KI DALANG TANGSUB: SANG PELOPOR DESA RANGDILANGIT-BANGKASA-BONGKASA KECAMATAN ABIANSEMAL, BADUNG, BALI
Disusun Oleh:
I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Program Studi Ilmu Agama dan Kebudayaan
Tahun 2025
Kata Pengantar
Om Awighnam Astu Namo Siddham,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kerta wara nugraha-Nya, makalah ini yang berjudul "Ki Dalang Tangsub: Sang Pelopor Desa Rangdilangit-Bangkasa-Bongkasa Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali" dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menggali peran historis, kultural, dan spiritual Ki Dalang Tangsub dalam sejarah masyarakat Bali, khususnya di wilayah Abiansemal. Semoga makalah ini dapat menjadi kontribusi kecil dalam upaya pelestarian sejarah lokal dan memperkaya khazanah ilmu budaya Nusantara.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini ke depannya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Om Santih, Santih, Santih Om.
Denpasar, April 2025
I Gede Sugata Yadnya Manuaba
1. Pendahuluan
Kehidupan masyarakat Bali sejak zaman dahulu tidak terlepas dari ikatan spiritual, sosial, dan budaya. Salah satu figur penting dalam sejarah lokal Bali, khususnya di wilayah Abiansemal, adalah Ki Dalang Tangsub. Sosok ini menjadi pelopor terbentuknya komunitas dan desa seperti Rangdilangit, Bangkasa, dan Bongkasa yang kini berkembang menjadi bagian penting dalam struktur sosial keagamaan Bali.
Makalah ini bertujuan untuk mengkaji peran Ki Dalang Tangsub dari aspek sejarah, teologi, dan kontribusi sosialnya terhadap pembentukan desa-desa tersebut.
2. Latar Belakang Sejarah Desa Rangdilangit-Bangkasa-Bongkasa
Desa Rangdilangit, Bangkasa, dan Bongkasa merupakan kawasan strategis di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Sejarah daerah ini terkait erat dengan migrasi leluhur-leluhur Bali Aga dan Bali Mula yang kemudian mengalami sinkretisasi budaya.
Ki Dalang Tangsub dipandang sebagai figur utama yang mampu mengintegrasikan komunitas penduduk lama dan pendatang baru dalam sebuah tatanan desa adat berdasarkan prinsip dharma, keharmonisan, dan sistem spiritual lokal.
3. Peran Historis Ki Dalang Tangsub
Sebagai pemimpin spiritual dan sosial:
Ki Dalang Tangsub mempelopori konsolidasi komunitas berbasis kekerabatan dan nilai keagamaan.
Beliau mengajarkan pentingnya desadharma (kewajiban terhadap desa) dan bhakti kepada leluhur.
Beliau juga bertindak sebagai dalang ritual dalam upacara manusa yadnya dan dewa yadnya.
Dalam teks lontar dan tradisi lisan, Ki Dalang Tangsub dihormati sebagai "penyatu energi sekala dan niskala" di bumi Bali bagian tengah.
4. Analisis Teologi dan Budaya Lokal
Kepemimpinan Ki Dalang Tangsub dapat dipahami dalam kerangka teologi lokal:
Astra (simbol): Ki Dalang Tangsub menggunakan simbol-simbol suci dalam setiap peresmian wilayah.
Mantra (vibrasi doa): Penggunaan mantra untuk menjaga kesucian desa.
Mudra (gerakan sakral): Gerakan-gerakan tangan sakral untuk penyatuan energi suci dalam upacara.
Sinkretisme antara nilai Hindu Siwa-Budha dengan kearifan lokal menjadi dasar kuat bagi berkembangnya komunitas yang harmonis di Rangdilangit, Bangkasa, dan Bongkasa.
5. Kesimpulan
Ki Dalang Tangsub adalah sosok pelopor dan penggerak lahirnya komunitas Rangdilangit-Bangkasa-Bongkasa. Ia tidak hanya membangun komunitas fisik, tetapi juga membangun pondasi spiritual dan sosial yang bertahan hingga hari ini.
Pengaruh teologi lokal yang dibawa Ki Dalang Tangsub menjadi bukti pentingnya nilai-nilai spiritual dalam pembentukan peradaban Bali.
Daftar Pustaka
Lontar Tutur Dalang Tangsub (terjemahan bebas, 1902)
Putra, I Wayan. Teologi Lokal Bali. Denpasar: Pustaka Bali, 2019.
Manuaba, I Gede Sugata Yadnya. Genealogi Pasek Manuaba dan Kehidupan Spiritual Bali. 2024.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar