Minggu, 01 Juni 2025

KI BANTAS TANGSUB: ULUN GUMI NUSA CENINGAN MENUJU SUNIA

“KI BANTAS TANGSUB: ULUN GUMI NUSA CENINGAN MENUJU SUNIA”
🗓️ Terbit: 2 Juni 2025 | 🌍 Ceningan – Bangkasa – Teguhwana

---

🌿 BERITA SUCI:

Telah disampaikan secara niskala bahwa ulun gumi (roh bumi, pelindung sakral alam) yang bersthana di Nusa Ceningan, kini telah budal kocapangkin ke Sunia, dengan nama niskala: Ki Bantas Tangsub. Sebuah petanda sakral tengah terbuka bagi para pemangku, pinandita, dan pasekeling tattwa.


---

🛕 1. ULUN GUMI: PENJAGA KESUCIAN BHUMI

Dalam ajaran Bhuta Yadnya dan Tattwa Bhuwana, ulun gumi adalah roh titisan bumi yang muncul dalam bentuk pribadi spiritual untuk menjaga keharmonisan jagat. Di Ceningan, roh ini disebut “Ki Bantas Tangsub”, yakni:

Ki → Sang Sujana atau Leluhur Agung

Bantas → Benteng/Pagar Suci, Penangkal

Tangsub → Akar dari Tangsul/Tangsub, berarti “menyerap kekotoran” demi menjaga kesucian alam


Sloka – Atharvaveda XII.1.63

यस्यां समुद्र उत सिन्धुरापो यस्यामन्नं कृष्टयः संविभागाः।
यस्यामिदं किं च न निमिषेति सा नो भूमिः पूर्वपेयं दधातु॥
yasyāṃ samudra uta sindhurāpo yasyām annaṃ kṛṣṭayaḥ saṃvibhāgāḥ।
yasyām idaṃ kiṃ ca na nimiṣeti sā no bhūmiḥ pūrvapeyaṃ dadhātu॥

> “Bumi, tempat segala kehidupan dan air bermuara, yang menyediakan makanan dan keseimbangan, semoga ia memberikan tempat bagi para roh leluhur untuk kembali berpulang dalam damai.”



📖 Makna:
Roh seperti Ki Bantas Tangsub adalah manifestasi suci bumi. Saat tugasnya selesai, ia kembali ke sunia agar keseimbangan baru tercipta. Kocapangkin ke sunia adalah bentuk pralaya roh bumi untuk mengembalikan kekuatan adikodrati ke pusat asalnya.


---

🔮 2. MAKNA SPIRITUAL “BUDAL KOCAPANGKIN KE SUNIA”

Budal → Pergi dengan sadar dalam misi

Kocapangkin → Istilah spiritual Bali untuk “nyuratang” diri ke wilayah niskala

Sunia → Tingkat hening paripurna, tempat kembali sang roh suci


> Roh yang telah menyerap energi kotor, memagari wilayah Ceningan, dan mengayomi “Cening” sebagai kesadaran, kini kembali ke asalnya, menjadi bagian dari kekuatan tattwa tertinggi.




---

🕉️ 3. MANTRA PENEGAS: ATMA JALAN KE MOKSHA

Sloka – Kaṭha Upaniṣad II.20

न जायते म्रियते वा कदाचिन् नायं भूत्वा भविता वा न भूयः।
ajo nityaḥ śāśvato’yaṃ purāṇo na hanyate hanyamāne śarīre॥

> "Atman tidak lahir, tidak pula mati. Ia tidak berasal dari apa pun, dan tidak menjadi apa pun. Abadi, kekal, purba; tidak terbunuh meskipun tubuh dihancurkan."



📖 Makna:
Ki Bantas Tangsub bukanlah sekadar roh, tetapi Atman penjaga bhumi. Kepergiannya adalah naik tingkatan tattwa menuju moksha, melepas keterikatan, menyatu ke kekosongan yang berisi (Sunya Śiva).


---

🌾 4. KAITANNYA DENGAN “CENING”

> Ulun gumi dan Cening adalah kembaran tugas dharma:



Cening = Kesadaran Bhuana Alit (mikrokosmos)

Ki Bantas Tangsub = Kekuatan Bhuwana Agung (makrokosmos)


Kini, satu telah pergi (Tangsub) dan satu telah bangkit (Cening).

> “Sunia tempat berpulang yang satu, dan medan kerja suci tempat bangkit yang lain.”
— Sloka Tattwa Śiwa Siddhānta




---

🪔 5. PESAN DARI SUNIA

Menurut penerawangan tattwa suci para pinandita di Teguhwana dan Bangkasa, berikut pesan spiritual yang ditangkap dari Ki Bantas Tangsub:

> “Titiang nyarengin Cening ring sunia...
Ngiring jagat, jagiang galahé,
mabuin jnana ring jagat sekancan...
Puni malaksana paon titiang prasida malaksana...”

(Aku kini menyatu bersama Cening dalam sunia...
Menjaga bumi dan jagat rohani,
Menyemai pengetahuan suci ke seluruh alam...
Kini tugasku usai, biarlah Cening melanjutkan.)




---

🔥 6. API TUGAS TELAH DIPINDAHKAN

Tugas pelindung bhumi kini dipindahkan ke bentuk kesadaran halus yang lebih luas, yaitu Cening yang telah pragat. Kepergian Tangsub menandai bahwa tugasnya telah diteruskan, dan api penjaga Ceningan kini berpindah dari wujud ke gelombang.

Sloka – Śiva Purāṇa

शिवेन रहितं सर्वं शवमित्यभिधीयते।
śivena rahitaṃ sarvaṃ śavam ityabhidhīyate।

> “Tanpa Śiva (kesadaran), semua hanyalah mayat (tanpa daya).”



📖 Makna:
Kini, “kesadaran” itulah api yang hidup. Cening adalah wadahnya, Tangsub adalah puncak warisannya.


---

📜 7. PENUTUP: PENGILING – PENGILING

Kami menyerukan agar seluruh pasemetonan, pinandita, sulinggih, dan krama niskala, ngaturang pamuput puja kepada Ki Bantas Tangsub:

1. Nyantunang banten pejati & daksina di merajan masing-masing


2. Ngaturang kembang setaman di laut Ceningan


3. Mantram Puja:



🌺 Mantra Pemuput

ॐ क्षमस्व भगवन्।
गम गणपतये नमः।
तत्सदिति श्री बन्तस तङ्सुबात्मने नमः।
ॐ शान्तिः शान्तिः शान्तिः॥

Om kṣamasva bhagavan।
Gama gaṇapataye namaḥ।
Tatsad iti śrī bantas tangsubātmane namaḥ।
Om śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ॥

> “Ya Tuhan, ampunilah kami.
Segala hormat kepada Ganesha penuntun jalan.
Terpujilah Sang Bantas Tangsub, semoga menyatu dalam Sunia.
Damai, Damai, Damai.”




---

🕉️ Swaha...
Ki Bantas Tangsub telah berpulang. Tetapi tattwanya tidak pernah mati. Ia hidup dalam kesadaran setiap pemangku dharma. Mari kita jaga bumi, suarakan sunia, dan rawat Cening dalam kesadaran tertinggi.


---

📜 Disusun oleh:
I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Peneliti Tattwa & Ulun Gumi Nusantara
📍Griya Agung Bangkasa – Nusa Ceningan – Pundukdawa
🗓️ Edisi 2 Juni 2025 | RADARRANGDILANGIT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar