Senin, 09 Juni 2025

Puisi Suksma

“Suksma, Bli Mangku”

Oleh: Jro Mangku Gde Dimas Supryatna

(Sebuah Puisi tentang Patung Jiwa dari Kayu yang Terkelupas)

Suksma, Bli Mangku—
Pernah kau ulang satu kalimat tua,
seperti bayangan cahaya yang hanya terlihat
oleh jiwa yang pernah gelap.
Tahun dua ribu enam belas, kata-katamu
menumbuhkan bisik dalam dada,
anak kecil ini belum tahu makna,
cuma bajingan,
yang tumbuh dari jalanan dan luka.

Dengan jalan sebagai sekolah,
setiap orang sebagai guru yang datang,
singgah, hilang,
lalu pergi tanpa bab atau epilog.
Ilmu digali dengan tangan kosong,
kadang dengan kaki telanjang,
kadang dengan mulut yang bungkam
karena tahu:
cerita belum pantas
dari lidah yang tak punya latar belakang,
kecuali lapar dan malam panjang.

Tapi mulut ini diam bukan tanpa suara,
karena doa berbisik di hati,
dalam ruang yang hanya Tuhan tahu.
Karena tangan kanan memberi,
dan tangan kiri tak perlu tahu.
Karena rasa syukur tak pernah mengeluh,
meski tak punya cukup alasan untuk diterima.

Bli Mangku dan keluarga di griya,
kalian memahat seonggok kayu
yang hanyut, berlubang,
tak jelas kepala,
tak ada dasar,
hanya serpihan harapan yang nyaris busuk dimakan laut.

Tapi kalian tidak bertanya
“Dari mana kau datang?”
atau
“Apakah kau layak?”
Kalian hanya ambil pahat,
dan mulai menata bentuk dari debu yang masih basah.

Sedikit demi sedikit,
kayu penuh luka itu
kini punya wajah.
Punya rupa.
Bukan karya sempurna,
tapi setidaknya
bukan lagi sekadar sampah semalam.

Kemarin sore, aku hanya tiang
dari sisa ambruknya rumah orang.
Tapi hari ini, aku berdiri
karena kalian rela menahan lelah
demi seonggok masa depan
yang belum tentu tahu caranya membalas.

Suksma, Bli Mangku.
Suksma untuk pahatan sabar.
Untuk setiap ukiran doa yang tak terdengar.
Untuk seluruh keluarga di griya
yang tak cuma punya atap,
tapi juga langit yang mengayomi.

Semoga berkah datang
dari segala penjuru angin.
Semoga jejak tulusmu
menjadi jalan terang,
bagi mereka yang lahir
bukan dari kemewahan,
melainkan dari kehendak semesta
yang menanam jiwa dalam badai.

#Suara hati ❤πŸ’ž//mangku Dimas//sandakan#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar