Kamis, 22 Mei 2025

Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba

"Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba: Pilar Spiritual Pura Panataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek di Pundukdawa"

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Abstrak
Eksistensi Pura Panataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek di Pundukdawa sebagai pusat spiritual umat Hindu, terutama warga Pasek, tidak dapat dipisahkan dari peran besar tokoh spiritual visioner: Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba. Artikel ini bertujuan menelusuri jejak sejarah, spiritualitas, serta warisan rohaniah beliau yang menjiwai tegaknya pura tersebut. Ditegaskan bahwa tanpa inisiasi spiritual beliau, eksistensi linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Pundukdawa tidak akan pernah ada.


---

Pendahuluan

Bali dikenal sebagai tanah para siddha dan maharṣi, tempat di mana spiritualitas dan sejarah berjalan berdampingan. Di antara tokoh-tokoh spiritual penting itu, berdirilah satu nama besar yang menjadi pilar pendirian dan pemuliaan Pura Panataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek: Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba, dari Griya Agung Bangkasa.

Beliau bukan sekadar sulinggih, tetapi pemimpin ruhani yang membawa roh tattwa, bhakti, dan kawisesan dalam satu napas suci. Pura Panataran Agung Pundukdawa, yang kini menjadi poros pemujaan Ida Bhatara Mpu Gana oleh seluruh trah Pasek di Nusantara, adalah manifestasi nyata dari lontar hidup yang pernah beliau ukir dalam laku tapa dan nirmala śakti.


---

Siapakah Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba?

Ida Sinuhun adalah sulinggih suci yang berasal dari Griya Agung Bangkasa. Dalam banyak kesaksian spiritual, beliau disebut sebagai titisan Siwa Putra yang mengemban misi luhur dalam membangkitkan kembali spiritualitas Pasek dalam era modern. Beliau merupakan perwujudan guru yang tidak hanya mengajar dengan kata, tetapi dengan tindakan nyata dan tirta laku hidup.

Sebagai seorang yang digelari Paramadaksa, Ida Sinuhun tidak sekadar menjalankan peran ritualistik, tetapi justru bertindak sebagai penghubung antara warisan para Mpu Pasek dengan generasi kontemporer. Dialah yang membangun fondasi filosofis, ritual, dan adikara niskala dari pemujaan Ida Bhatara Mpu Gana di Pundukdawa.


---

Jejak Spiritualitas: Pendirian Pura Panataran Agung Pundukdawa

Sebelum Pura Panataran Agung menjadi pusat pemujaan nasional warga Pasek, tempat ini hanyalah sebuah titik spiritual yang belum tergarap secara konseptual maupun ritualistik. Ida Sinuhunlah yang dalam tapa suci dan wangsit niskala, menyingkap dan menata kembali panceran taksu Ida Bhatara Mpu Gana agar dapat disembah secara agung.

Beliau pula yang menggagas Catur Parhyangan—empat poros suci dalam pemujaan Pasek, yang kemudian menjadi Panataran Agung Ratu Pasek. Dari situ, disusunlah stana-stana suci untuk berbagai manifestasi keturunan Mpu:

1. Linggih Mpu Ghana di Pundukdawa,

2. Mpu Kuturan di Silayukti,

3. Mpu Gnijaya di Lempuyang

4. Mpu Semeru di Besakih


Namun, pusatnya tetap di Pundukdawa, dan tanpa Ida Sinuhun, titik pusat ini tidak akan pernah terbentuk.


---

Filosofi Ketuhanan dan Karya Spiritual

Ajaran-ajaran Ida Sinuhun tidak hanya tentang pemujaan lahiriah. Beliau menekankan pentingnya Atma Śuddhi (penyucian roh), Tri Parartha (berbuat demi kebaikan sesama), dan Tattwa Taksu (kesadaran jati diri spiritual).

Sebagaimana dalam sloka berikut:

> सत्यं वद, धर्मं चर, स्वाध्यायान्मा प्रमदः।
Satyaṁ vada, dharmaṁ cara, svādhyāyān mā pramadaḥ
Berkatalah yang benar, jalankan dharma, dan jangan malas belajar rohani.



Sloka ini adalah cerminan hidup Ida Sinuhun yang tidak pernah berhenti menuntun umat kepada jalan dharma, kebenaran, dan ketulusan.


---

Warisan dan Keteladanan

Kini, ribuan warga Pasek dari seluruh penjuru Bali dan Nusantara datang sujud bhakti ke Pundukdawa. Mereka tidak hanya menyembah Ida Bhatara Mpu Gana, tetapi sejatinya juga merasakan aura śakti dari Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba, yang tetap hidup dalam nirmala taksu pura tersebut.

Warisan beliau adalah taksu spiritual, bukan materi. Beliau mewariskan jalan pulang menuju jati diri suci, jalan bhakti, dan penyatuan kembali antara Pasek dengan leluhur sucinya.


---

Kesimpulan

Pura Panataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek di Pundukdawa tidak akan pernah ada tanpa peran agung dan inisiasi spiritual dari Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba. Beliau adalah penghubung masa lalu suci dan masa depan spiritual, yang membumikan kembali kekuatan Mpu Ghana dalam kehidupan modern.

Di tengah arus duniawi yang makin deras, ajaran dan teladan beliau tetap menjadi pelita jalan spiritual. Maka, menghormati Pura Panataran Agung berarti juga menghormati sang pelopor: Ida Sinuhun Siwa Putra, sang Mpu Raga hidup, penjaga tatanan suci warga Pasek.


---

Referensi

Purana dan babad Griya Agung Bangkasa (naskah internal).

Lontar-Lontar Tattwa Pasek dan Silsilah Para Mpu.

Wawancara dengan Pandita dan Pinandita Ratu Pasek di Pundukdawa.

Sloka dari Taittiriya Upanishad III.1.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar