluan
Stephen Hawking, seorang ilmuwan fisika teoritis yang mengubah pemahaman manusia tentang alam semesta, pernah mengatakan:
> "Kebodohan adalah ketika kamu tidak ingin belajar, bukan karena kamu tidak bisa."
Kutipan ini menyiratkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang belajar, tetapi keenggananlah yang menjadi akar kebodohan sejati. Dalam teologi Hindu, konsep ini sangat relevan. Belajar atau vidyā dipandang sebagai jalan pembebasan diri (mokṣa) dari kegelapan batin (avidyā).
---
Tinjauan Filosofis Hindu
Dalam ajaran Hindu, kebodohan bukan sekadar tidak tahu, tetapi penolakan untuk mengetahui, yaitu avidyā, yang merupakan akar dari penderitaan (duḥkha) menurut filsafat Vedānta. Upaya untuk belajar disebut svādhyāya (belajar mandiri atau studi suci) dan merupakan salah satu kewajiban spiritual dalam Nīti Śāstra maupun Śruti.
---
Sloka Hindu Terkait
🕉️ Sloka 1: Dari Muṇḍaka Upaniṣad 1.1.3
Sanskerta:
Parīkṣya lokān karmacitān brāhmaṇo nirveda-māyān nāstyakṛtaḥ kṛtena
Tad-vijñānārthaṁ sa gurum evābhigacchet
Samit-pāṇiḥ śrotriyaṁ brahma-niṣṭham
Transliterasi:
Parīkṣya lokān karmacitān brāhmaṇo nirveda-māyān nāstyakṛtaḥ kṛtena,
tad-vijñānārthaṁ sa gurum evābhigacchet,
samit-pāṇiḥ śrotriyaṁ brahma-niṣṭham.
Makna:
"Setelah mengamati dunia hasil perbuatan dan menemukan bahwa semua itu tidak kekal, seorang bijaksana hendaknya mencari guru sejati yang memahami Brahman, dengan kerendahan hati dan keinginan belajar."
👉 Sloka ini menegaskan bahwa belajar kepada guru spiritual adalah kewajiban manusia cerdas, bukan pilihan.
---
🕉️ Sloka 2: Dari Bhagavad Gītā 4.34
Sanskerta:
Tad viddhi praṇipātena paripraśnena sevayā
Upadekṣyanti te jñānaṁ jñāninas tattva-darśinaḥ
Transliterasi:
Tad viddhi praṇipātena paripraśnena sevayā,
upadekṣyanti te jñānaṁ jñāninas tattva-darśinaḥ.
Makna:
"Ketahuilah pengetahuan itu melalui penghormatan, pertanyaan, dan pelayanan. Para bijak yang melihat kebenaran akan mengajarimu pengetahuan itu."
👉 Menyiratkan bahwa semangat bertanya dan menghormati ilmu adalah bagian dari proses belajar yang suci.
---
🕉️ Sloka 3: Dari Cāṇakya Nīti Śāstra 4.13
Sanskerta:
Na hi jñānena sadṛśaṁ pavitram iha vidyate
Transliterasi:
Na hi jñānena sadṛśaṁ pavitram iha vidyate.
Makna:
"Tak ada yang lebih menyucikan di dunia ini selain pengetahuan."
👉 Pengetahuan adalah pembersih utama kebodohan, dan menolak belajar sama dengan menolak pencerahan batin.
---
Relevansi Kontemporer
Dalam dunia modern, banyak individu yang memiliki akses pada pendidikan namun menolak memanfaatkannya. Hal ini menunjukkan bahwa masalah utama bukan pada keterbatasan, tapi kemalasan spiritual. Dalam pandangan Hindu, penolakan untuk belajar bukan hanya kelemahan pribadi, tetapi dosa terhadap dharma pribadi.
---
Penutup
Kutipan Stephen Hawking sejalan sempurna dengan filsafat Hindu yang menghormati pengetahuan sebagai kekuatan spiritual. Dalam terminologi Weda, tidak mau belajar adalah bentuk tertinggi dari tamas (kegelapan batin), sedangkan belajar adalah upaya menuju sattva (kebijaksanaan dan pencerahan).
---
DAFTAR PUSTAKA
1. Bhagavad Gītā, Swami Sivananda translation.
2. Muṇḍaka Upaniṣad, Commentary by Swami Gambhirananda.
3. Cāṇakya Nīti Śāstra, edition oleh Gita Press, Gorakhpur.
4. Radhakrishnan, S. (1953). The Principal Upanishads.
5. Saraswati, Dayananda. (2002). Introduction to Vedanta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar