Selasa, 20 Mei 2025

Rangda Tiga Lahir di Wuku Wariga

"Rangda Tiga Lahir di Wuku Wariga: Kajian Teologis, Mitologis, dan Kalenderika Bali terhadap Asal-Usul Sakti Leluhur Tripurusa"


Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Abstrak:

Tulisan ini mengkaji konsep "Rangda Tiga" yang dipercaya lahir pada wuku Wariga, dalam kosmologi Hindu Bali. Istilah "Rangda" dalam tradisi Bali tidak hanya merujuk pada tokoh mistik jahat, tetapi juga mengandung aspek teologis mendalam sebagai perwujudan Sakti dari Tripurusa. Ketiganya diyakini muncul sebagai bagian dari siklus kekuatan spiritual leluhur dan menjadi fondasi dari sistem keseimbangan sakala-niskala. Wuku Wariga dipilih sebagai penanda kelahiran mereka karena mengandung kodrat pertumbuhan, perawatan, dan pemindahan energi warisan (wariga = warisan).
---

Pendahuluan:

Dalam mitologi dan spiritualitas Hindu Bali, tokoh-tokoh suci atau sakral sering dilahirkan secara simbolik melalui kalender wuku, sistem penanggalan tradisional Bali yang terdiri dari 30 siklus mingguan. Wuku Wariga adalah salah satu wuku yang berkaitan erat dengan aspek tumbuh-kembang, keseimbangan purusa dan prakriti, serta perhitungan hari baik atau buruk berdasarkan warisan niskala.

"Rangda Tiga" adalah istilah langka yang muncul dalam beberapa lontar dan tutur niskala, mengacu pada tiga sakti agung:

1. Rangda Tengen (Putih) – lambang kesucian dan perlindungan.

2. Rangda Tengah (Abang) – lambang kekuatan dan dinamika.

3. Rangda Kiwa (Ijo) – lambang penyerap kekotoran dan pemurnian.
---

Pembahasan:

1. Arti Rangda dalam Konteks Teologis Bali:

"Rangda" secara literal berarti "janda", tetapi dalam konteks teologi Bali, ia merupakan simbol dari energi sakti yang terlepas dari ikatan duniawi. Ketika "istri" tidak lagi bersuami (secara simbolik), maka ia mewakili kekuatan mandiri, lepas, dan bebas, mirip dengan Kāli dalam Tantrisme India.

2. Tiga Rangda sebagai Wujud Sakti Tripurusa:

Dalam lontar-lontar seperti Usadha Bhuta, Bhuta Hita, dan Tuturan Pangleakan Rangda, disebutkan adanya tiga manifestasi kekuatan niskala yang menjaga dan mengatur ruang Bali dari tiga arah:

Utara (Tengen): Sakti Dewi Uma

Tengah (Puser Jagat): Sakti Durga Maheswari

Selatan (Kiwa): Sakti Batari Kalika

Ketiga rangda ini adalah simbolisasi lokal dari Tri-Sakti: Iccha, Jnana, dan Kriya Shakti.

3. Wuku Wariga sebagai Simbol Kelahiran Energi Sakti:

Wuku Wariga (urutan ke-6 dalam sistem 30 wuku) memiliki ciri:

Dewa Penjaga: Sang Hyang Guru

Watak: menghargai warisan, memperhatikan keindahan, memperbaiki kehancuran

Dalam konteks ini, wuku Wariga adalah rahim waktu yang tepat untuk kelahiran kekuatan purba yang membangun, menjaga, dan menghancurkan – peran yang dimainkan oleh Rangda Tiga. Oleh karena itu, dipercaya bahwa Rangda Tiga lahir secara niskala pada wuku Wariga, bukan sebagai makhluk jahat, melainkan sebagai archetype pelindung spiritual dari keseimbangan jagat Bali.
---

Kutipan Sloka Hindu:

"शक्तित्रयात्मकं ब्रह्म, सृष्टिस्थितिलयान्वितम्।
एकं त्रिधा विभज्यन्ते, देवीशक्तिस्वरूपिणीः॥"
śaktitrayātmakaṁ brahma, sṛṣṭisthitilayānvitam।
ekaṁ tridhā vibhajyante, devīśaktisvarūpiṇīḥ॥

Makna:
Brahman berwujud tiga sakti: penciptaan, pemeliharaan, dan pelebur. Ketiganya adalah manifestasi dari Sakti sebagai Ibu Agung.
---

Kesimpulan:

Kepercayaan mengenai "Rangda Tiga lahir di Wuku Wariga" bukanlah mitos kosong, melainkan bagian dari konstruksi spiritual Bali yang dalam. Ia mencerminkan Tri-Shakti yang lahir dalam waktu suci (Wariga) sebagai pelindung niskala wilayah dan garis keturunan tertentu. Dalam konteks ini, Rangda bukan entitas jahat, tapi penjelmaan Sakti sebagai penjaga dan pemurni jagat Bali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar