Caru Jigramaya
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
"Ji": hidup
"Grama": kelompok, komunitas
"Ya": bentuk afiks atau penekanan
Sehingga Jigramaya bermakna pengendali atau penjinak kekuatan yang mengganggu kehidupan komunitas.
---
Makna dan Fungsi Caru Jigramaya:
Caru Jigramaya dilaksanakan untuk:
Menetralisir energi leak, bhuta kala, atau kekuatan hitam yang mengganggu.
Memulihkan keseimbangan setelah adanya pelanggaran kesucian, kematian tragis, atau energi negatif ekstrem.
Membuka jalan bagi pelaksanaan upacara yang lebih suci (seperti pitra yadnya, ngaben, atau nava gempala).
---
Unsur Umum dalam Caru Jigramaya:
1. Tepung tawar (caru) – biasanya menggunakan ayam cemani (hitam), babi, atau ayam brumbun, tergantung tingkatannya.
2. Pemujaan Bhuta Kala – disertai mantra-mantra jigramaya untuk “memanggil lalu menetralisir.”
3. Panglukatan (penyucian) – dilakukan oleh sulinggih atau pemangku untuk menutup ritual.
4. Tawur – kadang disertai dengan tawur ratu gede jika skalanya besar.
---
Contoh Sloka/Mantra Jigramaya (versi weda lokal)
Om rudra manyuḥ sahasrākṣaḥ jigramaya namo astu te
triśūlena damayantu sarvabhūtāni śāntaye svāhā
Transliterasi:
Om Rudra Manyuḥ Sahasrākṣaḥ Jigramaya Namo Astu Te,
Triśūlena Damayantu Sarvabhūtāni Śāntaye Svāhā
Makna:
"Wahai Rudra yang bermata seribu dan penuh amarah, tenanglah.
Dengan trisulamu, tundukkan semua makhluk kasar demi kedamaian."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar