Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Abstrak: Kegiatan Praktikum Kemahiran Upakara dan Kepanditaan merupakan bagian integral dari pembelajaran di Jurusan Teologi, Fakultas Brahma Widya, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar. Griya Agung Bangkasa sebagai salah satu pusat spiritual keagamaan Hindu menerima mahasiswa untuk mengaplikasikan nilai-nilai dharma secara praksis. Artikel ini mengkaji dimensi teologis, pedagogis, dan kultural dari pelaksanaan praktikum tersebut dengan landasan pustaka Hindu dan sloka suci.
---
Pendahuluan: Dalam sistem pendidikan Hindu, praktik langsung dalam bentuk praktikum upakara dan kepanditaan menjadi jembatan penting antara teori dan pelaksanaan dharma di tengah masyarakat. Pada tanggal 10 Mei 2025, Griya Agung Bangkasa menerima mahasiswa dari Jurusan Teologi, Fakultas Brahma Widya, UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar dalam rangka penguatan kompetensi ritual dan spiritual calon pemimpin umat Hindu.
---
Dasar Teologis Praktikum: Ajaran Weda menekankan pentingnya upacara (yajña) dan pelayanan (sevā) dalam pembentukan kualitas pandita. Hal ini ditegaskan dalam Rgveda berikut:
Sloka Sanskerta: स नः पितेव सूनवेऽग्ने सूपायनो भव । सचस्वा नः स्वस्तये ॥
Transliterasi: Sa naḥ piteva sūnave agne sūpāyano bhava, sacasvā naḥ svastaye.
Makna: “Wahai Agni, seperti seorang ayah kepada anaknya, bimbinglah kami dalam jalan yang benar, berikanlah kami perlindungan dan kesejahteraan.”
Sloka ini menggambarkan pentingnya peran spiritual leader sebagai pembimbing moral dan rohani umat, sebagaimana tugas seorang ayah bagi anaknya.
---
Griya Agung Bangkasa sebagai Ruang Implementasi Spiritualitas: Griya Agung Bangkasa bukan hanya tempat pelaksanaan yajña, namun juga menjadi pusat pendidikan informal berbasis dharma. Dalam konteks praktikum ini, mahasiswa diharapkan menyatu dalam nilai tattwa, susila, dan acara, serta mengalami langsung transformasi spiritual melalui laku tapa, pelayanan, dan dialog antar generasi.
---
Metodologi Praktikum dan Konteks Edukasi Hindu: Mahasiswa akan menjalani praktikum secara terstruktur, yang mencakup:
1. Observasi dan partisipasi dalam upacara yadnya.
2. Studi dan praktik lontar-lontar kepanditaan.
3. Penyusunan dharma wacana dan pewacanaan.
4. Pelatihan meditasi dan japa mantra.
Hal ini memperkuat prinsip vidyā dan tapas sebagai pondasi intelektual dan spiritual pandita.
---
Penutup: Penerimaan mahasiswa praktikum oleh Griya Agung Bangkasa pada 10 Mei 2025 menjadi langkah nyata integrasi antara pendidikan tinggi keagamaan Hindu dan pusat-pusat spiritual tradisional. Kegiatan ini menghidupkan kembali nilai-nilai luhur Hindu dalam konteks modern sekaligus membentuk calon pemuka agama yang berkompetensi dan berintegritas.
---
Daftar Pustaka:
Rgveda Samhita
Bhagavadgītā
Sarasamuccaya
Manu Smṛti
Lontar Tutur Kumara Tattwa
Lontar Dharma Kepanditaan Bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar