Ki Dalang Tangsub: Figur Penyatu Keturunan Pasek dan Brahmana dalam Tradisi Manuaba - Telaah Lontar dan Genealogi Sosial Bali
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba (generasi ke 9 Ki Dalang Tangsub)
Abstrak:
Penelitian ini membahas peran historis dan filosofis Ki Dalang Tangsub sebagai leluhur awal Pasek Manuaba, yang menjadi titik temu antara keturunan Pasek Aan dan Brahmana Manuaba. Berdasarkan kajian lontar tradisional, Ki Dalang Tangsub diposisikan sebagai penyatu dua komunitas utama yang sebelumnya berbeda fungsi sosial-religiusnya. Telaah ini menyoroti nilai kultural, sosial, dan spiritual dari peran Ki Dalang Tangsub dalam mempertahankan keharmonisan sosial di Bali.
Kutipan Lontar:
Isi Lontar:
> "Ring masi kalih Pasek Aan lan Brahmana Manuaba, madaging anak janma Ki Dalang Tangsub, sayan madaging Pasek Manuaba, saking prasida nglaksanayang dharmaning bhujangga lan pasek."
Transliterasi:
> Riṅ masi kalih Pasek Aan lan Brahmaṇa Manuaba, madaging anak janma Ki Dalang Tangsub, sayan madaging Pasek Manuaba, sakaṅ prasida nglaksanayaṅ dharmaning bhujangga lan pasek.
Makna:
> Di antara keturunan Pasek Aan dan Brahmana Manuaba, lahirlah seorang tokoh bernama Ki Dalang Tangsub, yang kemudian menurunkan Pasek Manuaba, karena beliau mampu melaksanakan tugas-tugas suci sebagai brahmana dan tugas sosial sebagai pasek.
Isi Artikel:
1. Pendahuluan
Sistem sosial di Bali kuno dibangun atas dasar kesucian darah, fungsi sosial, dan tugas-tugas ritual. Salah satu contoh harmonisasi antara fungsi brahmanikal dan fungsi sosial kemasyarakatan tercermin dalam figur Ki Dalang Tangsub. Melalui perpaduan keturunan Pasek Aan dan Brahmana Manuaba, beliau menjadi leluhur pertama dari komunitas Pasek Manuaba.
2. Asal-Usul Ki Dalang Tangsub
Berdasarkan naskah lontar, Ki Dalang Tangsub lahir dari perkawinan silang antara keturunan Pasek Aan yang berakar pada fungsi sosial-administratif dan Brahmana Manuaba yang berfungsi dalam pelaksanaan ritual suci (dharma brahmana).
Nama "Dalang" dalam gelarnya menandakan peran beliau sebagai:
Pengatur jalan cerita kehidupan (dalang kehidupan).
Penjaga keseimbangan dharma antara tugas duniawi dan tugas spiritual.
3. Fungsi Ki Dalang Tangsub sebagai Penyatu
Ki Dalang Tangsub:
Menyelaraskan kewajiban spiritual (brahmana) dan kewajiban sosial (pasek).
Menjadi leluhur yang melahirkan trah Pasek Manuaba.
Membawa spirit kesatuan bahwa pelayanan kepada masyarakat dan pelayanan kepada Hyang Widhi adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan.
4. Relasi Genealogis: Pasek Aan, Brahmana Manuaba, dan Pasek Manuaba
Struktur hubungan mereka digambarkan sebagai berikut:
Perpaduan ini menunjukkan bahwa fungsi Ksatrya (Pasek) dan Brahmana dapat melebur untuk membentuk komunitas baru yang adaptif dan kontributif terhadap kehidupan Bali kuno.
5. Makna Filosofis
Dalam perspektif filosofis Bali, penyatuan dua fungsi ini:
Mengajarkan bahwa kehidupan spiritual dan sosial tidak dapat dipisahkan.
Menegaskan prinsip Rwa Bhineda (dua yang berbeda tetapi saling melengkapi).
Mewujudkan konsep Tri Kaya Parisudha (pikiran, perkataan, dan perbuatan yang suci) dalam satu individu dan komunitas.
Ki Dalang Tangsub menjadi simbol keharmonisan, keseimbangan tugas duniawi dan suci, serta keteladanan hidup dalam masyarakat Bali.
6. Relevansi dengan Era Kini
Saat ini, memahami peran leluhur seperti Ki Dalang Tangsub penting untuk:
Mengembalikan identitas sosial dan spiritual generasi Pasek Manuaba.
Menguatkan persatuan di tengah perubahan zaman.
Menumbuhkan kesadaran darma dalam kehidupan sehari-hari.
---
Penutup:
Ki Dalang Tangsub adalah jembatan antara dua arus besar kehidupan Bali: dharma bhujangga (kewajiban spiritual) dan dharma pasek (kewajiban sosial). Warisan beliau mengajarkan bahwa identitas sejati manusia Bali terletak pada harmoni antara tugas kepada masyarakat dan kepada Tuhan.
Sebagaimana tersurat dalam lontar:
> “Dharma wisesa tan hana tan kahilang, mangguhing sujati”
(Tugas utama tidak akan hilang, mengingat asal mula sejati.)
1. Peta Silsilah Visual Ki Dalang Tangsub → Pasek Manuaba.
2. Diagram Konsep Integrasi Fungsi Brahmana dan Pasek.
1. Peta Silsilah Visual Ki Dalang Tangsub → Pasek Manuaba
Pasek Aan Brahmana Manuaba
│ │
└─────┬──────────┘
│
Ki Dalang Tangsub (Penyatu)
│
Pasek Manuaba (Keturunan)
Penjelasan:
Pasek Aan = keturunan sosial-administratif (pelaksana dharma masyarakat).
Brahmana Manuaba = keturunan spiritual (pelaksana dharma agama).
Ki Dalang Tangsub = lahir dari perpaduan ini, menjadi sosok penyatu.
Dari Ki Dalang Tangsub, lahirlah komunitas Pasek Manuaba.
2. Diagram Konsep Integrasi Fungsi Brahmana dan Pasek
[Fungsi Brahmana] [Fungsi Pasek]
│ │
Pengayoman Spiritual Pelayanan Sosial
│ │
Dharma Suci Dharma Sosial
│ │
└─────────┬──────────────┘
│
Ki Dalang Tangsub
(Integrasi Dharma)
│
Harmoni Spiritual-Sosial
(Pasek Manuaba)
Penjelasan:
Fungsi Brahmana: Fokus pada ritual, ajaran keagamaan, suci.
Fungsi Pasek: Fokus pada pelayanan masyarakat, ketertiban sosial.
Ki Dalang Tangsub: Mengintegrasikan keduanya dalam diri dan keturunannya.
Hasil akhirnya adalah Pasek Manuaba, komunitas dengan keseimbangan spiritual dan sosial.
Peran historis dan filosofis Ki Dalang Tangsub sebagai leluhur awal Pasek Manuaba, yang menjadi titik temu antara keturunan Pasek Aan dan Brahmana Manuaba. Berdasarkan kajian lontar tradisional, Ki Dalang Tangsub diposisikan sebagai penyatu dua komunitas utama yang sebelumnya berbeda fungsi sosial-religiusnya. Telaah ini menyoroti nilai kultural, sosial, dan spiritual dari peran Ki Dalang Tangsub dalam mempertahankan keharmonisan sosial di Bali. Dan generasi ki dalang tangsub ke 8 yaitu ida sinuhun Siwa putra paramadaksa manuaba (griya agung bangkasa) kembali mampu menyatukan pretisentana Ida Bhatara Panca Rsi dan sapta Rsi di pundukdawa. ida sinuhun Siwa putra paramadaksa manuaba merupakan tokoh utama dalam mempelopori pura panataran Agung catur Parhyangan ratu Pasek linggih Ida Bhatara Mpu gana di pundukdawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar