Jumat, 06 Juni 2025

AKSARAH OM & ONG

“AKSARAH OM & ONG SEBAGAI ROH SEMESTA: Telaah Teologis Hindu Berdasarkan Sloka Bhagavad Gītā dan Tradisi Weda”


---

Abstrak

Tulisan ini membahas pemaknaan filosofis dan teologis dari Aksarah OM dan ONG sebagai roh semesta (Paramātmā) dan Tuhan Yang Maha Esa (Parameśvara) dalam tradisi Hindu. Berdasarkan sloka-sloka dalam Bhagavad Gītā, kedua aksara suci ini tidak hanya sekadar simbol fonetik, melainkan mewakili kehadiran ilahi yang meresapi Buana Agung (makrokosmos) dan Buana Alit (mikrokosmos). Artikel ini menguraikan makna dari OM sebagai personal Maheswara (Sadāśiwa) dan ONG sebagai personal Parameswara (Paramaśiwa), serta pengaruhnya dalam dimensi kosmologis dan spiritual Hindu.


---

Pendahuluan

Dalam ajaran Hindu, suara bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga merupakan vibrasi suci yang menjadi fondasi penciptaan alam semesta. Dua aksara yang sangat penting dalam konteks ini adalah OM dan ONG, dikenal sebagai Omkāra dan Oṅkāra, yang disebut sebagai bentuk paling murni dari Brahman, Atman, dan Purusottama. Dalam perspektif filsafat Hindu, OM dan ONG bukan hanya lambang, namun realitas eksistensial tertinggi: Roh Semesta (Aksarah Brahma) dan Atma Purusottama.


---

Sloka-sloka Bhagavad Gītā sebagai Dasar Teologis

1. Bhagavad Gītā 8.4 – Aksarah Brahma Sebagai Roh Semesta

🔸 Sanskerta
adhibhūtaṁ kṣaro bhāvaḥ puruṣaś cādhidaivatam
adhiyajño ’ham evātra dehe deha-bhṛtāṁ vara

🔸 Makna:
"Wujud materi disebut adhibhūta, Purusha (roh semesta) disebut adhidaivata, dan Aku sendiri adalah adhi yajña di dalam tubuh ini."

☀️ Dalam konteks ini, Aksarah Brahma dimaknai sebagai roh yang tidak binasa di tengah perubahan dunia, mengatur siklus kosmis dan menyatukan segalanya ke dalam satu kesadaran universal.


---

2. Bhagavad Gītā 8.13 – Pengucapan OM sebagai Jalan Moksha

🔸 Sanskerta
oṁ ity ekākṣaraṁ brahma vyāharan mām anusmaran
yaḥ prayāti tyajan dehaṁ sa yāti paramāṁ gatim

🔸 Makna:
"Barangsiapa mengucapkan OM, aksara tunggal Brahman, sambil mengingat-Ku saat meninggalkan tubuh, ia akan mencapai tujuan tertinggi."

✨ Sloka ini menegaskan bahwa OM bukan sekadar mantra, melainkan kunci spiritual yang menghubungkan jiwa dengan Paramātmā, dan membuka gerbang moksha.


---

3. Bhagavad Gītā 10.25 – OM sebagai Perwujudan Diri Tuhan (Vibhūti)

🔸 Sanskerta
mahṛṣīṇāṁ bhṛgur ahaṁ girām asmy ekam akṣaram
yajñānāṁ japa-yajño ’smi sthāvarāṇāṁ himālayaḥ

🔸 Makna:
"Dari para ṛṣi, Aku adalah Bhṛgu; dari ucapan, Aku adalah satu aksara suci (OM); dari persembahan, Aku adalah japa (pengucapan mantra)."

🔔 Dalam sloka ini, OM adalah bentuk vibrasi Tuhan yang eksis dalam bunyi dan mantra, serta menjadi sarana Tuhan menyatakan Diri-Nya dalam kata-kata.


---

4. Bhagavad Gītā 17.23–24 – OM sebagai Tradisi Weda Para Brahmana

🔸 Sanskerta
oṁ tat sat iti nirdeśo brahmaṇas tri-vidhaḥ smṛtaḥ
brāhmaṇās tena vedāś ca yajñāś ca vihitāḥ purā

🔸 Makna:
"OM TAT SAT adalah tiga simbol dari Brahman. Dalam tradisi kuno, para Brahmana menggunakan ini dalam pengucapan Weda dan pelaksanaan yajña."

📜 Sloka ini menyebutkan bahwa OM adalah bagian dari tri-akṣara suci yang diwariskan oleh para Brahmana sebagai cara menyucikan segala bentuk pengorbanan suci dan doa.


---

OM dan ONG dalam Konteks Teologi Hindu

🔹 OM sebagai Personal Maheswara (Sadāśiwa)

OM adalah vibrasi murni dari Paramātmā, roh tertinggi yang tidak dapat dibagi atau dihancurkan. Dalam personifikasi-Nya, OM dipandang sebagai Maheswara, penguasa wilayah makrokosmos (Buana Agung) dan dimensi waktu.

> OM Aksarah Brahma – OM adalah Roh Semesta, kekal, dan tanpa bentuk. Ia mewakili aspek pengatur, pencipta, dan pelebur dari seluruh ciptaan.



🔹 ONG sebagai Personal Parameswara (Paramaśiwa)

ONG dianggap lebih halus dan lebih dalam, mewakili Purushottama atau Tuhan dalam aspek personal, sebagai Parameswara—yang meliputi dan meresapi tidak hanya Buana Agung tapi juga Buana Alit (diri manusia).

> ONG Aksarah Atma – ONG adalah wujud Atma sebagai bagian Tuhan dalam diri manusia yang paling murni.




---

Kosmologi Aksarah: Omkāra dan Oṅkāra

Aspek OM (Omkāra) ONG (Oṅkāra)

Arti Roh Semesta (Brahman) Atma Purusottama
Personifikasi Maheswara (Sada Siwa) Parameswara (Parama Siwa)
Wilayah Meliputi Buana Agung Meliputi Buana Agung dan Buana Alit
Fungsi Spiritual Pengatur Kosmos Penyatu Atma dengan Paramatma
Sloka Kunci BG 8.13, 10.25, 17.23 BG 8.4, 17.24, Upanisad dan Smrti



---

Kesimpulan

OM dan ONG bukan sekadar suara atau huruf; mereka adalah esensi metafisis dari realitas tertinggi dalam ajaran Hindu. OM mewakili titik awal semua vibrasi, sedangkan ONG mewakili penembusan penuh dari energi ilahi ke dalam realitas manusia dan semesta.

Sloka-sloka dalam Bhagavad Gītā memberikan dasar kuat bahwa pengucapan OM adalah pengingat dan penghubung jiwa (Atma) kepada Tuhan (Paramatma). Ketika OM disebut sebagai Brahman, maka ONG adalah manifestasi Purusottama—Tuhan dalam bentuk personal, yang meresapi hati manusia.


---

Referensi

1. Bhagavad Gītā, terjemahan dan tafsir oleh Swami Chinmayananda, Gita Press, Gorakhpur.


2. Chandogya Upaniṣad – Upanisadik texts on Omkara.


3. Manusmṛti dan Smriti Smārta tentang aksara suci.


4. Kawi-Lontar Bali: Interpretasi spiritual aksara Ongkara.


5. Śaiva Siddhānta Tantras – Penggambaran Sadāśiwa dan Paramaśiwa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar