Sabtu, 28 Juni 2025

Emosional Remaja & Refleksi Orang Tua

🗞️ SUARA HATI GENERASI Z

🧠 Edisi Khusus Edukasi Emosional Remaja & Refleksi Orang Tua


🔍 “Dulu Anak Itu Nurut, Sekarang Dikit-dikit Marah...”

Benarkah Anak Berubah? Atau Justru Dunia Kita yang Terbalik?
✍️ Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba


Banyak orang tua sering mengeluh:

"Dulu anak-anak itu patuh, nggak banyak protes. Sekarang dikit-dikit baper, sensi, marah."

Tapi, mari kita jujur dan menepi sejenak dari prasangka...

📌 Apakah benar anak yang berubah? Atau... lingkungan yang kian menekan, komunikasi yang makin jarang, dan cinta yang mulai bersyarat?


🔎 7 Akar Emosi Anak Zaman Sekarang

1️⃣ Terlalu Sering Dimarahi, Jarang Dipahami

Anak bukan robot. Kalau terus-menerus ditekan karena hal sepele — nilai, kebersihan kamar, HP — tanpa ditanya perasaannya, emosi akan menumpuk dan akhirnya meledak.

💬 “Kenapa kamu begitu, nak? Ada yang mengganggu?”

Coba diganti dari marah ke mendengar.


2️⃣ Orang Tua Selalu Mau Menang Sendiri

“Ikutin aja, kamu belum tahu apa-apa!”

Kalimat ini memutus nalar, menyakiti harga diri anak. Mereka butuh dihargai dan didengarkan, bukan didikte.

🧠 Saat anak tak didengar, marah adalah bentuk protes paling spontan.


3️⃣ Dibanding-Bandingkan Tanpa Henti

“Lihat tuh kakakmu bisa!”
“Anak tetangga aja rajin...”

Yang tumbuh bukan motivasi, tapi luka batin dan rasa tidak cukup.
Anak mulai merasa: “Aku gagal.”


4️⃣ Tidak Ada Teladan Baik di Rumah

Orang tua sering marah, kasar, membentak? Anak pun meniru.

🪞 Anak bukan hanya pendengar, tapi peniru terbaik.


5️⃣ Tekanan Sekolah & Sosial Terlalu Berat

Tugas menumpuk.
Tuntutan nilai.
Persaingan sosial.

Belum selesai satu masalah, datang yang lain.
Anak bisa kelelahan mental. Dan dalam kelelahan, emosi jadi jalan keluar.


6️⃣ Kurangnya Waktu Berkualitas di Rumah

Satu atap, tapi jiwa saling jauh.
Sibuk gadget, pekerjaan, urusan pribadi.
Anak merasa tidak punya tempat aman untuk cerita.

❤️ Mereka tidak mencari solusi. Mereka hanya ingin didengarkan.


7️⃣ Paparan Sosial Media yang Tak Terkontrol

Anak tumbuh dalam banjir konten TikTok, YouTube, Instagram...

Tanpa bimbingan atau penyaringan, mereka jadi cemas, mudah tersulut, dan hilang arah.
Karena dunia virtual menghipnotis, namun tidak mendidik.


🌱 Mari Kembali ke Rumah yang Ramah

💡 Anak bukan “masalah” yang harus diperbaiki, tapi amanah suci yang perlu dipahami.
Mereka bukan untuk “dibentuk seperti kita dulu,” tapi disayangi agar jadi versi terbaik dirinya sekarang.

💬 “Jika anak jadi pemarah, jangan buru-buru menyalahkan. Cerminlah rumah, suasana, dan cinta yang kita berikan.”


💫 Penutup

Keluarga bukan sekadar tempat tinggal,
Tapi tempat pulang...
yang penuh pelukan, bukan bentakan.
yang penuh doa, bukan hanya aturan.


📣 Jadikan rumahmu sekolah cinta pertama bagi anak-anakmu.

🖋️ Ditulis oleh:
I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Pemerhati Pendidikan Karakter – Penggerak Budaya & Literasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar