Pendekatan Usadha Netra (Mata) dan Usadha Karna (Telinga) dalam Asuhan Kesehatan Keluarga:
Kolaborasi Bersama Mahasiswi Kedokteran Universitas Udayana
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Abstrak
Pelestarian warisan pengobatan tradisional Bali (usadha) menjadi penting dalam menunjang pelayanan kesehatan keluarga secara holistik.
Makalah ini mengulas pendekatan usadha netra (pengobatan tradisional mata) dan usadha karna (pengobatan tradisional telinga) serta pemeliharaan kesehatan organ sensoris tersebut. Kajian dilakukan bersama mahasiswi kedokteran Universitas Udayana dalam rangka implementasi asuhan kesehatan keluarga berbasis kearifan lokal.
Selain itu, dibahas relevansi sloka-sloka Hindu sebagai landasan filosofis penting dalam memperkuat makna menjaga kesehatan indera penglihatan dan pendengaran.
Pendahuluan
Asuhan kesehatan keluarga bertujuan menciptakan lingkungan keluarga yang sehat secara fisik, mental, dan spiritual. Di Bali, usadha merupakan tradisi pengobatan berbasis tanaman obat dan doa yang telah diwariskan turun-temurun, termasuk dalam menjaga kesehatan netra (mata) dan karna (telinga).
Mahasiswi kedokteran Universitas Udayana mengambil bagian dalam mengkaji, mendokumentasikan, dan mengintegrasikan praktik ini ke dalam pelayanan kesehatan modern, dengan tetap menghormati warisan budaya lokal.
Usadha Netra dan Usadha Karna menekankan pentingnya menjaga fungsi vital penglihatan dan pendengaran, keduanya sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup keluarga dan masyarakat.
Kutipan Sloka Hindu
Tentang Mata
Bahasa Sanskerta:
चक्षुः सूर्यस्य भूतेषु।
Transliterasi:
Cakṣuḥ sūryasya bhūteṣu.
Makna:
"Mata adalah perwujudan Surya (matahari) di antara makhluk hidup."
(Sumber: Chandogya Upanishad 3.13.7)
Makna sloka ini mempertegas bahwa mata tidak hanya berfungsi secara biologis, tetapi juga memiliki nilai spiritual sebagai sumber penerangan dunia.
Tentang Telinga
Bahasa Sanskerta:
श्रुतिर्नामा त्रयो वेदाः।
Transliterasi:
Śrutirnāma trayo vedāḥ.
Makna:
"Shruti (pendengaran) adalah nama lain dari tiga Veda."
(Sumber: Manusmṛti 2.6)
Sloka ini menegaskan pentingnya pendengaran dalam menerima ajaran suci. Oleh karena itu, kesehatan telinga dianggap sebagai bagian integral dari pengamalan dharma.
Pembahasan
1. Usadha Netra (Pengobatan Tradisional Mata)
Dalam lontar usadha Bali, pemeliharaan mata dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alami, seperti:
- Perasan daun sirih (Piper betle) sebagai antiseptik alami
- Air rebusan bunga teleng (Clitoria ternatea) untuk mendinginkan mata
- Minyak kelapa murni untuk menjaga kelembapan bola mata
Mahasiswi kedokteran melakukan dokumentasi praktik ini, serta melakukan uji sterilitas dan efektivitas untuk membuktikan manfaat terapeutiknya secara ilmiah.
2. Usadha Karna (Pengobatan Tradisional Telinga)
Dalam tradisi Bali, perawatan telinga melibatkan:
- Tetesan minyak kelapa hangat untuk mencegah kekeringan dan infeksi
- Penggunaan rebusan daun sereh (Cymbopogon citratus) sebagai antiperadangan alami
- Pendidikan untuk menghindari penggunaan benda asing ke dalam telinga
Mahasiswi kedokteran mengkaji aspek keamanan dan manfaat herbal ini untuk mendukung kesehatan telinga dalam praktik kedokteran modern.
3. Integrasi Usadha dengan Praktik Medis Modern
Dalam kegiatan ini, ditemukan bahwa:
- Edukasi tentang kebersihan mata dan telinga penting untuk mencegah penyakit
- Usadha dapat melengkapi pengobatan medis modern (complementary medicine)
- Pelayanan kesehatan keluarga lebih efektif ketika berbasis budaya lokal dengan validasi ilmiah
Mahasiswi kedokteran Universitas Udayana memainkan peran penting dalam menjembatani dua pendekatan ini.
Kesimpulan
Pendekatan kesehatan keluarga melalui integrasi usadha netra dan usadha karna memperkaya praktik kesehatan berbasis budaya Bali.
Kolaborasi ini membuktikan bahwa kearifan lokal dapat diadaptasikan ke dalam sistem kesehatan modern tanpa kehilangan nilai-nilai spiritual dan tradisional.
Memelihara kesehatan mata dan telinga bukan hanya kewajiban fisik, tetapi juga bagian dari dharma manusia untuk menjaga alat penerima pengetahuan suci menurut ajaran Hindu.
Ucapan Penutup
Dengan semangat seva (pelayanan suci), kolaborasi ini diharapkan menjadi manifestasi nyata dari pengamalan dharma dalam menjaga kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat luas.
Om Santih, Santih, Santih Om
Tidak ada komentar:
Posting Komentar