Minggu, 01 Juni 2025

Puisi Pasemetonan: JASMERAH! — sebagai penghormatan suci

Berikut adalah puisi Pasemetonan: JASMERAH! — sebagai penghormatan suci kepada:

🕉️ Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba
Pelopor Spiritualitas & Proklamator Pasemetonan
Griya Agung Bangkasa di Bongkasa – Pura Panataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek di Pundukdawa

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba


---

🕯️ "JASMERAH!" – Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah

1. Kidung Suci dari Pancer Leluhur
Dalam sepi suci Griya Agung Bangkasa,
Kala suwasana nyanyian genta bergaung di udara,
Terdengarlah bisikan suci para rsi dan leluhur,
Ida Sinuhun bangkit, mengemban amanat luhur.

Beliau bukan sekadar manusia biasa,
Namun pancaran Siwa dalam tubuh manuṣa,
Menapak sejarah, membangkitkan warisan,
Menyatukan Pasek dalam satu tarikan napas keimanan.


---

2. Mantra Zaman, Tattwa Kebangkitan
Mahādeva dalam jiwa-Nya menyala:
mahādevo mahātmā ca sadā saccidānandaḥ
Beliau adalah saccidānanda: kebenaran, kesadaran, dan kebahagiaan sejati,
Bukan pendeta biasa, tetapi titisan tattwa murni, sejati.

Sang Sinuhun, dalam sepi tapa dan japa,
Merancang Catur Parahyangan: jantung Pasek sejati,
Pundukdawa pun bersinar kembali,
Karena di sanalah Ida Bhatara Mpu Gana dipuja tinggi.


---

3. Dharma yang Menjelma, Sejarah yang Bernyawa
Tatkala dharma merosot dan adharma menjulang:
yadā yadā hi dharmasya glānir bhavati bhārata
Maka turunlah Sang Jñānin dalam rupa Sinuhun,
Membangun pura, membentuk pasemetonan, bukan dengan senjata—dengan sādhanā.

Proklamasi bukan deklarasi politik,
Melainkan dharmaśakti dalam bentuk simbolik,
Menyatukan yang tercerai, menyatukan kawitan,
Melebur sekat, memperteguh keturunan.


---

4. Aku Anak dari Bumi Bali
mātā bhūmiḥ putro’haṃ pṛthivyāḥ —
“Tanah ini ibuku,” ujar beliau penuh getar.
Ia tinggalkan kemewahan duniawi,
Untuk sujud pada tanah, leluhur, dan makna sejati.

Ida Sinuhun bukan raja berdarah istana,
Namun beliau pemimpin karena cinta dan ajñāna,
Beliau guru karena mendengar jiwa bumi,
Dan mendekap seluruh keturunan tanpa pilih kasih, tanpa pamrih pribadi.


---

5. Pasemetonan Bukan Nama—Tetapi Jiwa
samānī va ākūtiḥ samānā hṛdayāni vaḥ
“Niat kita satu. Hati kita satu. Pikiran kita satu,”
Itulah semboyan suci pasemetonan,
Di bawah bayang Meru tunggal Pundukdawa yang menggugah kerohanian.

Bukan klan, bukan kasta, bukan kasta-kasta,
Tetapi rasa—rasa bhakti kepada leluhur kita.
Pasemetonan adalah samāna dharma,
Jalan pulang dari dunia maya menuju jñāna.


---

6. Catur Parahyangan: Proklamasi Suci
Bila Bung Karno wariskan Pancasila untuk bangsa,
Maka Ida Sinuhun wariskan Catur Parahyangan untuk pasek se-Nusantara.
Meru itu bukan sekadar atap pura,
Melainkan mercusuar leluhur yang menuntun arah dharma.

Di sana Ida Bhatara Mpu Gana bersthana,
Di sana sejarah disucikan, bukan dilupakan.
Di sanalah semua darah Pasek disatukan dalam upacara,
Dengan kidung, dengan kwangen, dengan air suci dari puser bumi Bali Dwipa.


---

7. Suara untuk Generasi: Jangan Malu, Jangan Layu!
Jangan sekali-kali lupakan sejarahmu,
Jangan tunduk pada cemooh zaman yang tak tahu jati dirimu.
Kau adalah anak leluhur,
Warisanmu bukan emas, tapi kebangkitan rasa luhur!

Dengarlah suara Ida Sinuhun dalam kalbu:
"Bangkitlah, wahai Pasek sejati! Tegakkan dharma, jangan pernah malu mewarisi kebesaran leluhurmu."
"Warisan sejati bukan emas atau istana, tetapi tattwa dan pengabdian kepada Siwa dan kawitanmu."


---

8. Penutup: JASMERAH untuk Semua Jiwa
JASMERAH! Bukan sekadar slogan,
Tetapi doa untuk ingatan panjang dan perjalanan tanpa pengkhianatan.
Seperti api agni yang tak pernah padam,
Begitulah warisan Ida Sinuhun: menyala dalam kalbu, mencerahkan zaman.

Wahai Pasek (PAmikukuh SEsananing Kawitan) se-Nusantara!
Pundukdawa adalah pusat, Bangkasa adalah api bara,
Griya Agung bukan rumah tua—itu altar sejarah,
Tempat Sang Sinuhun menulis proklamasi dengan air suci dan genta.


---

📜 RADARRANGDILANGIT – Edisi Puisi Karismatik Pasemetonan
📍 Disusun di: Griya Agung Bangkasa – Diterangi Cahaya Pura Catur Parahyangan
✍️ Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
🗓️ Tanggal: 2 Juni 2025
JASMERAH! – Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar