KORAN ILMIAH HINDU
šæš° Edisi Spesial Tumpek Krulut (Tumpek Lulut)
š️ Rahina Saniscara Kliwon Wuku Krulut | “Hari Tresna Asih”
RAHAJENG RAHINA TUMPEK KRULUT
Ngiring Tincapang Tresna Asih Ring Jagat
š«¶ Kasih Adalah Nada Semesta, Hati Adalah Gamelan Jiwa š«¶
Abstrak
Tumpek Krulut (disebut juga Tumpek Lulut) adalah rahina suci dalam kalender Bali yang jatuh pada Saniscara Kliwon Wuku Krulut, dipandang sebagai hari kasih sayang, cinta universal, dan vibrasi keindahan nada. “Krulut” berasal dari kata lulut, berarti lemah lembut, penuh kasih, tidak kasar, dan harmonis. Hari ini menjadi momentum reflektif untuk menyelaraskan cinta kasih pada diri, sesama, alam, dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Sloka Hindu Tentang Tresna Asih
1. Sloka dari Atharvaveda 3.30.3
šø Sanskerta:
saį¹ gacchadhvaį¹ saį¹ vadadhvaį¹ saį¹ vo manÄį¹si jÄnatÄm
devÄ bhÄgaį¹ yathÄ pÅ«rve saį¹jÄnÄnÄ upÄsate
šø Transliterasi:
Saį¹ gacchadhvaį¹ saį¹ vadadhvaį¹ saį¹ vo manÄį¹si jÄnatÄm
DevÄ bhÄgaį¹ yathÄ pÅ«rve saį¹jÄnÄnÄ upÄsate
šø Makna:
“Marilah kita berjalan bersama, berbicara dalam harmoni, dan berpikir dengan satu hati. Seperti para dewa zaman dahulu yang bersatu dalam persembahan.”
šŖ· Ini adalah sloka persatuan dan kasih sayang—mengajarkan agar semeton sinamian senantiasa menyatukan rasa dalam semangat welas asih dan harmoni.
2. Sloka dari Bhagavad GÄ«tÄ 12.13–14
šø Sanskerta:
adveį¹£į¹Ä sarva-bhÅ«tÄnÄį¹ maitraįø„ karuį¹a eva ca
nir-mamo nir-ahaį¹
kÄraįø„ sama-duįø„kha-sukhaįø„ kį¹£amÄ«
šø Transliterasi:
Adveį¹£į¹Ä sarva-bhÅ«tÄnÄį¹ maitraįø„ karuį¹a eva ca
Nir-mamo nir-ahaį¹
kÄraįø„ sama-duįø„kha-sukhaįø„ kį¹£amÄ«
šø Makna:
“Dia yang tidak membenci siapa pun, penuh kasih dan bersahabat terhadap semua makhluk, bebas dari rasa memiliki dan ego, seimbang dalam suka duka, serta penuh kesabaran—dialah yang terkasih bagi-Ku.”
✨ Sloka ini membangun dasar spiritual dari cinta kasih sebagai bentuk laku yoga dan bhakti.
3. Sloka dari Yajurveda 36.18
šø Sanskerta:
mitrasya cakį¹£uį¹£Ä sarvÄį¹i bhÅ«tÄni saį¹Ä«kį¹£Ämahe
šø Transliterasi:
Mitrasya cakį¹£uį¹£Ä sarvÄį¹i bhÅ«tÄni saį¹Ä«kį¹£Ämahe
šø Makna:
“Dengan pandangan persahabatan, kami memandang seluruh makhluk hidup.”
š Lihatlah dunia dengan mata kasih; inilah kunci vibrasi Tumpek Krulut.
Filosofi Tumpek Krulut: Cinta Sebagai Nada Semesta
Dalam lontar dan ajaran tattwa, Tumpek Krulut adalah pemuliaan terhadap wisesaning sabda lan swara (getar suci bunyi dan suara). Ia tidak sekadar pemujaan terhadap gamelan, seni suara, dan karawitan, namun juga mengandung makna welas asih dan rasa hormat terhadap rasa dan rasa-rasa.
š Gending, kidung, pupuh, mantram, dan gamelan adalah instrumen spiritual untuk membangkitkan bhakti dan menumbuhkan kasih di hati. Maka dari itu, cinta sejati tak selalu berbentuk kata, tapi dalam irama yang menyentuh batin terdalam.
Kutipan Kawi Bali
š "Tresna tan ngametu malarat, nanging tan sanggup mati lango; asih tan nyilihang awak, nanging nyarengin swara rasa."
✨ Artinya: “Cinta tak membawa celaka, tetapi sanggup merelakan segalanya; kasih tak meminta tubuh, tetapi menyatukan irama rasa.”
Makna Spiritualitas Tumpek Lulut
-
Welas Asih sebagai Wahana Mokį¹£a
Dalam ajaran karuį¹Ä (kasih sayang universal), orang yang penuh welas asih menyatu dengan sifat ilahi. Cinta bukan sekadar rasa, tetapi sarwa bhÅ«tahitÄįø„ rataįø„ – peduli pada seluruh makhluk (Bhagavad GÄ«tÄ 5.25). -
Nada sebagai Getaran Suci
Tumpek Krulut melambangkan getaran OM yang tersalur dalam musik suci. Nada adalah bayangan Tuhan dalam bentuk suara. Sehingga, menjaga keharmonisan adalah menjaga kehadiran-Nya dalam jiwa. -
Tresna Asih adalah Dharma
Dalam Tri Hita Karana, hubungan antar manusia—pawongan—dilandasi kasih. Tumpek Krulut memperkuat pawongan dengan semangat cinta kasih suci, bukan cinta duniawi semata.
Rahayu & Tincapang Tresna Asih
šŗ Ngiring semeton sinamian ngaturang rasa tresna asih, welas asih sareng sasama nyama braya, jagat alit sareng jagat agung, sebagai wujud nyujur rasa sujati ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Panutan dari Leluhur
š️ “Yat pinde tat brahmÄnanda” – Setiap cinta suci yang hadir dalam nada adalah pancaran Brahman.
šæ Semoga setiap gamelan yang ditabuh, setiap suara yang diperdengarkan, menjadi doa dan getaran kasih universal.
Penutup
Tumpek Krulut bukan hanya hari untuk mencintai, tapi juga hari untuk menyadari bahwa cinta sejati adalah kekuatan yang paling lembut namun paling kuat yang mempersatukan seluruh semesta.
š Rahajeng Rahina Tumpek Krulut, Semeton Sinamian!
š«¶ Ngiring tincapang tresna asih ring sesama
š️ Swasthi prajabhyah paripalayantÄm
š Om ÅÄnti ÅÄnti ÅÄntiįø„ š
Tidak ada komentar:
Posting Komentar