Sabtu, 26 April 2025

Penghormatan kepada Ida Dalem Tangsub

Penghormatan kepada Ida Dalem Tangsub: Simbolisasi Pelestarian Nilai melalui Pendirian Patung Ki Dalang Tangsub di Griya Agung Bangkasa-Bongkasa-Abiansemal-Badung dan di Gianyar

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Abstrak

Artikel ini membahas makna filosofis pendirian Patung Ki Dalang Tangsub (Ida Dalem Tangsub) di Griya Agung Bangkasa-Bongkasa-Abiansemal-Badung dan di Gianyar, Bali, sebagai penghormatan kepada pelopor Desa Adat Rangdilangit/Bangkasa/Bongkasa. Sebagai tokoh penglingsir Griya Agung Bangkasa, Ida Dalem Tangsub dikenang tidak hanya sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga sebagai penggerak tradisi kesusastraan Bali. Dilandasi oleh kutipan lontar karya beliau, makna pendirian patung ini dianalisis dalam kerangka nilai-nilai Bali: pengabdian (bhakti), kesadaran leluhur (pitṛ-smaraṇa), dan pelestarian warisan budaya (dharma-samskara).

Pendahuluan

Pendirian Patung Ki Dalang Tangsub di Griya Agung Bangkasa-Bongkasa-Abiansemal-Badung dan di Gianyar merupakan wujud nyata penghormatan masyarakat Bali, khususnya semoton Bongkasa-Abiansemal-Badung, terhadap jasa besar beliau dalam membangun dan mengembangkan wilayah Rangdilangit, Bangkasa, dan Bongkasa.
Dalam catatan sejarah lisan dan lontar-lontar klasik, Ida Dalem Tangsub dikenal sebagai seorang Dalang (seniman wayang, penyebar nilai dharma), pemimpin spiritual/wiku rakawi, serta intelektual tradisional yang menulis karya-karya suci, termasuk Puh Ginada yang terkenal.
Pendirian patung ini mencerminkan kesadaran masyarakat (eling) atas pamargin atau perjalanan suci hidup beliau.

Kutipan Lontar Ida Dalem Tangsub

Salah satu kutipan dari lontar ajaran beliau menyatakan:

> "Sang aywa lupa ring janma ri kapara, piteket ngeningangang raraga sareng budhi, laksana kalawan wruha ring sujati."


Transliterasi:

> "Saṅ āywa lupā riṅ janma ri kaparā, piteket ngeningaṅaṅ rarāga sāraṅ buddhi, lakṣaṇa kalawan wṛhā riṅ sujati."

Terjemahan:

> "Janganlah manusia melupakan asal-usulnya, gunakan tubuh dan pikiran untuk mengingat kembali jati diri sejati."

Makna:

Pitṛ-smaraṇa: Mengingat leluhur dan asal-usul sebagai landasan spiritualitas hidup.

Guna raraga sareng budhi: Menyadari bahwa tubuh (fisik) dan pikiran (kognitif) adalah alat untuk mencapai kesadaran akan dharma.

Wruha ring sujati: Menyadari hakikat sejati, yakni pengabdian kepada dharma dan harmoni dengan semesta.

Filosofi Pendirian Patung

Dalam tradisi Bali, patung bukan sekadar benda artistik, melainkan pratima — lambang spiritual pengikat kesadaran kolektif masyarakat terhadap nilai yang diwariskan.
Pendirian Patung Ki Dalang Tangsub bermakna:

1. Suksma Ring Ida Dalem Tangsub: Menghaturkan rasa syukur dan hormat kepada beliau atas jasa-jasa rohaninya.

2. Eling ring Pamargin Ida: Membangkitkan kesadaran generasi kini terhadap perjalanan suci dan pengorbanan beliau.

3. Penguat Identitas Lokal: Menegaskan akar jati diri masyarakat Rangdilangit/Bangkasa/Bongkasa yang berakar pada nilai-nilai luhur.

Peran Ida Dalem Tangsub dalam Masyarakat

Sebagai penglingsir Griya Agung Bangkasa "Wiku Rakawi", beliau:

Menjadi pelopor dalam membangun tata kehidupan sosial berbasis dharma.

Mengajarkan nilai keseimbangan sekala-niskala (fisik dan spiritual).

Menulis teks-teks lontar yang memadukan etika sosial dan ajaran kebatinan.

Peran beliau diakui dalam pepatah lokal:

> "Saking Ida Dalem Tangsub ring Bangkasa, luhu dadi rasan, rasan dadi wewidangan."

Artinya:

> "Dari Ida Dalem Tangsub di Bangkasa, kesalahan menjadi pelajaran, pelajaran menjadi wilayah kehidupan."

Penutup

Pendirian Patung Ki Dalang Tangsub di Griya Agung Bangkasa-Bongkasa-Abiansemal-Badung dan di Gianyar menjadi penanda penting dalam pelestarian memori kolektif dan spiritual masyarakat Bali.
Lebih dari sekadar penghargaan, patung ini menjadi taksu (daya spiritual) yang menghidupkan kembali kesadaran akan pentingnya bhakti kepada leluhur, kesadaran diri, dan penghormatan terhadap dharma.
Sebagaimana amanat lontar Ida Dalem Tangsub, masyarakat kini diajak untuk tidak melupakan asal-usul, melainkan menggunakannya sebagai dasar membangun masa depan yang seimbang dan suci.

Suksma Angga Griya Agung Bangkasa-Bongkasa-Abiansemal-Badung dan Semeton Gianyar sampun eling ring pamargin Ida Dalem Tangsub.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar