Senin, 28 April 2025

Peranan Jinah (Sesari) dalam Kehidupan

Peranan Jinah (Sesari) dalam Kehidupan: Tinjauan Filosofis Berdasarkan Sloka Hindu

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba


---

Abstrak

Dalam tradisi Hindu, khususnya di Bali, konsep jinah atau sesari (persembahan/derma) memiliki peranan penting dalam menjaga keharmonisan kehidupan. Jinah tidak hanya dipandang sebagai materi, tetapi sebagai bentuk nyata bakti, rasa syukur, dan dharma. Artikel ini mengkaji makna jinah berdasarkan sloka-sloka suci Hindu, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan pendekatan bahasa Sansekerta, transliterasi, dan maknanya.


---

Pendahuluan

Hidup di dunia ini tidak terlepas dari hubungan timbal balik antar manusia, alam, dan Tuhan. Untuk memelihara keseimbangan ini, umat Hindu diajarkan untuk selalu memberikan sesari atau jinah, baik dalam bentuk materi, tenaga, maupun doa. Sesari bukan sekadar sumbangan, melainkan simbol bhakti (pengabdian) dan yajña (pengorbanan suci).

Makna jinah berkaitan erat dengan konsep Tri Hita Karana: hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.


---

Kutipan Sloka Hindu

Bahasa Sansekerta:
यज्ञो वै श्रेष्ठतमं कर्म।

Transliterasi:
Yajño vai śreṣṭhatamaṁ karma.

Makna:
"Yajña (pengorbanan atau persembahan) adalah perbuatan yang paling utama."

(Sumber: Bhagavad Gītā III.15)

Penjelasan:

Dalam sloka ini ditegaskan bahwa segala bentuk tindakan mulia harus disertai dengan yajña. Memberikan jinah atau sesari merupakan bagian dari yajña, sebagai perbuatan luhur untuk memelihara keseimbangan alam dan sosial.


---

Sloka Tambahan tentang Pemberian (Dana)

Bahasa Sansekerta:
दानेन धनेन वपुषा तपसा च ये के च यज्ञाः क्रियन्ते।

Transliterasi:
Dānena dhanena vapuṣā tapasā ca ye ke ca yajñāḥ kriyante.

Makna:
"Segala bentuk yajña dilakukan melalui pemberian, kekayaan, kekuatan, dan tapa."

(Sumber: Atharvaveda XI.1.29)

Penjelasan:

Sloka ini memperkuat bahwa dalam melaksanakan yajña, pemberian sesari (jinah) menjadi unsur yang sangat penting, karena membantu kelangsungan hidup spiritual dan sosial.


---

Pembahasan

1. Jinah sebagai Perwujudan Dharma

Dalam kehidupan, segala sesuatu membutuhkan "jinah" sebagai bentuk balasan, penghargaan, dan pemeliharaan hubungan. Memberi sesari kepada pura, guru spiritual (nabe), orang tua, atau lingkungan adalah bentuk nyata pelaksanaan dharma (kewajiban suci).

2. Filosofi Jinah dalam Tri Hita Karana

Parhyangan: Memberi sesari untuk memuliakan Tuhan.

Pawongan: Memberi jinah dalam bentuk bantuan sosial, donasi, dll.

Palemahan: Memberi untuk menjaga alam, seperti upacara tumpek wariga.


3. Penerapan Modern

Membantu pendidikan dengan donasi.

Membantu layanan kesehatan masyarakat.

Menjadi donatur kegiatan keagamaan atau sosial.


Semua ini adalah wujud jinah yang menumbuhkan kesejahteraan bersama.


---

Kesimpulan

Hidup ini pada hakikatnya membutuhkan jinah/sesari dalam berbagai bentuk: materi, tenaga, pikiran, bahkan doa. Memberikan sesari adalah manifestasi nyata dari pengabdian (seva) dan yajña dalam kehidupan sehari-hari, memperkokoh keseimbangan hubungan dengan Tuhan, sesama, dan alam.

Dengan memahami prinsip-prinsip suci ini, manusia tidak hanya berkontribusi terhadap dunia lahiriah, tetapi juga menumbuhkan kemuliaan rohani.


---

Ucapan Penutup

Semoga melalui praktik jinah yang ikhlas dan suci, kita semua dapat menggapai kesejahteraan lahir dan batin, menuju kehidupan yang harmonis dan sejahtera.

Om Santih, Santih, Santih Om


Tidak ada komentar:

Posting Komentar