Makna Pengabenan Nis Prateka Nir Prabhawa: Kesepakatan Atas Inti Upacara, Bukan Pengurangan Nilai
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Dalam tradisi Hindu Bali, upacara pengabenan merupakan salah satu ritus penting dalam siklus kehidupan. Ia bukan sekadar peristiwa adat, melainkan jembatan spiritual untuk mengantar roh (atma) menuju pelepasan dan penyatuan kembali dengan Sang Sumber Ilahi.
Namun, dalam praktiknya, terdapat berbagai bentuk dan tingkatan pengabenan—dari yang lengkap hingga yang sederhana. Salah satunya adalah pengabenan nis prateka nir prabhawa. Dalam istilah ini terkandung makna yang dalam dan sering kali disalahpahami sebagai bentuk "meremehkan" atau "mengurangi" kualitas upacara.
Padahal sejatinya, nis prateka nir prabhawa bukanlah bentuk pengurangan nilai sakral, melainkan penekanan pada upacara inti yang esensial dan fungsional secara spiritual.
---
Makna Kata: Nis Prateka Nir Prabhawa
Mari kita jabarkan secara etimologis:
Nis: Tanpa, tidak ada
Prateka: Atribut atau simbol-simbol (bisa berarti perlengkapan upacara atau ornamen lahiriah)
Nir Prabhawa: Tanpa pengaruh atau dampak besar secara lahiriah
Maka, pengabenan nis prateka nir prabhawa berarti:
> Upacara pengabenan yang tidak disertai atribut atau perlengkapan upacara besar, namun tetap menjalankan inti dari proses spiritualnya.
Dengan kata lain, ini adalah bentuk upacara yang sederhana secara fisik, namun tetap sah dan kuat secara esensial.
---
Sloka Sansekerta Pendukung:
> Sanskerta (Devanagari):
न तु वस्त्रैः न पात्रैः न च कृत्या महत्या; श्रद्धया एव सम्यग् विधिना यज्ञः सिध्यति।
Transliterasi (IAST):
na tu vastraiḥ na pātraiḥ na ca kṛtyā mahatyā; śraddhayā eva samyag vidhinā yajñaḥ sidhyati
Makna:
Bukan karena pakaian, wadah, atau perayaan besar upacara menjadi berhasil; melainkan karena keyakinan (śraddhā) dan pelaksanaan yang benar, yadnya mencapai tujuannya.
Sloka ini menegaskan bahwa esensi keberhasilan yadnya bukan pada besar kecilnya upacara secara lahiriah, tetapi pada kualitas niat, ketulusan, dan ketepatan pelaksanaannya.
---
Kesepakatan Atas Inti, Bukan Pengurangan Nilai
Dalam masyarakat Hindu Bali, keputusan untuk melaksanakan pengabenan nis prateka nir prabhawa sering kali didasarkan atas:
Kemampuan nyata sang yajamāna (pemilik upacara), baik secara ekonomi maupun sosial,
Keadaan darurat atau waktu yang mendesak,
Prioritas pada esensi pelepasan roh atma daripada tampilan lahiriah upacara.
Dengan demikian, tidak ada pengurangan nilai spiritual, sebab yang dijalankan adalah inti dari proses spiritual pengabenan, yakni:
1. Nyekah (pelepasan ikatan duniawi),
2. Ngaskara (penyucian atma),
3. Nuntun Atma (pembimbingan ke alam suci),
4. Ngabakti (penghormatan kepada leluhur).
---
Penutup: Spiritualitas Lebih Tinggi dari Simbolisme
Sebagaimana tertulis dalam Bhagavad Gītā:
> पत्रं पुष्पं फलं तोयं यो मे भक्त्या प्रयच्छति।
patraṁ puṣpaṁ phalaṁ toyaṁ yo me bhaktyā prayacchati
"Daun, bunga, buah, atau air—jika dipersembahkan dengan bhakti, Aku menerimanya."
(Bhagavad Gītā 9.26)
Ayat ini mengajarkan bahwa yang diterima oleh Tuhan bukanlah besar kecilnya persembahan, melainkan ketulusan hati di baliknya.
Demikian pula, pengabenan nis prateka nir prabhawa bukan bentuk kekurangan, melainkan bentuk kebijaksanaan spiritual dan sosial—menyepakati esensi, bukan meninggalkan makna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar