Kamis, 12 Juni 2025

NEURALITAS YANG LENA

πŸͺΆ PUISI UTAMA – “NEURALITAS YANG LENA”

🧠 Karya I Gede Sugata Yadnya Manuaba


Di samudra data tanpa batas,
Manusia berenang tanpa arah dan batas,
Otak dilapisi gemerlap layar kaca,
Namun nurani ditinggal entah ke mana.

Dulu, berpikir adalah upaya,
Kini, sekadar tanya: "Google, apa jawabnya?"
Layar menjadi guru, bukan karena ia tahu,
Tapi karena manusia tak lagi mau meragu.

Di altar teknologi kita bersujud,
Pada chip dan sinyal yang tak bermaksud,
Lupa bahwa cahaya pencerahan sejati,
Tak bisa diunduh, tak bisa dicari—
Kecuali lewat hati yang sunyi.

Profesor Google, dewa zaman baru,
Mengajarkan seribu jawaban tanpa makna,
Sementara generasi Ctrl+C hidup tergesa,
Menjadi cerdas tanpa jiwa.

Klik demi klik, logika kian tipis,
Budhi dibungkam oleh algoritma yang manis,
Yang viral ditiru, yang dalam dilupa,
Kita hidup di zaman di mana kesadaran pun bisa dibajak swasta.

Apalah gunanya memori besar,
Jika ia sekadar menampung kabar,
Tanpa saring, tanpa renung,
Hingga nilai hancur, dan akal pun mengerung.

Oh budhi yang menuntun karma,
Kini tinggal siluet dalam maya,
Sebab digitalisasi tanpa dharma,
Adalah perjalanan menuju gulita.

Bangkitlah, wahai manusia layar,
Gunakan teknologi bukan sebagai pengganti sadar,
Tapi sebagai lentera, bukan pemilik nalar,
Agar di dunia cepat ini, kau tetap bijak bersabar.


🌸 Akhir Kata

> “Di dunia tanpa otak, bukan teknologi yang jahat, tapi manusia yang menyerahkan kehormatannya sendiri.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar