Kamis, 22 Mei 2025

Ngaben Nis Prateka Nir Prabhawa Tanpa Biaya di Desa Adat Bongkasa

Konsep Patus Ngaben Nis Prateka Nir Prabhawa Tanpa Biaya di Desa Adat Bongkasa: Tradisi Gotong Royong yang Menginspirasi




Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd


Abstrak
Ngaben merupakan salah satu ritual paling sakral dalam tradisi Hindu Bali yang kerap dikaitkan dengan biaya tinggi. Namun, Desa Adat Bongkasa berhasil memecahkan tantangan ini dengan tradisi Ngaben tanpa biaya melalui sistem gotong royong dan pengelolaan dana adat yang berkelanjutan. Penelitian ini mengkaji kearifan lokal Desa Adat Bongkasa sebagai model inspiratif dalam pelaksanaan upacara tanpa membebani masyarakat, dengan pendekatan deskriptif-kualitatif dan tinjauan terhadap ajaran Hindu dalam sloka Veda dan pustaka suci lainnya.


Pendahuluan
Upacara Ngaben dalam agama Hindu Bali bukan sekadar pelepasan roh dari keterikatan duniawi, namun juga bentuk penghormatan tertinggi terhadap leluhur. Di tengah kompleksitas zaman, tradisi ini kerap menghadirkan dilema bagi masyarakat kurang mampu karena tingginya biaya. Berbeda halnya dengan Desa Adat Bongkasa, Abiansemal, Badung, Bali, yang secara kolektif melaksanakan Ngaben tanpa biaya dengan prinsip gotong royong dan pengelolaan patus atau dana adat secara profesional. Ini menjadi contoh ideal bagaimana kearifan lokal dapat menjadi solusi atas tantangan zaman modern.


Landasan Filosofis Hindu
Kekuatan kolektivitas dalam tradisi ini sejalan dengan nilai-nilai Veda dan pustaka suci Hindu. Berikut beberapa sloka yang relevan:

  1. Sloka tentang Yajña (Pengorbanan Kolektif)
    संवदध्वं सं वदध्वं सं वो मनांसि जानताम्।
    देवा भागं यथा पूर्वे सञ्जानाना उपासते॥

    Samvadadhvam sam vadadhvam sam vo manāṁsi jānatām,
    Devā bhāgaṁ yathā pūrve sañjānānā upāsate.
    Makna:
    “Bersatulah dalam ucapan, bersatulah dalam pikiran, semoga pikiran kalian menyatu, seperti para dewa yang dahulu bersatu dalam persembahan bersama.”
    Relevansi: Tradisi Ngaben Nis Prateka Nir Prabhawa di Bongkasa merupakan realisasi dari yajña kolektif berdasarkan kesatuan.

  2. Sloka tentang Dana Punia dan Dharma Sosial
    श्रद्धया देयं। अश्रद्धया अदेयं।
    श्रियं देयं। ह्रियं देयं। भीया देयं॥

    Śraddhayā deyaṁ. Aśraddhayā adeyaṁ.
    Śriyaṁ deyaṁ. Hriyaṁ deyaṁ. Bhiyā deyaṁ.
    Makna:
    “Berikanlah dana punia dengan ketulusan, bukan karena paksaan. Berikan dengan rasa hormat, malu jika tidak memberi, dan takut pada hukum karma.”
    Relevansi: Semangat punia di Bongkasa menggambarkan pengamalan dharma sosial dengan penuh kesadaran spiritual.


Metode Pelaksanaan Ngaben Tanpa Biaya
a. Dana Urunan Kolektif
Warga desa secara berkala mengumpulkan dana urunan yang kemudian dikelola oleh Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Bongkasa. Dana ini diinvestasikan secara profesional dan bunga yang diperoleh dimanfaatkan untuk pembiayaan Ngaben Nis Prateka Nir Prabhawa.

b. Sistem Ayahan dan Sukarela
Semua krama adat ngayah (bekerja bakti) tanpa memandang apakah mereka memiliki sawe atau tidak. Nilai tatwam asi (“Aku adalah engkau”) menjadi dasar hubungan sosial di masyarakat.

c. Punia dan Kepedulian Sosial
Selain dana LPD, banyak warga menyumbang punia sukarela. Pada saat yang sama, juga dilakukan Metatah Massal untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, mencerminkan tanggung jawab sosial kolektif terhadap pendidikan spiritual generasi muda.


Hasil dan Dampak Sosial

  1. Beban Ekonomi Berkurang
    Warga tidak perlu menjual tanah atau berutang untuk memenuhi kewajiban adat. Ini berdampak positif pada kestabilan ekonomi keluarga.

  2. Pendidikan Lebih Prioritas
    Karena tidak terbebani oleh biaya upacara tinggi, keluarga dapat memprioritaskan biaya pendidikan bagi anak-anak mereka.

  3. Inspirasi bagi Desa Adat Lain
    Model Bongkasa dapat direplikasi oleh desa adat lain di Bali, menunjukkan bahwa solusi berbasis nilai lokal dapat menjawab tantangan struktural masyarakat Bali masa kini.


Pembahasan Filosofis
Tradisi Ngaben Nis Prateka Nir Prabhawa mencerminkan penerapan nilai-nilai Tri Hita Karana:

  • Parahyangan: Melalui pelaksanaan upacara yadnya yang sakral.
  • Pawongan: Melalui gotong royong antar warga.
  • Palemahan: Dengan pengelolaan dana yang berkelanjutan, mendukung kelestarian adat tanpa merusak sumber daya.

Relevan pula dengan ajaran Bhagavad Gita:
कर्मण्येवाधिकारस्ते मा फलेषु कदाचन।
मा कर्मफलहेतुर्भूर्मा ते सङ्गोऽस्त्वकर्मणि॥

Karmaṇy-evādhikāras te mā phaleṣu kadācana,
mā karma-phala-hetur bhūr mā te saṅgo ’stv akarmaṇi.
Makna:
“Engkau hanya berhak atas tindakanmu, bukan atas hasilnya. Jangan bertindak demi hasil, dan jangan pula enggan bertindak.”
Relevansi: Krama Bongkasa menjalankan karma yoga melalui gotong royong tanpa pamrih, demi kebaikan bersama.


Kesimpulan
Tradisi Ngaben Nis Prateka Nir Prabhawa tanpa biaya di Desa Adat Bongkasa adalah bukti bahwa gotong royong, dipadukan dengan manajemen adat yang profesional, mampu menjadi solusi konkret bagi permasalahan ekonomi dan pelestarian budaya. Tradisi ini tidak hanya mempertahankan warisan leluhur, namun juga memperkuat identitas spiritual dan sosial masyarakat Hindu Bali masa kini.


Daftar Pustaka

  • Ṛg Veda Saṁhitā
  • Taittirīya Upaniṣad
  • Bhagavad Gītā
  • Lontar Dharma Prawerti
  • Wawancara dengan Kelian Desa Adat Bongkasa (2025)
  • Data LPD Desa Adat Bongkasa (2020–2025)
  • Manuaba, I Gede Sugata Yadnya. (2025). Catatan Lapangan Upacara Ngaben Nis Prateka Nir Prabhawa di Bongkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar