Berikut adalah puisi religius dengan judul :
Puja Bhakti Ring Ida Sanghyang Agni
Makna Sloka Veda, Tradisi Agnihotra, dan Perenungan Spiritual di Griya Agung Bangkasa
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
1. Nyanyian Api yang Abadi
Dalam bara sunyi langit Brahman,
terpancar cahaya tak berbatas pandang,
di sanubari suci para Rsi zaman purwa,
api menyala bukan membakar, tapi menyadarkan.
ॐ महाज्वालय विद्महे । अग्निदेवाय धीमहि । तन्नो अग्निः प्रचोदयात् ॥
Om Mahajwālaya vidmahe, Agnidevāya dhīmahi, Tanno Agni prachodayāt
Mari renungkan Sang Agni yang bercahaya agung,
yang sulutkan terang dalam pikir kita yang sempit dan ragu.
2. Di Griya Agung, Api Berbicara
Kala dupa mengepul perlahan di pagi Brahma,
kami, anak-anak niskala, duduk bersila,
menghadap pedamaran sambe layar,
cawan sutra, sumbu kapas, lidah-lidah doa menyebar.
Guru Nabe bersabda dalam diam,
Jero Mangku Lanang dan Istri menyatukan tangan dalam damai.
Damar kurung, nyala penuh makna,
seperti nyawa yang pulang dalam cahaya.
3. Api Adalah Jalan, Bukan Sekadar Nyala
Agnihotra tak hanya ritus,
tapi cermin pertemuan antara yang fana dan yang kekal,
antara karma dan kebijaksanaan purba,
antara tubuh dan Atma yang rindu kembali pulang.
Di sanalah, di abu suci,
terbakar segala ilusi dan kebodohan,
havis dihaturkan bukan untuk dunia,
melainkan untuk kesadaran yang ingin lepas dari maya.
4. Lontar Berkata, Lontar Bernyanyi
"Weda Parikrama Sarahiota Samapta,"
"Kotaraning Sembah," bisik lontar di pelataran griya.
Api adalah prabhawa Sang Hyang Widhi,
Brahma yang menyala dalam diri,
dengan saktinya, Saraswati menari,
di ujung nyala dupa dan bait-bait syair suci.
5. Pitra Yadnya, Jalan Pulang yang Terbakar
Damar kurung menjadi lentera,
menuntun jiwa yang hendak lepas,
panca maha bhuta kembali seimbang,
di tangan Agni, penyatu ragawi dan rohani.
Tungku-tungku kecil membisikkan nama-nama,
para leluhur, para penuntun,
yang tubuhnya telah menyatu dalam api,
tapi jiwanya berhembus di setiap nyanyian veda ini.
6. Sanghyang Agni, Kami Mengabdi
Wahai Dewa Api,
pembawa terang, pemutus tirai kegelapan,
terima persembahan kami,
nyala dupa ini, mantra ini, dan air mata sunyi kami.
Biarlah nyala-Mu membakar jalan kami,
menjadi pelita saat kami kehilangan arah,
dan jadikan bara-Mu,
panas kasih yang membakar keakuan hingga jadi abu.
7. Akhiran: Api Adalah Guru
Di Griya Agung Bangkasa,
di mana daun lontar dan abu bersatu,
aku memahami —
bahwa dalam nyala kecil,
Tuhan bersabda tanpa kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar