Jumat, 18 April 2025

Moksha sebagai Proses Penyatuan Atman dengan Brahman

Moksha sebagai Proses Penyatuan Atman dengan Brahman: Telaah Filosofis Pelepasan Panca Maha Bhuta dan Unsur Diri Berdasarkan Perspektif Tattwa Hindu

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Abstrak

Dalam ajaran Hindu khususnya di Nusantara, proses kematian bukan sekadar berakhirnya kehidupan fisik, melainkan sebuah transformasi suci menuju penyatuan dengan kesadaran universal – moksha. Proses ini ditandai dengan pelepasan bertahap dari seluruh unsur pembentuk tubuh dan jiwa, yakni panca maha bhuta, karmendriya, budi indriya, dan tanmatra, kembali menuju sumber asalnya. Artikel ini mengulas tahapan-tahapan tersebut secara sistematis, didukung kutipan sloka Sansekerta yang relevan, serta makna filosofisnya dalam konteks tattwa dan yoga.


---

Pendahuluan

Hidup adalah perjalanan sang Atman. Saat tubuh fana tak lagi mampu menjadi wadahnya, maka dimulailah proses kembali ke asal, menuju moksha. Moksha bukan sekadar “mati”, melainkan pencapaian tertinggi: lepas dari kelahiran kembali dan bersatu dengan Brahman.


---

Sloka Sansekerta Pendukung

> "Yadā pañcāvatiṣṭhante jñānāni manasā saha |
buddhiś ca na vicestiṣṭa tam āhuḥ paramāṁ gatim"
(Kaṭha Upaniṣad 2.3.10)



Transliterasi:
Yadā pañca avatiṣṭhante jñānāni manasā saha, buddhiś ca na vicestiṣṭa tam āhuḥ paramāṁ gatim.

Makna:
Apabila kelima indriya dan pikiran telah diam, serta kecerdasan berhenti bergerak, itulah keadaan tertinggi — moksha.


---

1. Pelepasan Panca Maha Bhuta

Tubuh manusia terbentuk dari lima unsur dasar: tanah (pretiwi), air (apah), api (teja), udara (bayu), dan ruang (akasa). Saat kematian:

Pretiwi (daging, tulang) kembali ke timur oleh Sang Anggapati

Apah (cairan tubuh) kembali ke selatan oleh Sang Mrajapati

Teja (panas tubuh) kembali ke barat oleh Sang Banaspati

Bayu (udara) kembali ke utara oleh Sang Banaspati Raja

Akasa (rongga tubuh) kembali ke tengah oleh Sang Bhuta Dengen / Raganta



---

2. Pelepasan Panca Karmendriya (Indria Tindakan)

Kelima daya tindakan juga dilebur dan dikembalikan ke hati:

Panendriya (gerak tangan) → oleh Anggapati

Padendriya (gerak kaki) → oleh Mrajapati

Garbendriya (organ perut) → oleh Banaspati

Upastendriya (organ kelamin) → oleh Banaspati Raja

Payundriya (organ ekskresi) → oleh Bhuta Dengen / Raganta



---

3. Pelepasan Panca Budhi Indriya (Indria Pengetahuan)

Indria pengenalan kembali ke kesadaran dan menyebabkan personifikasi unsur-unsur halus kembali ke asal:

Srotendriya (pendengaran) → ke jantung → Anggapati melebur jadi Ratu Ngurah Tangkeb Langit

Twakindriya (peraba) → ke hati → Mrajapati jadi Ratu Wayan Tebeng

Caksundriya (penglihatan) → ke ginjal → Banaspati jadi Ratu Made Jelawung

Jihwendriya (pengecap) → ke empedu → Banaspati Raja jadi Ratu Nyoman Sakti Pengadangan

Ghranendriya (penciuman) → ke tumpukan energi → Bhuta Dengen jadi Ratu Ketut Petung



---

4. Pelepasan Panca Tanmatra (Esensi Indrawi)

Tanmatra adalah energi halus dari pengalaman indrawi. Proses pelepasannya melibatkan pengembalian ke asal ilahi:

Rupa Tanmatra (visual) → kembali ke Ong lewat Ratu Ngurah Tangkeb Langit → ke Iswara

Rasa Tanmatra (pengecap) → Ratu Wayan Tebeng → Brahma

Gandha Tanmatra (penciuman) → Ratu Made Jelawung → Mahadeva

Sabda Tanmatra (suara) → Ratu Nyoman Sakti Pengadangan → Wisnu

Sparsa Tanmatra (sentuhan) → Ratu Ketut Petung → Siwa



---

5. Kesatuan Atman dan Brahman: Kembali ke Sumber

Semua unsur yang dilepaskan disucikan oleh kundalini, naik dari mandala dasar ke hati, lalu menyatu di Brahmadara – titik penyatuan Atman dengan Brahman.

> "Sarvam khalvidam brahma"
(Chandogya Upanishad 3.14.1)
"Sesungguhnya, semua ini adalah Brahman."



Ketika penyatuan itu terjadi, maka:

Unsur fisik → kembali ke Pertiwi

Energi halus → kembali ke Maya / Ibu Alam Semesta

Daya kesadaran → kembali ke Om

Om → ke Aham (kesadaran aku semesta)

Aham → ke Ham (nirguna brahman – tanpa bentuk, tanpa sifat)



---

Penutup

Moksha bukan pelarian dari dunia, melainkan pulang ke rumah sejati. Tubuh ini hanyalah pakaian sementara. Saat pakaian itu ditanggalkan, kitalah jiwa abadi yang kembali ke samudra kesadaran tak terbatas — Brahman. Proses pelepasan ini adalah ritual tertinggi yang sarat makna spiritual dan ilmiah dalam ajaran Hindu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar