Selasa, 27 Mei 2025

Payung Doa dan Langkah Iman

Payung Doa dan Langkah Iman: Refleksi Teologis Hindu atas Penyertaan Tuhan dalam Setiap Perjalanan Hidup
---
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Abstrak

Dalam kehidupan yang penuh ketidakpastian, manusia senantiasa membutuhkan kekuatan spiritual sebagai penopang langkahnya. Gambar motivasi dengan kalimat “Jika kita berjalan dengan iman dan berpayung doa, kemanapun kaki melangkah, selalu ada penyertaan Tuhan” mengandung pesan mendalam yang relevan dengan ajaran-ajaran Hindu, terutama mengenai sraddhā (iman) dan prārthanā (doa). Artikel ini mengkaji makna teologis dari kalimat tersebut dalam konteks ajaran Hindu dengan pendekatan hermeneutika spiritual serta merujuk pada sloka dalam kitab suci Weda yang menegaskan pentingnya iman dan doa dalam hidup.
---

Pendahuluan

Keyakinan dan doa adalah dua unsur utama dalam kehidupan spiritual. Iman sebagai fondasi batiniah dan doa sebagai bentuk komunikasi suci antara manusia dan Tuhan memberi jaminan ketenangan dalam melangkah. Dalam ajaran Hindu, konsep ini ditegaskan dalam berbagai sloka suci yang membimbing umat untuk selalu bersandar pada Tuhan dalam suka maupun duka.
---

Analisis Kalimat Inspiratif

Kalimat inspiratif “Jika kita berjalan dengan iman dan berpayung doa, kemanapun kaki melangkah, selalu ada penyertaan Tuhan” menunjukkan keyakinan bahwa hidup dalam keimanan dan doa akan selalu berada dalam perlindungan Ilahi. Ini sejalan dengan ajaran Hindu yang memuliakan sraddhā (iman) dan bhakti (pengabdian).
---

Kutipan Sloka Hindu Terkait

Teks Sanskerta:
श्रद्धावाँल्लभते ज्ञानं तत्परः संयतेन्द्रियः।
ज्ञानं लब्ध्वा परां शान्तिमचिरेणाधिगच्छति॥
Bhagavad Gītā 4.39

Transliterasi:
śraddhāvāṁ labhate jñānaṁ tat-paraḥ saṁyatendriyaḥ
jñānaṁ labdhvā parāṁ śāntim acireṇa adhigacchati

Makna:
“Orang yang memiliki iman akan memperoleh pengetahuan; ia yang tekun dan mampu mengendalikan indranya. Setelah memperoleh pengetahuan, ia segera mencapai kedamaian tertinggi.”
---

Pembahasan Teologis

Sloka di atas menegaskan bahwa sraddhā (iman) adalah awal dari tercapainya jñāna (pengetahuan spiritual). Dengan mengendalikan diri dan berdoa secara tekun, seseorang akan menerima bimbingan Tuhan. Sejalan dengan itu, “berpayung doa” berarti menempatkan diri dalam lindungan spiritual. “Penyertaan Tuhan” dalam ajaran Hindu dapat dipahami sebagai anugraha—berkat ilahi yang diberikan kepada mereka yang berjalan dalam Dharma.
---

Kesimpulan

Kalimat motivasi dalam gambar bukan sekadar kata-kata puitis, melainkan mencerminkan kedalaman ajaran Hindu yang menyatukan iman, doa, dan penyertaan Tuhan sebagai kunci perjalanan hidup yang tenteram dan selamat. Sraddhā dan prārthanā bukan hanya praktik spiritual, tetapi juga pondasi keberanian melangkah di dunia penuh ketidakpastian.


---

Daftar Pustaka (Contoh)

Bhagavad Gītā. (2003). Terjemahan dan komentar oleh Swami Chinmayananda. Mumbai: Chinmaya Mission.

Sivananda, Swami. (1980). Essence of the Bhagavad Gita. Divine Life Society.

Subramuniyaswami, Satguru Sivaya. (2007). Dancing with Śiva: Hinduism’s Contemporary Catechism. Himalayan Academy Publications.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar