“Sedulur Papat Kalima Pancer: Simbolisme Kelahiran dan Kesadaran Rohani dalam Perspektif Hindu”
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Abstrak:
Konsep “Sedulur Papat Kalima Pancer” merupakan filsafat spiritual Jawa dan Nusantara yang memuat pemahaman kosmologis dan mistis tentang kelahiran manusia, yang sejalan dengan ajaran Hindu tentang unsur pembentuk manusia (pañca mahābhūta) dan entitas rohani yang menyertai kelahiran. Artikel ini mengulas makna simbolik visual dari konsep tersebut dalam bingkai filsafat Hindu, dengan merujuk pada sloka Veda dan Upanishad sebagai dasar teologisnya.
---
Pendahuluan:
Dalam kepercayaan Jawa kuno yang bersinggungan dengan ajaran Hindu, manusia tidak lahir sendirian. Ia ditemani oleh empat saudara rohani yang disebut sedulur papat, yaitu: ari-ari (plasenta), darah, air ketuban, dan tali pusar. Sementara pancer merujuk pada sang roh utama atau sang diri sejati (ātman). Konsep ini secara esoterik sejalan dengan pemahaman Hindu tentang eksistensi manusia sebagai gabungan unsur fisik dan nonfisik.
---
Makna Visual dan Simbolik:
Gambar yang Anda unggah memuat sosok janin dengan empat elemen di sekelilingnya, menunjukkan sedulur papat, dan satu elemen pusat sebagai pancer.
Sedulur Papat: adalah entitas yang menemani kelahiran jasmani manusia.
Ari-ari (Catur)
Getih (Darah)
Air ketuban (Amniotik)
Puser (Tali pusat)
Kalima Pancer: adalah inti jiwa, yang dalam Hindu disebut Ātman.
---
Telaah Filsafat Hindu:
Dalam sistem tattva Hindu, manusia terdiri dari unsur:
1. Pañca Mahābhūta – lima elemen agung (akāśa, vāyu, teja, āpa, pṛthivī)
2. Pañca Jñānendriya – lima alat pengetahuan
3. Pañca Karmendriya – lima alat tindakan
4. Manas, Buddhi, Ahaṃkāra, Citta – elemen mental
5. Ātman – roh sejati
Sloka Hindu:
Sanskerta:
यो वै भूमा तद् अमृतं अथ यद् अल्पं तन्मर्त्यं ।
Transliterasi:
Yo vai bhūmā tad amṛtaṃ atha yad alpaṃ tanmartyam.
Makna:
Yang tak terbatas (sejati) adalah kekekalan, dan yang terbatas adalah kefanaan.
(Chāndogya Upaniṣad 7.24.1)
Sloka ini menegaskan bahwa jiwa (pancer atau ātman) adalah kekal dan merupakan pusat kesadaran. Sedangkan sedulur papat adalah bagian dari kelahiran fisik yang akan kembali ke asalnya setelah kematian.
---
Relevansi Konsep Kalima Pancer dalam Hindu:
Ātman sebagai pusat (pancer) adalah saksi abadi dari pengalaman hidup. Empat unsur pendukung kelahiran adalah kendaraan jasmani yang membantu perjalanan hidup di dunia maya (māyā). Seperti dijelaskan dalam Bhagavad Gītā:
Sanskerta:
न जायते म्रियते वा कदाचिन् नायं भूत्वा भविता वा न भूयः।
Transliterasi:
Na jāyate mriyate vā kadācin nāyaṃ bhūtvā bhavitā vā na bhūyaḥ.
Makna:
Atman tidak pernah lahir dan tidak pernah mati. Ia tidak berasal dari sesuatu dan tidak akan menjadi sesuatu.
(Bhagavad Gītā 2.20)
---
Kesimpulan:
Konsep “Sedulur Papat Kalima Pancer” merupakan jembatan spiritual antara kosmologi Hindu dan tradisi lokal Jawa-Bali. Simbolisme ini mengajarkan bahwa dalam hidup manusia tidak pernah sendiri. Ada entitas ilahi dan unsur rohani yang menyertai sejak dalam kandungan. Kesadaran akan pancer (ātman) adalah jalan menuju moksha—pembebasan spiritual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar