Puja Bhakti Ring Ida Sanghyang Agni: Makna Sloka Veda, Tradisi Agnihotra, dan Perenungan Spiritual di Griya Agung Bangkasa
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
1. Pendahuluan
Pemujaan terhadap api dalam tradisi Hindu memiliki peran yang sangat vital. Api bukan hanya simbol dari kekuatan destruktif dan purifikasi, tetapi juga sebagai media penghubung antara manusia dengan Tuhan dan para Dewa. Dalam konteks ini, Sanghyang Agni, atau Dewa Api, dipuja sebagai penjaga suci dari upacara Yadnya serta sebagai penyampai persembahan kepada alam niskala. Tulisan ini membahas makna sloka suci Veda yang berhubungan dengan pemujaan Agni, serta implementasinya dalam tradisi spiritual lokal seperti yang dilaksanakan di Griya Agung Bangkasa.
2. Sloka Veda Tentang Sanghyang Agni
Bahasa Sanskerta:
ॐ महाज्वालय विद्महे
अग्निदेवाय धीमहि
तन्नो अग्निः प्रचोदयात् ॥
Transliterasi:
OM Mahajwālaya vidmahe
Agnidevāya dhīmahi
Tanno Agni prachodayāt
Makna dalam Bahasa Indonesia:
Om, marilah kita mengenal Sanghyang Agni (dewa api) yang bercahaya agung,
kita renungkan Sanghyang Agni,
semoga Sanghyang Agni membimbing pikiran kita.
Sloka ini merupakan bagian dari mantra Gayatri khusus untuk Dewa Agni. Ia mengandung permohonan agar pikiran dan batin diarahkan oleh Sanghyang Agni menuju jalan yang benar dan terang, seperti nyala api yang menuntun dalam kegelapan.
3. Makna Filosofis dan Spiritualitas
Dalam ajaran Weda, Agni adalah perantara antara manusia dan para Dewa. Agni mengantarkan persembahan (havis) dari manusia kepada para Dewa di alam swah loka. Sebagaimana dinyatakan dalam Rg Veda Mandala VII, Agni adalah wahyu pertama yang diterima oleh para Rsi, khususnya Rsi Vasistha, dalam bentuk Agni Purana.
4. Pemujaan Sanghyang Agni di Griya Agung Bangkasa
Momen spiritual di Griya Agung Bangkasa menjadi sangat bermakna ketika kami mengikuti (atau mengenang) pelaksanaan puja bhakti ring Ida Sanghyang Agni, bersama Guru Nabe, Jero Mangku Gede lanang-istri, serta anggota keluarga Griya dan para wisatawan spiritual lainnya. Meski beberapa hanya bisa mengingat atau membayangkan kehadiran tersebut, suasana penuh kehikmatan tetap terasa kuat.
5. Simbol-Simbol dan Sarana Upacara
Pemujaan terhadap Sanghyang Agni dilakukan dengan berbagai sarana suci, di antaranya:
- Pedamaran Sambe Layar: Simbol Hyang Agni yang berupa sistem padamaran (dipa) dengan mangkok keramik (cawan sutra) dan sumbu dari benang tukel (kapas).
- Damar Kurung: Digunakan dalam upacara Agni Pralina untuk memohon restu agar roh yang telah meninggal kembali ke asal unsur panca maha bhuta secara sempurna.
- Tungku Agni dan Agnihotra: Upacara ini merupakan inti dari pitra yadnya dan dewa yadnya, menghubungkan manusia dengan Tuhan melalui persembahan api suci.
6. Api dalam Lontar dan Teks Suci Bali
Dalam Lontar Kotaraning Sembah dan Lontar Weda Parikrama Sarahiota Samapta, dijelaskan bahwa api adalah fondasi utama dalam setiap upakara. Api adalah prabhawa dari Sang Hyang Widhi dalam aspek Sanghyang Agni atau Brahma, sumber widya (pengetahuan) dan energi spiritual melalui manifestasi sakti-Nya, Dewi Saraswati.
7. Api sebagai Simbol Transformasi dan Pengetahuan
Api juga merupakan simbol transformasi—membakar kekotoran lahir dan batin—serta sebagai kekuatan yang menerangi dan membuka cakrawala spiritual manusia. Dalam pelaksanaan Agni Homa, berbagai jenis api seperti api dupa, api penimpug, api linting dan api tekep memainkan peran penting dalam penyucian dan pembebasan.
8. Kesimpulan
Pemujaan terhadap Sanghyang Agni bukanlah sekadar ritual keagamaan, melainkan ekspresi dari koneksi terdalam manusia terhadap unsur api sebagai prinsip ketuhanan. Di Griya Agung Bangkasa, tradisi ini tidak hanya dipertahankan tetapi juga menjadi bagian dari pariwisata spiritual yang mempertemukan antara kearifan lokal dan spiritualitas universal.
#tubaba @griyaagungbangkasa // Puja Bhakti Ring Ida Sanghyang Agni
#agnihotra #astadewata #vedabhakti #api_suci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar