Harapan dalam Perspektif Weda: Memaknai Kehidupan Melalui Lupa Masa Lalu dan Menatap Masa Depan
Pendahuluan:
Dalam ajaran Hindu, konsep waktu terbagi menjadi tiga: atīta (masa lalu), vartamāna (masa kini), dan anāgata (masa depan). Hidup manusia sering kali terbelenggu oleh masa lalu yang menyakitkan atau mencemaskan masa depan yang belum pasti. Padahal, ajaran-ajaran suci Veda mendorong manusia untuk hidup dalam dharma dan penuh harapan. Artikel ini mencoba mengurai makna spiritual dari pesan sederhana: "Lupakan masa lalumu... Tataplah masa depanmu... Hari ini, esok ataupun lusa adalah sebuah harapan, tersenyumlah..." melalui sudut pandang sloka dan filsafat Hindu.
---
Kutipan Sloka dalam Bahasa Sanskerta:
गते शोको न कर्तव्यो भविष्यं नैव चिन्तयेत्।
वर्तमानेन कालेन वर्तयन्ति विचक्षणाः॥
Transliterasi:
Gate śoko na kartavyo bhaviṣyaṁ naiva cintayet।
Vartamānena kālena vartayanti vicakṣaṇāḥ॥
Makna:
"Jangan bersedih atas masa lalu, dan jangan mencemaskan masa depan.
Orang bijaksana hidup dalam waktu sekarang dengan sebaik-baiknya."
---
Pembahasan:
Sloka di atas mengajarkan kita untuk melepaskan keterikatan pada masa lalu yang telah berlalu dan kekhawatiran yang berlebihan terhadap masa depan. Sebaliknya, seseorang dianjurkan untuk hadir sepenuhnya di masa kini, karena hanya melalui masa kini, kita bisa membangun masa depan yang lebih baik.
Jika dikaitkan dengan pesan: "Lupakan masa lalumu... Tataplah masa depanmu...", ajaran ini menjadi sangat relevan. Masa depan yang cerah hanya dapat dibentuk oleh tindakan sadar di masa kini. Maka, harapan adalah benih yang tumbuh dari kesadaran dan tindakan kita hari ini.
---
Penutup:
Tersenyumlah, karena setiap hari adalah anugerah baru dari Tuhan. Dalam senyuman, terkandung syukur dan keyakinan bahwa masa depan membawa harapan. Seperti yang diajarkan oleh para rsi dalam kitab suci, masa kini adalah ladang amal yang menentukan buah di masa depan. Lupakan beban masa lalu, tataplah masa depan dengan semangat dan doa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar