Jumat, 25 April 2025

Kujungan Mahasiswi Kedokteran

KUNJUNGAN MAHASISWI KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
Dalam Rangka Asuhan Kesehatan Keluarga Berdasarkan Lontar Usadha Bali

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba


I. PENDAHULUAN

Bali tidak hanya dikenal sebagai pusat spiritualitas dan budaya, namun juga sebagai tempat berkembangnya ilmu pengobatan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Ilmu ini dikenal sebagai Usadha Bali, yakni tata pengobatan berdasarkan lontar-lontar kuno Bali yang memuat ramuan herbal, mantra pengobatan, hingga tata laku penyembuh. Pada Sabtu, 26 April 2025, mahasiswi Program Studi Kedokteran Universitas Udayana melakukan kunjungan edukatif ke Griya Agung Bangkasa dalam rangka mempelajari pendekatan asuhan kesehatan keluarga berbasis kearifan lokal Usadha Bali.


II. TUJUAN DAN MAKNA KEGIATAN

Kunjungan ini memiliki dua tujuan utama:

1. Pengenalan langsung terhadap nilai-nilai tradisional Bali dalam menjaga kesehatan keluarga.

2. Penguatan integrasi antara ilmu kedokteran modern dan kearifan lokal sebagai bentuk pelayanan kesehatan yang holistik.

III. KUTIPAN TEKS LONTAR USADHA BALI

Salah satu lontar yang dijadikan rujukan dalam kegiatan ini adalah Lontar Usadha Tiwang. Berikut kutipan dari teks lontar tersebut:

> “Yan ngidang urip kayun, ngidang urip tamba, ngidang urip pangawak, nanging tan sida urip kayun, tan sida urip jiwatman.”
(Lontar Usadha Tiwang, palet I)

Makna:
Jika hanya tubuh fisik yang diobati, jika hanya ramuan yang diminum, jika hanya makanan yang diperbaiki, tetapi keinginan hidup dan jiwa tidak disembuhkan, maka penyembuhan sejati tidak akan pernah terjadi.

Kutipan ini menjadi dasar pendekatan holistik dalam Usadha Bali, bahwa kesembuhan tidak hanya berkaitan dengan tubuh, tetapi juga pikiran dan jiwa (kayun dan jiwatman).

IV. KEGIATAN DI LAPANGAN

Dalam kunjungan ini, mahasiswi kedokteran:

Melakukan observasi langsung praktik pengobatan herbal berbasis Usadha.

Mempelajari teknik nyukat angga (diagnosis tubuh tradisional).

Berinteraksi dengan pemangku dan penglingsir Griya yang masih melestarikan tamba-tamba herbal dan mantra.

Mendapatkan pembekalan spiritual tentang etika menyentuh pasien menurut teks Usadha Bali.

Salah satu sesi penting adalah pengenalan terhadap konsep Tri Upaya, yakni tiga unsur penyembuhan menurut lontar Usadha:

1. Tamba (obat/herbal)
2. Bayu (energi/nafas/prana)
3. Sabda (doa dan mantra penyembuh)

V. REFLEKSI MAHASISWI

Beberapa peserta menyampaikan bahwa metode penyembuhan dalam Usadha Bali tidak hanya ilmiah dalam arti modern, tetapi juga menyentuh aspek spiritual yang sering dilupakan dalam kedokteran modern.

“Saya belajar bahwa pelayanan kesehatan keluarga tidak hanya tentang memberikan obat, tetapi juga menciptakan harmoni batin dan lingkungan pasien,” ujar salah satu peserta.


VI. PENUTUP

Kunjungan edukatif ini memperkaya wawasan generasi muda calon tenaga medis akan pentingnya mengintegrasikan ilmu kedokteran modern dengan warisan leluhur. Usadha Bali bukan sekadar pengobatan tradisional, melainkan sistem filsafat hidup yang memuliakan tubuh, pikiran, dan jiwa secara bersamaan. Oleh karena itu, kegiatan seperti ini perlu terus didorong sebagai jembatan antara ilmu kedokteran akademik dan tradisi penyembuhan lokal.


DAFTAR RUJUKAN

Lontar Usadha Tiwang

Lontar Usadha Saluwir

Tim Peneliti Lontar Bali. (2008). Usadha Bali: Warisan Leluhur yang Menyembuhkan. Denpasar: Yayasan Dharma Sastra.

Wiana, I Ketut. (2002). Kesehatan Spiritual dalam Perspektif Hindu. Denpasar: Paramita.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar