Sabtu, 10 Mei 2025

Caru Jigramaya

Caru Jigramaya

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Caru Jigramaya adalah salah satu bentuk caru (upacara persembahan) dalam tradisi Hindu Bali yang bersifat penyucian, penetral, dan pengharmonisan energi bhuta (kekuatan alam atau makhluk tak kasat mata) dalam konteks yang bersifat lebih agresif atau destruktif. Kata jigramaya sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang dapat diurai sebagai berikut:

"Ji": hidup

"Grama": kelompok, komunitas

"Ya": bentuk afiks atau penekanan
Sehingga Jigramaya bermakna pengendali atau penjinak kekuatan yang mengganggu kehidupan komunitas.



---

Makna dan Fungsi Caru Jigramaya:

Caru Jigramaya dilaksanakan untuk:

Menetralisir energi leak, bhuta kala, atau kekuatan hitam yang mengganggu.

Memulihkan keseimbangan setelah adanya pelanggaran kesucian, kematian tragis, atau energi negatif ekstrem.

Membuka jalan bagi pelaksanaan upacara yang lebih suci (seperti pitra yadnya, ngaben, atau nava gempala).



---

Unsur Umum dalam Caru Jigramaya:

1. Tepung tawar (caru) – biasanya menggunakan ayam cemani (hitam), babi, atau ayam brumbun, tergantung tingkatannya.


2. Pemujaan Bhuta Kala – disertai mantra-mantra jigramaya untuk “memanggil lalu menetralisir.”


3. Panglukatan (penyucian) – dilakukan oleh sulinggih atau pemangku untuk menutup ritual.


4. Tawur – kadang disertai dengan tawur ratu gede jika skalanya besar.




---

Contoh Sloka/Mantra Jigramaya (versi weda lokal)

Om rudra manyuḥ sahasrākṣaḥ jigramaya namo astu te
triśūlena damayantu sarvabhūtāni śāntaye svāhā

Transliterasi:
Om Rudra Manyuḥ Sahasrākṣaḥ Jigramaya Namo Astu Te,
Triśūlena Damayantu Sarvabhūtāni Śāntaye Svāhā

Makna:
"Wahai Rudra yang bermata seribu dan penuh amarah, tenanglah.
Dengan trisulamu, tundukkan semua makhluk kasar demi kedamaian."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar