📜“Weda Menyala di Dada Brahmana”
(Puisi Persembahan untuk Kelas Bongkasa UHN IGB Sugriwa)
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Di senyap pagi yang suci dan bersahaja,
duduk bersila para sulinggih muda,
tak membawa senjata, tak mengangkat suara,
hanya pena, mantra, dan api cinta pada dharma.
📖
Upaviśataḥ bodhyasthānaṁ dharma-jñānāya
Di ruang pembelajaran mereka bersimpuh,
menimba makna bukan demi gemuruh,
tetapi demi dunia yang sedang rapuh.
Brāhmaṇāḥ yatante nityam śraddadhānā hṛdi
tiap hari hati mereka dibakar keyakinan,
bahwa belajar adalah sembahyang yang panjang.
🪷
Mereka bukan penghafal kosong,
tetapi penjaga kebenaran dalam gelap zaman.
Mereka tahu:
Satyaṁ vada, dharmaṁ cara
"Ucapkan yang benar, jalani Dharma."
Inilah ajaran yang mereka genggam
lebih erat daripada emas dan gelar.
🌿
Eṣā vidyāyāḥ ārādhanā, na kevalaṁ svārthāya
"Ilmu ini bukan untuk diri semata,"
mereka bisikkan di antara halaman kitab suci
yang bersinar bukan oleh tinta,
tetapi oleh air mata dan pengabdian sejati.
✨
Mereka baca bukan hanya huruf,
tapi makna-makna yang hidup.
Jīvanaṁ api tapomayaṁ bhavati
"Hidup pun menjadi tapa yang bersinar."
🔱
Mereka bukan sekadar pelajar,
mereka adalah lampu –
yang tak pernah meminta tepuk tangan,
tapi bersedia terbakar demi terang zaman.
🌺
Wahai dunia,
jika kau mencari pemimpin arif,
jangan cari di panggung ramai,
tapi lihatlah ke ruang sunyi Bongkasa,
di mana Pandita dan Pinandita kecil
sedang memahat cahaya
di dadanya sendiri.
📍 Catatan Redaksi:
Puisi ini adalah penghormatan untuk para siswa teologi UHN I Gusti Bagus Sugriwa di Kelas Bongkasa.
Mereka bukan hanya menimba ilmu, tetapi menyiapkan diri sebagai pemangku masa depan,
penyambung nafas Weda dalam kehidupan nyata.
Sanātana Dharma bukan warisan mati, tapi nyala api yang terus diwariskan—dari guru, ke murid, ke semesta.
🕉️
Om Śāntiḥ Śāntiḥ Śāntiḥ Om 🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar