Rabu, 23 April 2025

Teologi Aksara Ongkara

“Teologi Aksara Ongkara dengan Ulu Candra dan Omkara dengan Ulu Licem dalam Perspektif Hindu Bali: Makna, Fungsi, dan Kedalaman Filosofis”
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Pendahuluan

Dalam ajaran Hindu, khususnya dalam konteks Hindu Bali, aksara suci memiliki makna dan fungsi yang melampaui sekadar huruf atau simbol grafis. Dua aksara yang menonjol secara spiritual dan teologis adalah Ongkara (ᬑ) dengan ulu candra, dan Omkara (ᬒ) dengan ulu licem. Kedua simbol ini menjadi inti dari pemujaan, meditasi, serta penyimbolan ketuhanan dalam bentuk bunyi dan tulisan.


1. Aksara Ongkara dengan Ulu Candra

Tulisan Aksara: ᬑ
Komponen: Aksara "O" dengan ulu candra di atasnya
Bunyi: "Ong"

Makna Teologis

Aksara Ongkara berasal dari huruf suci "AUM" yang menjadi sumber dari semua mantra dan vibrasi spiritual.

Sloka Sanskerta:

> ॐ इत्येकाक्षरं ब्रह्म
Transliterasi: oṃ ityekākṣaraṃ brahma
Artinya: “Ong adalah satu aksara yang merupakan Brahman itu sendiri.”
(Bhagavad Gītā 8.13)


Dalam konteks ini, ulu candra melambangkan purnama (bulan), kesejukan, dan kebeningan batin. Maka Ongkara dengan ulu candra menggambarkan aspek Tuhan sebagai energi penciptaan yang damai, sejuk, dan memberi terang batin.

Fungsi Spiritual:

Dipakai dalam mantra pembuka sebelum sembahyang.

Menjadi lambang idep (pikiran) dalam simbol Tri Pramana.

Digunakan dalam prasasti, penglukatan, dan aksara sakral di pratima dan pelinggih.


2. Aksara Omkara dengan Ulu Licem

Tulisan Aksara: ᬒ
Komponen: Aksara "O" dengan ulu licem di atasnya
Bunyi: “Om”, namun dalam konteks tantri atau mantra rahasia.

Makna Teologis

Ulu licem melambangkan kekuatan maskulin, matahari (surya), dan unsur api spiritual. Maka Omkara dengan ulu licem lebih menekankan aspek Tuhan sebagai penggetar semesta yang penuh energi dan kekuatan.

Sloka Sanskerta:

> प्रणवः सर्ववेदेषु ब्रह्मणः परमं पदम्
Transliterasi: praṇavaḥ sarvavedeṣu brahmaṇaḥ paramaṃ padam
Artinya: “Bunyi Oṃ dalam semua Veda adalah tempat tertinggi Brahman.”
(Atharva Veda)


Fungsi Spiritual:

Digunakan dalam tantra, mudra mantra rahasia, atau penyepuhan spiritual.

Melambangkan kekuatan dewa maskulin (Siwa, Surya).

Sering dipakai dalam pengider bhuwana atau penataan kekuatan energi ruang.


3. Perbandingan Teologis Ongkara dan Omkara

4. Kesimpulan dan Refleksi

Aksara Ongkara dan Omkara bukan sekadar simbol linguistik, melainkan manifestasi Brahman dalam bentuk suara dan getaran sakral. Keduanya menjadi pengingat bahwa dalam keheningan (ulu candra) dan kekuatan (ulu licem), kita berjumpa dengan Tuhan dalam setiap aspek hidup.

Sebagaimana disebutkan dalam Taittiriya Upanishad:

> सत्यं ज्ञानं अनन्तं ब्रह्म
Transliterasi: satyaṃ jñānaṃ anantaṃ brahma
Artinya: “Brahman adalah kebenaran, pengetahuan, dan tidak terbatas.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar