Senin, 28 April 2025

Kewenangan Pinandita Wiwa Griya Agung Bangkasa

Kewenangan Pinandita Wiwa Griya Agung Bangkasa sebagai Jan Banggul Ring Pura Kahyangan Dharma Smerti: Tinjauan atas Status, Sesana, dan Panugrahan dalam Etika Hindu
---
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Abstrak:

Pinandita Wiwa Griya Agung Bangkasa memiliki kedudukan yang istimewa sebagai jan banggul di Pura Kahyangan Dharma Smerti dan Pura yang di Emong oleh pinandita wiwa yang bersangkutan. Kedudukan ini tidak hanya memberikan kewenangan lebih dalam aspek spiritual dan sosial, tetapi juga menegaskan sahnya status sebagai keluarga Brahmana melalui proses pawintenan wiwa dan natab sesayut dharmaning wiwa. Walau lebih utama daripada pemangku lain, Pinandita Wiwa tetap wajib berpegang teguh pada sesana, bhisama wiwa, serta senantiasa ngelungsur panugrahan dari guru nabe. Artikel ini membahas peranan sakral Pinandita Wiwa berdasarkan sloka Hindu, prinsip dharma, dan kewajiban moral dalam menjaga kesinambungan panugrahan.
---

Pendahuluan:

Dalam tradisi Hindu Bali, struktur kepemimpinan spiritual tidak hanya ditentukan oleh garis keturunan, tetapi juga oleh pengukuhan spiritual melalui sakralisasi pawintenan wiwa dan natab sesayut dharmaning wiku panugrahan dari seorang guru nabe. Pinandita Wiwa yang lahir dari Griya Agung Bangkasa memiliki peran sangat strategis sebagai jan banggul atau ujung tombak spiritual di Pura Kahyangan Dharma Smerti serta tempat suci yang ada di Bali maupun luar Bali, sepanjang tetap mohon ijin pada pemangku setempat.
Keberadaannya lebih mulia dan utama dibandingkan pemangku biasa karena telah secara sah diterima sebagai bagian dari keluarga Brahmana spiritual. Namun demikian, keutamaan ini tidak menghapuskan tanggung jawabnya untuk tetap eling terhadap sesana pinandita, bhisama wiwa, dan panugrahan yang diwariskan dari guru nabe.
---

Kutipan Sloka Hindu:

Bahasa Sanskerta:
आचार्याद्धिपरो धर्मः।

Transliterasi:
Ācāryāddhiparo dharmaḥ.

Makna:
"Dharma yang utama berasal dari Sang Ācārya (guru spiritual)."

(Sumber: Manusmṛti II.68)

Sloka ini mempertegas bahwa puncak dari semua dharma seorang pinandita adalah kesetiaan terhadap ajaran dan restu dari guru nabe. Tanpa keberlanjutan panugrahan, kewenangan spiritual kehilangan keabsahan dan taksunya.
---

Pembahasan:

1. Kedudukan Pinandita Wiwa Griya Agung Bangkasa

Pinandita Wiwa dari Griya Agung Bangkasa berfungsi sebagai jan banggul, pelindung dan pemimpin upacara utamanya di Pura Kahyangan Dharma Smerti dan di Pura yang di Emong oleh pinandita wiwa bersangkutan. Fungsi ini membuatnya memiliki otoritas lebih dibandingkan pemangku lain dalam upacara yajña, upakara, dan pemeliharaan spiritual pura.

2. Status Sebagai Bagian dari Keluarga Brahmana

Melalui prosesi sakralisasi pawintenan wiwa dan widi widana yang sah, Pinandita Wiwa Griya Agung Bangkasa bukan sekadar berstatus sosial tinggi, tetapi mengemban tanggung jawab besar sebagai Brahmana dalam makna dharmika: memelihara, mengajarkan, dan mengamalkan dharma.

3. Pentingnya Eling Ring Sesana dan Bhisama Wiwa

Sebagai pemuka spiritual, Pinandita Wiwa harus selalu ingat terhadap sesana atau tata laku kesucian yang mengatur perilaku sehari-hari, seperti tidak serakah, rendah hati, ikhlas, dan mengutamakan pelayanan suci.
Selain itu, bhisama wiwa atau ketetapan adat dan agama harus ditaati agar kewenangan yang dimiliki tetap dalam koridor dharma.

4. Kewajiban Ngelungsur Panugrahan Ring Guru Nabe

Panugrahan adalah sumber kekuatan spiritual Pinandita Wiwa. Tanpa memperbarui dan menjaga restu guru nabe, seorang pinandita dapat kehilangan legitimasi spiritualnya. Oleh sebab itu, ngelungsur panugrahan secara berkala adalah bagian dari laku spiritual yang wajib dilakukan.

---

Kutipan Sloka Pendukung:

Bahasa Sanskerta:
गुरोः कृपा हि केवलं शिष्यं मोचयति संसारात्।

Transliterasi:
Guroḥ kṛpā hi kevalaṁ śiṣyaṁ mocayati saṁsārāt.

Makna:
"Hanya karena anugerah guru, seorang murid dapat terbebas dari ikatan duniawi."

(Sumber: Guru Gita, sloka 42)

Sloka ini menguatkan bahwa keberhasilan spiritual seorang pinandita wiwa sangat bergantung pada hubungan sucinya dengan guru nabe.
---

Kesimpulan:

Pinandita Wiwa Griya Agung Bangkasa sebagai jan banggul di Pura Kahyangan Dharma Smerti dan atau Pura yang di Emong oleh pinandita wiwa bersangkutan serta memiliki keutamaan spiritual yang diakui secara sosial dan sakral. Namun, kedudukan ini menuntut ketaatan penuh pada sesana, bhisama wiwa, dan kontinuitas panugrahan dari guru nabe. Tanpa itu, keagungan kewenangan dapat berubah menjadi kelemahan spiritual.
Seorang Pinandita Wiwa harus selalu mengingat bahwa esensi Brahmana bukanlah status, tetapi laku suci yang berlandaskan dharma dan kesetiaan pada guru nabe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar