🪷 RAHAJENG RAHINA TUMPEK KRULUT
🙏 Om Swastyastu Semeton Sinamian 🫶
Kasih Adalah Nada Semesta, Hati Adalah Gamelan Jiwa
🫶 Ngiring Tincapang Tresna Asih Ring Jagat 🫶
I. Pratama: Swara Cinta Bangkit dari Sunyi
Di ujung sunyi, suara lembut mengalun,
Bagai kidung leluhur dari kahyangan turun.
Angin menari di ujung daun,
menggetarkan jiwa yang semula diam membisu.
“Krulut...” bisik semesta,
Nada lulut meniti bayu,
Mengajarkan hati agar tak runcing,
melainkan bulat dan membelai,
seperti doa yang tak pernah henti.
---
II. Dvitiya: Lulut Rasa, Luruh Duka
Bukan cinta yang membakar,
bukan asih yang menuntut.
Melainkan lulut—yang mengurai benang ego,
menjadi tenun kasih yang menyelimutkan dunia.
Di mana gamelan bertabuh,
di situlah cinta menari dalam wujud swara.
Di mana mantra dipuja,
di sanalah getar cinta bersenandung pada Tuhan.
---
III. Tritiya: Mantram Kasih, Gamelan Atma
Bukan bunga yang dibawa tangan,
tapi harumnya yang ditanam oleh niat suci.
Bukan suara yang menggelegar,
tapi getarnya yang mengetuk sunya hati.
💫 Saṁ gacchadhvaṁ saṁ vadadhvaṁ
Kita adalah nada yang mesti selaras,
seperti bambu dan tali—tanpa luka,
tapi mampu menciptakan langit yang bernyanyi.
---
IV. Caturthi: Lelakon Tresna Tanpa Rupa
Cinta bukan wajah,
tetapi bayangan terang di kegelapan.
Kasih bukan sentuhan,
melainkan ketulusan yang tak berharap balasan.
Dia hadir di senyum ibu,
di peluk semeton yang diam-diam berdoa,
di angin yang melembutkan panas siang,
dan di detik yang tak pernah meminta pujian.
---
V. Pancami: Tumpek Krulut, Tumpek Jiwa
Lonceng berdenting,
mantram mengalir dari sela-sela bibir sang pemuja.
Bukan sekadar gamelan yang disembah,
tapi nada yang lahir dari jiwa yang lembut,
dari hati yang tahu:
bahwa cinta sejati tidak keras,
ia—lulut, lembut, dalam, menyatu.
---
🕊️ Epilog Kasih Semesta
💌 Tresna tan ngametu malarat...
Kasih bukan beban, tapi penyembuh luka.
Ia tak memiliki, tapi menyertai.
Tak menyakiti, tapi menyadarkan.
Tak meminta balas, tapi menghadirkan keseimbangan.
---
🪶 Penutup: Nada Terakhir adalah Keheningan
Tumpek Krulut bukan sekadar rahina—
ia adalah genta yang mengingatkan bahwa:
dalam setiap rasa lulut,
Tuhan sedang berbicara.
🌺 Rahajeng Rahina Tumpek Krulut,
Semoga cinta bukan hanya kita simpan,
tapi kita tabuh sebagai gamelan jiwa,
agar dunia turut menari dalam welas asih yang tak putus.
Ngiring tincapang tresna asih ring sesamen, ring jagat.
🕉️ Om Śāntiḥ Śāntiḥ Śāntiḥ Om🕊️
Tidak ada komentar:
Posting Komentar