Kamis, 05 Juni 2025

Edisi Khusus: Dewasa Ayu Mlaspas Mobil

“Mlaspas sebagai Momen Penyucian Kendaraan dan Diri: Menuju Perjalanan Ilmiah dan Spiritual”


---

I. Pendahuluan

Dalam ajaran Hindu Dharma di Bali, setiap tindakan penting yang menyangkut kehidupan manusia selalu diselaraskan dengan prinsip rwa bhineda (dualisme sekala-niskala), serta didasari tat twam asi—kesadaran bahwa yang tampak dan tidak tampak saling terhubung. Dalam konteks ini, upacara mlaspas mobil bukan sekadar ritual simbolis, melainkan pengakuan atas pentingnya menyucikan sarana perjalanan fisik agar selaras dengan tujuan spiritual pemiliknya.
Upacara ini menjadi momen sakral untuk meletakkan niat baik (satya hrdaya) dalam setiap perjalanan, melibatkan piuning, pemujaan, dan pemujaan kepada Hyang Widhi agar perjalanan yang ditempuh aman, nyaman, dan penuh berkah.


---

II. Penetapan Dewasa Ayu Berdasarkan Wariga Bali

Dalam memilih Dewasa Ayu (hari baik) untuk mlaspas mobil, wariga menjadi rujukan utama. Wariga merupakan sistem kalender spiritual-warisan leluhur Bali yang mempertimbangkan berbagai wuku, ingkel, ekajalaresi, dan simbol lontar wariga lainnya. Analisis dewasa ayu berikut diturunkan berdasarkan petunjuk wariga dan tafsir keilmuan oleh penglingsir sulinggih dan wariga lokal.


---

A. Tanggal 11 Panglong Pisan

Simbol Wariga: Catur Laba, Satriya Wibawa

Makna Dewasa: Hari ini diklasifikasikan sebagai Dewasa Ayu Sidha Karya, hari yang membawa keberhasilan dalam kegiatan spiritual dan sosial yang penting. Sangat sesuai untuk mlaspas kendaraan, karena mengandung kekuatan sidhi (penyelesaian tugas) dan karya (proyek kehidupan).

🔹 Penjabaran Simbol:

1. Catur Laba
Empat jenis laba (keuntungan) yang dianugerahkan pada hari ini:

Laba Sekala: kendaraan siap pakai, sehat secara teknis

Laba Niskala: disucikan dan diberkati secara spiritual

Laba Sosial: mempererat relasi sosial dalam keluarga dan lingkungan

Laba Ilmu: momen pembelajaran tentang kehati-hatian dan ketekunan dalam perjalanan


Interpretasi:
Mlaspas pada hari ini memberikan nilai komprehensif; bukan hanya penyucian fisik kendaraan, tapi juga menyelaraskan energi pemiliknya menuju perjalanan hidup yang lebih bijak dan bertanggung jawab.


2. Satriya Wibawa
Menandakan aura ksatria yang berwibawa—mobil yang di-plaspas hari ini ideal untuk mereka yang menempuh profesi dengan tanggung jawab besar atau tengah memasuki fase baru (misalnya: pindah tempat kerja, memulai usaha, mendampingi anak sekolah).




---

B. Tanggal 12 Panglong 2

Tafsir Wariga: Bambang Gde Rawi

Simbol Wariga: Laku Air, Ekajalarsi Werdi Putra, Perniti Separsa

🔹 Makna Dewasa:

1. Laku Air
Melambangkan kejernihan dan penyucian batin.
Makna:
Niat utama mlaspas pada hari ini harus murni, tidak terkontaminasi oleh kemewahan berlebihan, tetapi sebagai penghormatan terhadap Sang Pencipta dan sarana hidup. Ritual harus dimulai dengan mapiuning dan melukat.


2. Ekajalarsi Werdi Putra
Simbol bersatunya langkah menuju kemajuan generasi.
Makna:
Hari ini sangat tepat bila mobil akan digunakan untuk mendukung kegiatan anak-anak, pendidikan, atau mobilitas keluarga besar yang sedang membina kemajuan rohani dan lahiriah.


3. Perniti Separsa
Mengandung nilai perencanaan yang matang dan kebijaksanaan bertindak.
Makna:
Kegiatan mlaspas hari ini perlu dilandasi manajemen waktu, keterlibatan pemangku, serta evaluasi kendaraan secara menyeluruh. Jika ritual ini dijalankan dengan upasama (kesungguhan hati), hasilnya akan bermanfaat dalam jangka panjang.




---

III. Mantra dan Rangkaian Upacara Mlaspas Mobil

Dalam pelaksanaan mlaspas, mantra utama yang biasa digunakan antara lain:

Sloka Sanskerta (dikutip dari Atharvaveda):
“Yānaya dharmaṃ nayasi tvaṃ, śuddho vāhanaḥ śivaḥ bhava.”
Transliterasi:
"Wahai kendaraan, bawalah kami pada jalan dharma; jadilah suci dan penuh rahmat Śiva."

Makna:
Mobil bukan sekadar alat transportasi, melainkan wahana dharma yang membawa pemiliknya mendekat kepada kebajikan, keselamatan, dan kebijaksanaan dalam hidup.

Tahapan Upacara Mlaspas:

1. Mapiuning di sanggah/Padmasana


2. Melukat simbolis kendaraan dengan tirta


3. Ngaturang banten caru alit/segehan untuk menetralisasi energi kala


4. Puja stawa dan nunas tirta penglukatan


5. Ngidang mobil searah jarum jam 3 kali sebagai simbol siklus hidup harmonis




---

IV. Rekomendasi Kegiatan Berdasarkan Dewasa Ayu

Pilih lokasi penyucian di halaman rumah dengan sanggah atau di Pura Desa setempat.

Ajak anggota keluarga dalam prosesi sebagai bentuk kekompakan sosial-spiritual.

Gunakan banten sederhana namun satwika (murni).

Lakukan meditasi atau japa sejenak setelah prosesi, memohon restu perjalanan yang akan datang.

Kendaraan diberi nama atau dikaitkan dengan nilai spiritual, seperti Dharmajaya, Satyamobila, atau lainnya sebagai simbol energi positif.



---

V. Penutup

Mlaspas kendaraan tidak hanya menjadikan mobil lebih bersih secara spiritual, tetapi juga menanamkan kesadaran bahwa dalam hidup ini setiap perjalanan harus diawali dengan niat suci dan restu ilahi. Dengan mlaspas, mobil bukan hanya alat, tetapi menjadi sahabat dharma yang menyertai perjalanan manusia menuju tujuan luhur.
Hari baik adalah momentum, tetapi niat murni adalah inti dari segalanya.


---

📜 Sumber Referensi:

Lontar Wariga Tattwa

Weda Smṛti: Atharvaveda & Yajurveda

Interpretasi Wariga oleh Bambang Gde Rawi dan Penglingsir Griya Agung Bali Timur

Wawancara Pinandita Wiwa Griya Bangkasa





Tidak ada komentar:

Posting Komentar