Selasa, 22 April 2025

Durga Bhairawi

Makna Filosofis dan Ajaran Keagamaan dalam Lontar Durga Bhairawi sebagai Warisan Suci Hindu

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Abstrak:
Lontar Durga Bhairawi merupakan salah satu naskah suci dalam tradisi Hindu yang mengandung ajaran spiritual, mitologi, dan filosofi hidup yang mendalam. Naskah ini menceritakan kisah dua dewi utama, Durga dan Bhairawi, serta berbagai ritual dan mantra yang menjadi pedoman dalam praktik keagamaan umat Hindu. Artikel ini bertujuan untuk menggali makna filosofis dan ajaran keagamaan dalam lontar Durga Bhairawi, termasuk peran sentral Durga dan Bhairawi dalam menjaga keseimbangan semesta dan pencapaian moksha.


1. Pendahuluan

Dalam tradisi Hindu Bali, lontar memiliki peranan penting sebagai sumber ajaran dan pedoman hidup. Lontar Durga Bhairawi menjadi salah satu pustaka yang dimuliakan karena memuat kisah sakral dan ajaran yang berkaitan dengan Dewi Durga dan Bhairawi—dua manifestasi kekuatan Ilahi yang menjaga tatanan dunia dan spiritualitas manusia.

2. Isi Umum Lontar Durga Bhairawi

2.1 Cerita Durga dan Bhairawi

Dalam teks lontar, Dewi Durga digambarkan sebagai ibu semesta yang melindungi umat manusia dari mara bahaya, sedangkan Dewi Bhairawi digambarkan sebagai penjaga kesucian tempat-tempat spiritual dan penjaga gerbang moksha.

Kutipan Lontar:
"Sang Hyang Ibu Durga ring Swah Loka nira, nyakena bhuta kala, sira ring wisesaning jagat, yeka ring prasida ngeremèng jagat."
(Makna: Sang Hyang Ibu Durga di Swah Loka menciptakan bhuta kala, sebagai kekuatan pengendali alam semesta dan penjaga keseimbangan dunia.)

2.2 Ritual dan Mantra

Lontar ini juga menjelaskan tentang berbagai upacara pemujaan dan mantra yang digunakan untuk mendekatkan diri pada Dewi Durga dan Bhairawi, sering digunakan dalam upacara Pitra Yadnya maupun Bhuta Yadnya.

Kutipan Lontar:
"Om Dum Durgayei Namah, swaha. Mawaké rahayu, nyomya ala, nyanggra rahina."
(Makna: Mantra pemujaan kepada Durga untuk memohon keselamatan, menetralisir kekuatan jahat, dan menjaga kesucian hari-hari suci.)

2.3 Ajaran Keagamaan: Dharma, Karma, dan Moksha

Lontar ini memperjelas bahwa pemujaan Durga dan Bhairawi merupakan jalan mencapai Dharma (kebenaran), Karma (hasil perbuatan), dan Moksha (pembebasan dari samsara).

Kutipan Lontar:
"Wruha riwe sang atma, tan wenang luput ring karmanya, janma linuwih prasida muwah moksha, lamun wenang bhakti ring Sang Dewi."
(Makna: Ketahuilah, jiwa manusia tidak bisa lepas dari karmanya, namun jiwa luhur akan mencapai moksha jika berbakti kepada Sang Dewi.)

2.4 Pentingnya Keseimbangan

Ajaran ini juga menekankan keseimbangan antara kekuatan alam, antara cipta dan lindung, sebagai harmoni spiritual dalam hidup.

Kutipan Lontar:
"Bhairawi ngametu rasa, Durga ngametu citta, yeka sarwa taya kasurupan ring buana."
(Makna: Bhairawi memunculkan rasa (perasaan), Durga memunculkan citta (pikiran murni), keduanya menyatu dan menghidupi alam semesta.)

2.5 Kisah Kemenangan Durga atas Mahishasura

Salah satu kisah sentral dalam lontar ini adalah pertempuran antara Dewi Durga dan Mahishasura yang melambangkan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Kutipan Lontar:
"Sira Sang Durga nyidayang nglaksanayang yuddha ring Mahishasura, makakasir tan wenten kadi nira, tumut ring kadi kebenaran jayaning dharma."
(Makna: Durga mengalahkan Mahishasura dalam peperangan besar, menunjukkan bahwa tidak ada kekuatan jahat yang lebih besar dari kebenaran.)

3. Kesimpulan

Lontar Durga Bhairawi tidak hanya berfungsi sebagai kisah mitologi, tetapi juga sebagai pedoman spiritual dan filosofi hidup. Ia mengajarkan tentang pentingnya kekuatan cinta keibuan, keberanian, keseimbangan, dan kesadaran spiritual dalam menghadapi tantangan hidup. Melalui ajaran dan mantra yang termuat di dalamnya, umat Hindu diajak untuk hidup dalam dharma dan menuju moksha.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar