Kamis, 17 April 2025

Kepercayaan sebagai Investasi Abadi

Kepercayaan sebagai Investasi Abadi: Kajian Etika Filosofis dalam Perspektif Sloka Hindu dan Pemikiran Li Ka-shing tentang Relasi Manusia

Oleh: Tu Baba

Abstrak:

Dalam kehidupan sosial, relasi antarmanusia seringkali ditentukan oleh hal-hal yang tampak sepele, namun sesungguhnya membawa makna terdalam dalam kehidupan: ketulusan, kepercayaan, dan sikap saling menghargai. Tokoh miliarder Hongkong, Li Ka-shing, menyatakan bahwa “yang tersulit adalah meminjam uang”—sebuah pernyataan yang tidak hanya mencerminkan aspek finansial, melainkan moral dan spiritualitas dari rasa percaya. Artikel ini mengangkat nilai-nilai luhur dari pesan tersebut dalam terang sloka Hindu untuk menggugah kesadaran akan pentingnya menjaga kepercayaan sebagai fondasi keberlangsungan hidup sosial dan spiritual manusia.


1. Pendahuluan: Sepele Tapi Benar

Banyak hal dalam hidup tampak sepele, seperti memberi pinjaman kecil, mentraktir teman, atau minta maaf lebih dulu. Namun, di balik itu tersembunyi nilai-nilai luhur yang sering dilupakan. Li Ka-shing, seorang miliarder yang terkenal karena prinsip hidupnya, berkata:

> “Orang yang mau meminjamimu uang adalah pahlawanmu.”

Bukan karena ia kaya, tetapi karena ia percaya padamu saat kamu jatuh. Maka, yang kamu terima bukan hanya uang, tetapi ketulusan, kepercayaan, dan kesempatan.


2. Sloka Hindu sebagai Cermin Etika Kepercayaan

Sloka (Sanskerta):
"श्रद्धावान् लभते ज्ञानं।"
(Bhagavad Gītā IV.39)

Transliterasi:
Śraddhāvān labhate jñānam.

Makna:
"Orang yang penuh kepercayaan akan memperoleh pengetahuan sejati."

Makna Teologis dan Sosial:
Kepercayaan (śraddhā) bukan hanya pondasi spiritual untuk meraih pengetahuan, tetapi juga nilai dasar dalam hubungan manusia. Tanpa śraddhā, tidak akan ada komunikasi, persahabatan, atau tanggung jawab.


3. Nilai-Nilai Etika dari Ungkapan Li Ka-shing

A. Meminjam Uang:
Bukan tentang uang, tetapi tentang kepercayaan.
Pemberi pinjaman adalah orang yang ingin menarikmu saat jatuh, bukan yang ingin menjatuhkanmu.

B. Mentraktir Teman:
Bukan karena kaya, tetapi karena pertemanan lebih penting daripada harta.

C. Mengalah dalam Kerja Sama:
Bukan karena lemah, tetapi karena mengerti makna berbagi.

D. Bekerja Keras Lebih dari yang Lain:
Bukan karena bodoh, tapi karena tahu arti tanggung jawab.

E. Minta Maaf Lebih Dulu:
Bukan karena kalah, tapi karena menghargai hubungan.


4. Sloka Kedua: Integritas dan Ketulusan

Sloka (Sanskerta):
"सत्यं वद, धर्मं चर।"
(Taittirīya Upaniṣad I.11.1)

Transliterasi:
Satyam vada, dharmam cara.

Makna:
"Katakanlah yang benar, jalankanlah kebenaran."

Makna Teologis:
Dalam konteks hubungan manusia, integritas dan ketulusan adalah bentuk dari satyam (kebenaran) dan dharma (tanggung jawab). Ketika seseorang memberikan kepercayaan, maka menodainya adalah pelanggaran terhadap dharma dan satyam itu sendiri.


5. Penutup: Menjadi Manusia yang Bernilai

> “Kalau kamu menemukan orang yang masih mau membantumu saat kamu jatuh, maka hargailah mereka seumur hidup.”

Hubungan antarmanusia tidak dibangun oleh kontrak, tetapi oleh rasa percaya. Kepercayaan adalah harta yang tidak terlihat namun berdampak abadi. Sekali kamu kehilangan kepercayaan seseorang, tidak ada jumlah uang pun yang dapat membelinya kembali.


---

Refleksi Akhir:

> “Kalau kamu belum bisa memberi uang, setidaknya berikanlah kepercayaan.”
“Dan kalau kamu diberi kepercayaan, jagalah itu sebaik kamu menjaga hidupmu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar