Selasa, 10 Juni 2025

Bayu Leluhur

“Bayu Leluhur, Sabda Jiwa, Idep Pemersatu”

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Di antara bisik angin dan bayang gunung,
terdengar suara tua yang tak pernah lapuk,
itulah bayu leluhur yang mengalir tenang
melintasi darah, menari dalam napas Pasek yang terang.

Ia tak bersuara, namun kita paham,
ia tak memaksa, namun kita hormat dalam diam,
karena bayu itu bukan sekadar udara,
melainkan warisan adiluhung yang membentuk sukma.

Sabda jiwa, bukan sabda sembarangan,
lahir dari laku, dari nyanyian japa yang bertahan,
melintasi zaman, menembus keraguan,
menggemakan cinta dalam kesunyian pengabdian.

Bukan sabda untuk dipuja-puji,
tapi sabda yang mengajarkan rendah hati,
seperti sulinggih yang membakar ego dalam daksina,
dan menjadikan diam sebagai puncak kata.

Idep pemersatu, pikiran suci tanpa dendam,
merangkul yang jatuh, membangunkan yang karam,
karena dalam idep yang bening,
tak ada ruang bagi saling hujat,
hanya ada saling sumbah yang murni dan erat.

Masidikara dalam senyum tanpa suara,
saling parid dalam laku yang tiada dusta,
itulah kekuatan yang tak terucap,
tapi menyatu seperti api dan dupa yang bersahaja.


---

Wahai para penjaga api leluhur,
terangi jalan kami yang kadang terselubung kabut,
ingatkan kami bahwa menjadi Pasek sejati
bukan soal silsilah, tapi soal subhakti abadi.

Kami tak ingin hanya dikenal,
kami ingin mengabdi dalam makna yang kekal,
seperti pelita kecil di altar hati,
yang tak padam walau dunia beralih ganti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar