Edisi Khusus Pasemetonan: JASMERAH!
"Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah"
🕉️ Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba
Griya Agung Bangkasa di Bongkasa
🌺 Sang Proklamator Pasemetonan & Pelopor Pura Panataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek, Pundukdawa
---
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
🕉️ SANG SINUHUN: PELOPOR SPIRITUAL DAN IDENTITAS SEJARAH
Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba, tokoh agung dari Griya Agung Bangkasa, adalah pewaris tattwa Siwa-Buddha Nusantara, guru dharma, dan pemersatu pasemetonan dalam arus zaman yang terus berubah. Sebagai pelopor utama pendirian Pura Panataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek di Pundukdawa, beliau adalah simbol kebangkitan spiritual dan pemurnian garis waris Ida Bhatara Mpu Gana.
---
🔱 JASMERAH! – Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah
Seperti pesan Bung Karno, JASMERAH adalah seruan suci agar kita tidak melupakan akar spiritual dan leluhur. Ida Sinuhun bukan hanya pelestari, tetapi juga proklamator pasemetonan yang mengangkat martabat keturunan Pasek melalui tattwa, sadhana, dan karya nyata.
---
🪔 SLOKA HINDU PILIHAN – PENGUAT IDENTITAS DAN DHARMA
---
🔹 Sloka 1 – Śivamahimna Stotram, 1.1
महादेवो महात्मा च सदा सच्चिदानन्दः।
mahādevo mahātmā ca sadā saccidānandaḥ।
> Makna:
Mahādeva adalah jiwa agung, kekal sebagai kebenaran, kesadaran, dan kebahagiaan sejati.
🔎 Ini mencerminkan Ida Sinuhun sebagai manifestasi Siwa di dunia manusia (manuṣa), yang hidup dalam satya (kebenaran) dan ānanda (kebahagiaan rohani).
---
🔹 Sloka 2 – Bhagavad Gītā IV.7
यदा यदा हि धर्मस्य ग्लानिर्भवति भारत।
अभ्युत्थानम् अधर्मस्य तदाऽअत्मानं सृजाम्यहम्॥
yadā yadā hi dharmasya glānir bhavati bhārata,
abhyutthānam adharmasya tadā ātmānaṃ sṛjāmy aham।
> Makna:
Setiap kali dharma merosot dan adharma bangkit, Aku menjelma kembali.
🔎 Penjelmaan dharma dalam sosok Ida Sinuhun menjadi nyata dalam upaya beliau mendirikan Pura Catur Parahyangan sebagai pusat kebangkitan kembali ajaran leluhur Pasek (PAmikukuh SEsananing Kawitan).
---
🔹 Sloka 3 – Atharvaveda XII.1.45
माता भूमिः पुत्रोऽहं पृथिव्याः।
mātā bhūmiḥ putro'haṃ pṛthivyāḥ।
> Makna:
Bumi adalah ibuku, dan aku adalah putranya.
🔎 Menggambarkan rasa bakti Ida Sinuhun terhadap Tanah Bali dan leluhur, serta dedikasinya dalam memuliakan tanah kelahiran sebagai tanah dharma.
---
🔹 Sloka 4 – Ṛgveda X.191.4
समानी व आकूति: समाना हृदयानि व:।
समानमस्तु वो मनो यथा व: सुसहासति॥
samānī va ākūtiḥ samānā hṛdayāni vaḥ,
samānam astu vo mano yathā vaḥ susahāsati॥
> Makna:
Semoga niat kita satu, hati kita satu, dan pikiran kita satu dalam kebersamaan.
🔎 Inilah prinsip dasar “Pasemetonan” yang dibangun Ida Sinuhun—kesatuan niat dalam semangat kebersamaan yang suci.
---
🛕 CATUR PARAHYANGAN RATU PASEK: MERU TUNGGAL UNTUK LELUHUR MPUGANA
Pura Panataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek di Pundukdawa adalah pusat dharma pasemetonan. Ida Sinuhun merancang dan menginisiasi tempat ini sebagai pancer spiritual:
Menyatukan empat parhyangan
Meneguhkan pemujaan terhadap Ida Bhatara Mpu Gana
Menjadi pusat kebangkitan leluhur pasek dalam format keagamaan yang teratur dan teologis.
---
📜 PERNYATAAN TEOLOGIS DAN FILOSOFIS
Ida Sinuhun adalah penjelmaan dharma jñāna (pengetahuan rohani). Beliau menolak ego dan mementingkan kebangkitan jati diri pasemetonan melalui pemujaan terstruktur dan pendidikan spiritual. Proklamasi beliau bukan bersifat politik, tetapi spiritual dan budaya, menciptakan identitas kolektif dalam pelindungan nilai-nilai luhur leluhur.
---
🎖️ PESAN UNTUK GENERASI MUDA
> "Bangkitlah wahai Pasek (PAmikukuh SEsananing Kawitan) sejati! Tegakkan dharma, jangan pernah malu mewarisi kebesaran leluhurmu.
Warisan sejati bukan emas atau istana, tetapi tattwa dan pengabdian kepada Siwa dan leluhurmu."
> — Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba.
---
🇮🇩 JASMERAH: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah!
Bila Bung Karno mewariskan Pancasila,
maka Ida Sinuhun mewariskan Catur Parahyangan.
Keduanya adalah proklamator—satu di ranah bangsa, satu di ranah spiritual pasemetonan.
---
📡 RADARRANGDILANGIT – KORAN ILMIAH PASÉK NUSANTARA
🗓️ Terbit 2 Juni 2025
📍 Pusat Liputan: Griya Agung Bangkasa, Bongkasa – Pundukdawa
🕯️ Dharma, Jñāna, Satya, dan Sejarah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar