Jumat, 06 Juni 2025

Tumpek Krulut

KORAN ILMIAH HINDU
šŸ“æšŸ“° Edisi Spesial Tumpek Krulut (Tumpek Lulut)
šŸ—“️ Rahina Saniscara Kliwon Wuku Krulut | “Hari Tresna Asih”


RAHAJENG RAHINA TUMPEK KRULUT

Ngiring Tincapang Tresna Asih Ring Jagat
🫶 Kasih Adalah Nada Semesta, Hati Adalah Gamelan Jiwa 🫶


Abstrak

Tumpek Krulut (disebut juga Tumpek Lulut) adalah rahina suci dalam kalender Bali yang jatuh pada Saniscara Kliwon Wuku Krulut, dipandang sebagai hari kasih sayang, cinta universal, dan vibrasi keindahan nada. “Krulut” berasal dari kata lulut, berarti lemah lembut, penuh kasih, tidak kasar, dan harmonis. Hari ini menjadi momentum reflektif untuk menyelaraskan cinta kasih pada diri, sesama, alam, dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.


Sloka Hindu Tentang Tresna Asih

1. Sloka dari Atharvaveda 3.30.3

šŸ”ø Sanskerta:
saṁ gacchadhvaṁ saṁ vadadhvaṁ saṁ vo manāṁsi jānatām
devā bhāgaṁ yathā pūrve saṁjānānā upāsate

šŸ”ø Transliterasi:
Saṁ gacchadhvaṁ saṁ vadadhvaṁ saṁ vo manāṁsi jānatām
Devā bhāgaṁ yathā pūrve saṁjānānā upāsate

šŸ”ø Makna:
“Marilah kita berjalan bersama, berbicara dalam harmoni, dan berpikir dengan satu hati. Seperti para dewa zaman dahulu yang bersatu dalam persembahan.”

🪷 Ini adalah sloka persatuan dan kasih sayang—mengajarkan agar semeton sinamian senantiasa menyatukan rasa dalam semangat welas asih dan harmoni.


2. Sloka dari Bhagavad GÄ«tā 12.13–14

šŸ”ø Sanskerta:
adveṣṭā sarva-bhÅ«tānāṁ maitraįø„ karuṇa eva ca
nir-mamo nir-ahaį¹…kāraįø„ sama-duįø„kha-sukhaįø„ kį¹£amÄ«

šŸ”ø Transliterasi:
Adveṣṭā sarva-bhÅ«tānāṁ maitraįø„ karuṇa eva ca
Nir-mamo nir-ahaį¹…kāraįø„ sama-duįø„kha-sukhaįø„ kį¹£amÄ«

šŸ”ø Makna:
“Dia yang tidak membenci siapa pun, penuh kasih dan bersahabat terhadap semua makhluk, bebas dari rasa memiliki dan ego, seimbang dalam suka duka, serta penuh kesabaran—dialah yang terkasih bagi-Ku.”

Sloka ini membangun dasar spiritual dari cinta kasih sebagai bentuk laku yoga dan bhakti.


3. Sloka dari Yajurveda 36.18

šŸ”ø Sanskerta:
mitrasya cakį¹£uṣā sarvāṇi bhÅ«tāni saṁīkṣāmahe

šŸ”ø Transliterasi:
Mitrasya cakį¹£uṣā sarvāṇi bhÅ«tāni saṁīkṣāmahe

šŸ”ø Makna:
“Dengan pandangan persahabatan, kami memandang seluruh makhluk hidup.”

🌈 Lihatlah dunia dengan mata kasih; inilah kunci vibrasi Tumpek Krulut.


Filosofi Tumpek Krulut: Cinta Sebagai Nada Semesta

Dalam lontar dan ajaran tattwa, Tumpek Krulut adalah pemuliaan terhadap wisesaning sabda lan swara (getar suci bunyi dan suara). Ia tidak sekadar pemujaan terhadap gamelan, seni suara, dan karawitan, namun juga mengandung makna welas asih dan rasa hormat terhadap rasa dan rasa-rasa.

šŸ”Š Gending, kidung, pupuh, mantram, dan gamelan adalah instrumen spiritual untuk membangkitkan bhakti dan menumbuhkan kasih di hati. Maka dari itu, cinta sejati tak selalu berbentuk kata, tapi dalam irama yang menyentuh batin terdalam.


Kutipan Kawi Bali

šŸ“œ "Tresna tan ngametu malarat, nanging tan sanggup mati lango; asih tan nyilihang awak, nanging nyarengin swara rasa."

Artinya: “Cinta tak membawa celaka, tetapi sanggup merelakan segalanya; kasih tak meminta tubuh, tetapi menyatukan irama rasa.”


Makna Spiritualitas Tumpek Lulut

  1. Welas Asih sebagai Wahana Mokį¹£a
    Dalam ajaran karuṇā (kasih sayang universal), orang yang penuh welas asih menyatu dengan sifat ilahi. Cinta bukan sekadar rasa, tetapi sarwa bhÅ«tahitāḄ rataįø„ – peduli pada seluruh makhluk (Bhagavad GÄ«tā 5.25).

  2. Nada sebagai Getaran Suci
    Tumpek Krulut melambangkan getaran OM yang tersalur dalam musik suci. Nada adalah bayangan Tuhan dalam bentuk suara. Sehingga, menjaga keharmonisan adalah menjaga kehadiran-Nya dalam jiwa.

  3. Tresna Asih adalah Dharma
    Dalam Tri Hita Karana, hubungan antar manusia—pawongan—dilandasi kasih. Tumpek Krulut memperkuat pawongan dengan semangat cinta kasih suci, bukan cinta duniawi semata.


Rahayu & Tincapang Tresna Asih

🌺 Ngiring semeton sinamian ngaturang rasa tresna asih, welas asih sareng sasama nyama braya, jagat alit sareng jagat agung, sebagai wujud nyujur rasa sujati ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa.


Panutan dari Leluhur

šŸ•‰️ “Yat pinde tat brahmānanda” – Setiap cinta suci yang hadir dalam nada adalah pancaran Brahman.

šŸ“æ Semoga setiap gamelan yang ditabuh, setiap suara yang diperdengarkan, menjadi doa dan getaran kasih universal.


Penutup

Tumpek Krulut bukan hanya hari untuk mencintai, tapi juga hari untuk menyadari bahwa cinta sejati adalah kekuatan yang paling lembut namun paling kuat yang mempersatukan seluruh semesta.


šŸ“œ Rahajeng Rahina Tumpek Krulut, Semeton Sinamian!

🫶 Ngiring tincapang tresna asih ring sesama
šŸ•‰️ Swasthi prajabhyah paripalayantām

šŸ™ Om Śānti Śānti Śāntiįø„ šŸ™


Tidak ada komentar:

Posting Komentar