Senin, 28 April 2025

Makna Cinta dalam Perspektif Filsafat Aristoteles dan Hindu

Makna Cinta dalam Perspektif Filsafat Aristoteles dan Hindu: Telaah Terhadap Nilai Kehidupan Manusia

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Pendahuluan
Dalam pemikiran filsafat, cinta (prema/kāma dalam istilah Hindu) menjadi salah satu aspek fundamental eksistensi manusia. Aristoteles, filsuf Yunani Kuno, pernah menyatakan,

> "Manusia tanpa cinta adalah mayat yang berjalan."

Ungkapan ini memberikan gambaran bahwa cinta merupakan jiwa kehidupan itu sendiri. Tanpa cinta, manusia hanya menjadi tubuh yang bergerak tanpa makna, tanpa tujuan sejati. Konsep ini juga memiliki resonansi mendalam dalam ajaran Hindu.
---

Kutipan Sloka Hindu yang Relevan

Dalam Bhagavad Gītā terdapat sloka yang berkaitan dengan makna cinta dan hidup manusia:

> संयोगं योगसंज्ञितं।
saṃyogaṃ yoga-saṃjñitaṃ
(Bhagavad Gītā 6.23)

Artinya:
Penyatuan sejati dengan Tuhan disebut sebagai Yoga.

Makna:
Dalam konteks Hindu, cinta (bhakti) adalah bentuk penyatuan jiwa individu (ātman) dengan Tuhan (Paramātman). Tanpa cinta—terutama cinta ilahi (bhakti)—jiwa manusia menjadi terpisah dari sumber sejatinya, ibarat tubuh tanpa ruh. Maka, manusia yang hidup tanpa cinta sejati hakikatnya seperti 'mayat berjalan', bergerak tanpa tujuan spiritual.
---

Telaah Filsafat Aristoteles dan Hindu

Aristoteles dalam karyanya Nicomachean Ethics menyatakan bahwa manusia mencapai tujuan hidupnya (eudaimonia/kebahagiaan sejati) bukan hanya melalui berpikir rasional, tetapi juga dengan mengembangkan hubungan cinta dan kasih terhadap sesama. Tanpa cinta, manusia kehilangan elemen penting dari keberadaannya.

Ajaran Hindu, melalui teks-teks seperti Bhagavad Gītā dan Upanishad, juga menekankan bahwa cinta adalah prinsip adhyātma (spiritualitas) yang menghubungkan jiwa dengan kebenaran tertinggi. Cinta bukan hanya perasaan, melainkan gerak penyatuan menuju pencerahan.
---

Kesimpulan

Baik dalam filsafat Barat maupun ajaran Hindu, cinta diakui sebagai unsur pokok kehidupan yang memberi makna pada keberadaan manusia. Seperti kata Aristoteles, "Manusia tanpa cinta adalah mayat yang berjalan," begitu pula dalam Hindu, tanpa cinta (bhakti), kehidupan manusia hanyalah kekosongan tanpa makna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar