“Makna Simbolik dan Fungsi Rurub dalam Upacara Yoga Nindra (Pawintenan Wiwa) di Griya Agung Bangkasa: Telaah Filosofis Berdasarkan Tattwa Hindu”
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Abstrak:
Upacara Yoga Nindra atau yang juga dikenal sebagai Pawintenan Wiwa merupakan bagian dari proses penyucian rohani dalam tradisi Hindu Bali, khususnya yang dilaksanakan di lingkungan Griya Agung Bangkasa. Salah satu komponen penting dalam upacara ini adalah rurub—sebuah unsur simbolik yang sarat makna tattwa, berfungsi sebagai jembatan antara kesadaran mikrokosmos dan makrokosmos. Artikel ini membahas makna filosofis, simbolis, serta fungsi spiritual dari rurub, dikaji melalui sloka-sloka Sansekerta yang relevan, dengan pendekatan tattwa, etika, dan spiritualitas Hindu.
Pendahuluan:
Dalam tradisi spiritual Hindu Bali, setiap upacara bukan sekadar ritual fisik, namun penuh makna simbolik dan metafisis. Upacara Pawintenan Wiwa di Griya Agung Bangkasa, sebagai bagian dari tahapan menuju penyatuan jiwa dengan energi ilahi, memerlukan perlengkapan suci seperti rurub. Rurub adalah simbolisasi dari pelapisan atau bungkus suci yang merepresentasikan penyucian diri melalui pembangkitan kesadaran rohani.
Pengertian Rurub secara Filosofis:
Secara etimologis, kata rurub berasal dari akar kata "rub", yang dalam pemahaman lokal berarti menutup, membungkus, atau menyelimuti. Dalam konteks Pawintenan Wiwa, rurub adalah simbol dari maya (selubung ilusi) yang menyelimuti jiwatman, dan yang harus dilampaui untuk mencapai moksha.
Kutipan Sloka Sansekerta:
एकोऽहम् बहुस्याम्।
(Chandogya Upanishad 6.2.3)
Transliterasi:
Eko’ham bahusyām.
Makna:
"Aku adalah satu, dan Aku ingin menjadi banyak."
Rurub adalah simbolisasi dari perwujudan banyak bentuk (bahusyām) dari kesadaran tunggal (eko’ham). Pemasangan rurub menandai keberadaan lapisan eksistensial dari annamaya hingga anandamaya kosha, yang akan dilalui jiwa dalam perjalanan spiritualnya.
Fungsi Rurub dalam Upacara Yoga Nindra:
-
Simbol Pembangkitan Kesadaran Ilahi:
- Rurub melambangkan kundalini yang sedang dibangkitkan melalui tahap samadhi atau penyatuan dalam upacara Yoga Nindra.
-
Perlindungan Energi Rohani:
- Ia berfungsi sebagai pelindung dari pengaruh asuri sampad (sifat keraksasaan) dan menguatkan daivi sampad (sifat kedewataan) dalam diri peserta pawintenan.
-
Transisi ke Alam Suksmatattwa:
- Dalam tahap Nindra, atau tidur spiritual, rurub menjadi sarana peralihan kesadaran dari jagrat (bangun), svapna (mimpi), menuju susupti (tidur dalam), tempat pemurnian jiwa terjadi.
Sloka Penegas Konsep Yoga Nindra:
योगनिद्रां भगवतीं विष्णोः कर्मसमार्चनीम्।
(Devi Mahatmyam 1.55)
Transliterasi:
Yoganidrām Bhagavatīṁ Viṣṇoḥ Karmasamārchanīm.
Makna:
“Yoga Nidra adalah Sang Dewi agung, kekuatan spiritual yang menyertai Vishnu dalam pemeliharaan semesta.”
Dalam konteks Pawintenan Wiwa, individu yang di-rurub dan memasuki Yoga Nindra sedang bersatu dengan kekuatan shakti penyadaran, seperti halnya Vishnu yang terlelap namun tetap menjaga kosmos.
Simbolisme Benang Semayut saat Merurub Menurut Tattwa:
- Putih: Kesucian pikiran (sattva)
- Merah: Kekuatan kehidupan (rajas)
- Hitam: Kebijaksanaan dan kedalaman (tamas)
- Tumpang tindih warna dan bentuk: Melambangkan tri guna yang menyelimuti purusha, dan tugas roh adalah melampaui ketiganya.
त्रैगुण्यविषया वेदा निस्त्रैगुण्यो भवार्जुन।
(Bhagavad Gita II.45)
Transliterasi:
Traiguṇya-viṣayā vedā nistraiguṇyo bhavārjuna.
Makna:
“Veda membahas tentang tiga sifat alam (guna), tetapi engkau harus melampaui ketiganya, wahai Arjuna.”
Penutup:
Rurub bukan sekadar alat perlengkapan upacara, melainkan perangkat spiritual yang mengandung filosofi mendalam tentang lapisan tubuh halus dan kesadaran diri sejati. Dalam konteks Pawintenan Wiwa di Griya Agung Bangkasa, rurub menandai proses spiritual untuk mencapai kesadaran tertinggi melalui simbolisasi pembebasan jiwa dari keterikatan duniawi.
Daftar Pustaka:
- Bhagavad Gita – Swami Chinmayananda
- Chandogya Upanishad – Swami Krishnananda
- Devi Mahatmyam – Swami Jagadishananda
- Manuskrip Griya Agung Bangkasa – Koleksi Pribadi
- Wacana Lontar Dwijendra Tattwa dan Yadnya Prakerti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar