Selasa, 29 April 2025

Makna Daksina

"Makna Daksina dalam Perspektif Hindu: Simbol Yadnya, Tanggga Menuju Tuhan, dan Perwujudan Lingga Bhatara"

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
---

Abstrak

Daksina dalam tradisi Hindu bukan sekadar persembahan simbolis, tetapi sarana sakral menuju penyatuan spiritual dengan Tuhan. Dalam berbagai ritual, daksina dianggap sebagai tangga menuju Tuhan, patni (istri) yadnya, dan juga perwujudan Lingga Bhatara. Artikel ini mengkaji makna filosofis dan spiritual daksina melalui telaah teks suci dan simbolisme Hindu, serta memperkuat makna tersebut dengan kutipan sloka dalam bahasa Sanskerta.


---

Pendahuluan

Dalam setiap upacara agama Hindu, daksina senantiasa hadir sebagai bagian utama dari persembahan. Bentuknya bisa berupa uang, logam mulia, kain, atau bahan pokok yang disusun secara sakral. Namun secara spiritual, daksina memiliki makna mendalam sebagai simbol kasih, ketulusan, dan keterhubungan antara manusia dengan Hyang Widhi Wasa (Tuhan). Daksina bukan hanya benda, melainkan rasa dan niat suci yang mengiringi pelaksanaan yadnya.


---

Makna Daksina Sebagai Tangga Menuju Tuhan

Daksina adalah persembahan tulus yang menjadi simbol naik atau manunggaling atma ring Brahman. Dalam pandangan ini, daksina adalah tangga spiritual. Memberi daksina dengan tulus adalah bentuk nyata pengorbanan diri (tyaga) yang membawa seseorang naik secara rohani. Hal ini selaras dengan prinsip karma yoga dalam Bhagavad Gita.


---

Daksina sebagai Yadnya Patni (Istri Yadnya)

Dalam Lontar Yadnya Prakerti disebutkan bahwa:

> "Tan hana yadnya tan hana patni, tan hana daksina tan hana phala yadnya."
(Tanpa istri, yadnya tak sempurna. Tanpa daksina, yadnya tak menghasilkan buah.)



Dalam konteks ini, daksina adalah patni yadnya—pendamping dan penyempurna. Seperti istri yang menyempurnakan kehidupan rumah tangga, demikian pula daksina menyempurnakan yadnya.


---

Daksina sebagai Lingga Bhatara

Dalam tattwa upakara, daksina disusun menyerupai bentuk lingga, lambang kehadiran Bhatara atau Hyang Widhi. Ia diikat dengan benang tridatu, dihias dengan janur, bunga, dan uang kepeng atau logam mulia.

> Sloka Sanskerta (Atharva Veda XI.1.30):
"yad daksinam asi daivyam taya mam pahi sarvatah"



Transliterasi:
yad dakṣiṇam asi daivyam tayā mām pāhi sarvataḥ

Makna:
"Engkau, wahai daksina suci, adalah ilahi. Lindungilah aku di segala arah."

Sloka ini menunjukkan bahwa daksina tidak hanya bersifat simbolik, tetapi diyakini mengandung kekuatan suci untuk perlindungan dan berkah spiritual.


---

Filosofi Tridatu pada Daksina

Tali tridatu (merah, putih, hitam) pada daksina melambangkan tiga kekuatan utama Tuhan (Tri Murti): Brahma, Wisnu, dan Siwa. Ini menunjukkan bahwa daksina bukan sekadar pemberian, melainkan bentuk manunggalnya pikiran, perkataan, dan perbuatan kepada Yang Maha Esa.


---

Kesimpulan Reflektif

Daksina adalah simbol:

Pengorbanan suci (tyaga)

Jalan menuju kesadaran ilahi

Kehadiran Hyang Widhi dalam wujud nyata


Dalam setiap pelaksanaan yadnya, daksina bukan pelengkap, tetapi pusat makna spiritual. Ia mengajarkan kita bahwa memberi dengan tulus adalah bentuk tertinggi dari cinta dan penyatuan dengan Tuhan.

> Kutipan Reflektif:
"Daksina adalah ucapan hati yang tak terdengar, namun diterima langsung oleh Tuhan."


Puja Mantra Daksina (Versi Klasik Estetik)

Mantra:

ॐ नमो भगवते दक्षिणायै स्वाहा।
ॐ स्वाहा स्वधा दक्षिना ते नमः।
देवि दक्षिना मातरं सम्पूजयामि।
सर्वं हविर्मयम् अस्तु यदस्मिन्नर्पितं।
ॐ दक्षिना स्वरूपिण्यै नमो नमः।

Transliterasi:

Om namo bhagavate dakṣiṇāyai svāhā।
Om svāhā svadhā dakṣiṇā te namaḥ।
Devi dakṣiṇā mātaraṁ sampūjayāmi।
Sarvaṁ havirmayam astu yadasminnarpitaṁ।
Om dakṣiṇā svarūpiṇyai namo namaḥ।


Makna:

  • "Om namo bhagavate dakṣiṇāyai svāhā"

    Sembah sujudku kepada Yang Mahasuci, Daksina sebagai perwujudan Hyang Widhi dalam bentuk persembahan suci.

  • "Om svāhā svadhā dakṣiṇā te namaḥ"

    Daksina adalah persembahan untuk para dewa (svaha) dan leluhur (svadha), sujud pada kekuatannya yang suci.

  • "Devi dakṣiṇā mātaraṁ sampūjayāmi"

    Aku puja engkau, wahai Ibu Daksina, sebagai ibu pemberi restu dan kemuliaan yadnya.

  • "Sarvaṁ havirmayam astu yadasminnarpitaṁ"

    Segala yang kami persembahkan di sini adalah suci dan penuh makna, semoga menjadi havis (sarana kurban) menuju kebajikan.

  • "Om dakṣiṇā svarūpiṇyai namo namaḥ"

    Wahai Daksina, sebagai perwujudan suci Hyang Widhi, sembahku berkali-kali padamu.


Teges dan Refleksi:

Daksina bukan sekadar persembahan materi. Ia adalah lingga bhatara, simbol kehadiran Hyang Widhi dalam bentuk kebajikan yang tulus. Daksina mengandung unsur yadnya:

  • Kayika (badan),
  • Wacika (ucapan), dan
  • Manacika (pikiran)
    yang bersatu dalam satu persembahan murni.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar