KEKUATAN MENTAL ANAK DALAM KETERBATASAN: Refleksi Nilai-Nilai Ketahanan Diri dan Dharma dari Perspektif Hindu
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Abstrak
Anak-anak yang berasal dari latar belakang ekonomi terbatas sering menghadapi tekanan sosial dan stigma yang menggerus rasa percaya diri. Namun, tidak sedikit dari mereka justru menunjukkan kekuatan mental luar biasa. Artikel ini mengeksplorasi pentingnya daya tahan mental (resiliensi) pada anak dalam situasi keterbatasan, dengan meninjau kebijaksanaan Sansekerta dari kitab suci Hindu sebagai landasan filosofis dan spiritual.
---
1. Pendahuluan
Dalam foto yang viral ini, terlihat seorang anak sekolah dasar dengan topi yang sudah usang dan seragam lusuh. Namun, ia tetap hadir dan berdiri sejajar dengan teman-temannya. Tindakan sederhana ini adalah manifestasi dari kekuatan batin yang luar biasa.
> "Topi jelek, baju lusuh. Kalau anak ini punya mental lembek, pasti hari itu dia tidak sekolah."
Kalimat tersebut mengandung makna mendalam tentang keberanian, ketekunan, dan ketangguhan mental.
---
2. Perspektif Dharma: Kekuatan Diri dari Kitab Suci
> Sloka dari Bhagavad Gita 2.47:
Sanskerta:
कर्मण्येवाधिकारस्ते मा फलेषु कदाचन ।
मा कर्मफलहेतुर्भूर्मा ते सङ्गोऽस्त्वकर्मणि ॥
Transliterasi:
Karmaṇy-evādhikāras te mā phaleṣu kadācana,
Mā karma-phala-hetur bhūr mā te saṅgo ’stv akarmaṇi.
Makna:
Engkau hanya berhak atas tindakanmu, bukan atas hasilnya. Jangan menjadikan hasil sebagai motifmu, dan jangan pula terpikat untuk tidak bertindak.
Sloka ini mengajarkan bahwa yang terpenting adalah melakukan tugas dengan sepenuh hati, tanpa tergantung pada hasil. Anak dalam gambar menunjukkan semangat karma yoga—melakukan kewajibannya (bersekolah) tanpa memikirkan apakah ia akan diejek karena penampilannya.
---
3. Mental Baja dalam Keterbatasan
Ketahanan mental bukan hanya bawaan, tapi juga hasil dari pengalaman, pengasuhan, dan pemaknaan hidup. Dalam ajaran Hindu, konsep Tapas (pengendalian diri dan ketabahan) dan Shraddha (keyakinan) menjadi pilar dalam membentuk mental yang kuat.
> Sloka dari Taittiriya Upanishad 1.11.1:
Sanskerta:
श्रद्धया देयं। अश्रद्धया अदेयं।
Transliterasi:
Śraddhayā deyaṁ. Aśraddhayā adeyaṁ.
Makna:
Beri (lakukan) dengan keyakinan. Jangan beri (lakukan) tanpa keyakinan.
Anak itu hadir di sekolah dengan penuh keyakinan, bukan karena ingin dinilai, tapi karena ia memegang nilai pendidikan sebagai jalan keluar dari kesulitan.
---
4. Kesimpulan
Di tahun 2025, saat sebagian anak mungkin mengeluh karena internet lambat atau sepatu baru belum dibeli, ada anak-anak seperti dalam gambar yang diam-diam menaklukkan dunia dari kekurangannya. Mereka bukan hanya pelajar, mereka adalah pejuang kecil dengan semangat besar.
Sebagaimana tertulis dalam Mahabharata:
> Sanskerta:
न हि ज्ञानेन सदृशं पवित्रमिह विद्यते।
Transliterasi:
Na hi jñānena sadṛśaṁ pavitram iha vidyate.
Makna:
Tiada yang menyamai kesucian pengetahuan di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar