Senin, 28 April 2025

PANGASTAWA TIRTHA RING PURA KAHYANGAN DHARMA SMERTI

PUJA PANGASTAWA TIRTHA RING PURA KAHYANGAN DHARMA SMERTI

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
---
Abstrak

Pura Kahyangan Dharma Smerti merupakan tempat suci yang memegang peranan penting dalam upaya penyucian diri lahir dan batin umat Hindu Bali. Tradisi Pujastawa dan Pangastawa Tirtha di pura ini merupakan wujud nyata dari penghayatan terhadap nilai-nilai dharma, melalui permohonan kesucian air suci (tirtha). Artikel ini mengkaji makna filosofis dan pelaksanaan puja pangastawa tirtha yang menggunakan mantra-mantra suci berbahasa Sanskerta. Penelitian ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman umat Hindu terhadap nilai spiritual Pujastawa Kahyangan Dharma Smerti sebagai bagian dari pelestarian ajaran agama dan budaya Bali.
---

Pendahuluan

Dalam ajaran Hindu, tirtha atau air suci memiliki kedudukan sentral dalam ritual keagamaan. Tirtha diyakini mampu membersihkan kotoran lahir dan batin, serta menghubungkan umat dengan kekuatan suci Tuhan. Di Pura Kahyangan Dharma Smerti, dilaksanakan Puja Pangastawa Tirtha sebagai bentuk penghormatan dan permohonan penyucian.

Melalui pujastawa ini, umat Hindu memperteguh sradha (keyakinan) dan bhakti (pengabdian) kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam berbagai manifestasi-Nya, khususnya sebagai dewa air suci. Pelaksanaan puja ini menggunakan sloka-sloka berbahasa Sanskerta yang penuh makna spiritual.
---

Kutipan Sloka Puja Pangastawa Tirtha

1. Sloka Pujastawa Air Suci (Toyadewa)

Bahasa Sanskerta:
Om Brahma Viṣṇu Maheśvara, Toyas tu toya devakāḥ, Amṛtam sakalaṃ dehi, Gaṅgā hyang sinuhun prabhāvataḥ.

Makna:
"Om, Brahma, Wisnu, dan Mahadewa, air ini adalah perwujudan para dewa air. Berikanlah seluruh keabadian ini, karena sungai Gangga bersumber dari kekuatan-Mu oh Hyang Sinuhun."

Penjelasan:
Air sebagai media tirtha dianggap sakral karena bersumber dari kekuatan suci Tri Murti dan Gangga, simbol kesucian universal.
---

2. Sloka Sumber Tirtha dari Gangga

Bahasa Sanskerta:
Om Śiva putra pramā dakṣa manuṣya jñānam mahā gaṅgā, Sāgaro marālayate, Nārāyaṇa ādi agaro’pi, Kumbha tīrtham mahā nadī.

Makna:
"Om, putra Siwa (Daksa), manusia bijaksana mengetahui bahwa sungai Gangga berasal dari lautan. Begitu pula, dari Narayana muncul sumber agung Kumbha Tirtha."

Penjelasan:
Menggambarkan asal-usul air suci Gangga dan keterkaitannya dengan lautan samudera kosmis dan kekuatan Narayana.
---

3. Sloka Permohonan Kesucian

Bahasa Sanskerta:
Om Brahma Viṣṇu Rudrāś ca, Toyāś ca toya devakāḥ, Amṛtam sakalaṃ dehi, Gaṅgā sinuhun namo namaḥ.

Makna:
"Om, Brahma, Wisnu, dan Rudra, juga semua dewa air, anugerahkanlah seluruh keabadian ini, hormat sujud kepada Gangga suci dalam wujud Hyang Sinuhun."

Penjelasan:
Mengandung doa agar tirtha yang disucikan benar-benar menjadi sarana pembersihan diri dari segala dosa.
---

4. Sloka Pemujaan Pradaksina Meru

Bahasa Sanskerta:
Om Meru pradakṣiṇam kṛtam, Kleśa Nārāyaṇa priyam, Sarva tattva mukha puṇyam, Ripu kleśa vināśanam.

Makna:
"Om, mengelilingi Gunung Meru sebagai bentuk penghormatan, menghilangkan segala penderitaan yang dicintai oleh Narayana, penyucian dari semua elemen kehidupan, dan menghancurkan segala kesulitan musuh."

Penjelasan:
Pradaksina (mengelilingi suci) adalah simbol keharmonisan kosmis, menghilangkan penderitaan dan memperoleh kesucian jiwa.
---

5. Sloka Pemuliaan Tirtha Dharma Smerti

Bahasa Sanskerta:
Om Dharma Smerti Tīrtha ye nityaṃ śuddha lara śuddha roga ya namaḥ svāhā.

Makna:
"Om, pujian kepada Tirtha Dharma Smerti yang senantiasa menyucikan kotoran dan penyakit, hormat dan persembahan suci."

Penjelasan:
Menyiratkan bahwa tirtha di Pura Kahyangan Dharma Smerti berfungsi sebagai sarana penyembuhan lahiriah dan batiniah.
---

Pembahasan

Pelaksanaan Puja Pangastawa Tirtha di Pura Kahyangan Dharma Smerti bukan hanya tradisi ritual biasa, melainkan sarana untuk:

Menyucikan diri secara spiritual dan fisik.

Menguatkan hubungan antara manusia dengan alam semesta.

Meneguhkan keyakinan akan kehadiran kekuatan suci di dalam air tirtha.


Mantra-mantra yang digunakan bersumber dari Veda dan Upanishad, memperkaya makna sakral dalam setiap tetesan tirtha yang diberikan kepada umat. Melalui pujastawa ini, diyakini seluruh penderitaan (kleśa) dilenyapkan dan kebaikan (puṇya) mengalir dalam diri.
---

Kesimpulan

Puja Pangastawa Tirtha di Pura Kahyangan Dharma Smerti mengajarkan umat Hindu Bali untuk:

Selalu mengutamakan kesucian diri.

Menghormati alam sebagai manifestasi Tuhan.

Menghidupkan nilai dharma dalam kehidupan sehari-hari.


Melalui pemujaan air suci, manusia menghubungkan dirinya dengan sumber energi ilahi, memperoleh anugerah kesucian, kesehatan, dan kesejahteraan lahir batin.
---

Ucapan Penutup

Dengan penuh bhakti, semoga pelaksanaan Puja Pangastawa Tirtha ini menjadi sarana penguatan dharma, penghapus segala duka, serta pemancar kedamaian bagi seluruh umat.

Om Santih, Santih, Santih Om.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar