Selasa, 17 Juni 2025

Bukan sekadar membaca kisah, tapi menghidupkan maknanya

📰 SATYA ARTHA DHARMA
📅 Edisi Refleksi Kehidupan • Rabu, 18 Juni 2025
📌 Rubrik: Cermin Kehidupan & Kearifan Abadi
💫 “Pesan yang Sama, Jalan yang Berbeda”
#JanganPernahMenagihHutang #MindsetIsEverything
---

🧭 JANGAN PERNAH MENAGIH HUTANG

Kisah Dua Anak dari Satu Ayah, Dua Takdir dari Satu Nasihat.

Di sebuah desa yang tenang, hiduplah seorang ayah bijak yang meninggalkan dua pesan kepada kedua anaknya sebelum berpulang ke alam sunyi:

1. “Jangan pernah menagih piutang.”
2. “Jangan biarkan tubuhmu tersengat sinar matahari langsung.”


Lima tahun berlalu...
---

👔 Kisah Anak Sulung: Menelan Kata, Tapi Tak Mencerna Makna

Saat sang ibu berkunjung ke rumah si sulung, tampaklah bisnis yang nyaris bangkrut.

> “Kenapa bisnismu demikian, anakku?” tanya sang ibu.


Sang sulung menjawab:

> “Saya hanya menjalankan pesan ayah, Bu...
Saya tak pernah menagih hutang, akibatnya modal saya habis.
Saya juga tak ingin terkena sinar matahari langsung, jadi saya naik taksi tiap hari.
Itulah sebab hidup saya seperti ini...”
---

💼 Kisah Anak Bungsu: Merenungi, Menafsirkan, dan Menjemput Berkah

Saat sang ibu datang ke rumah si bungsu, ia mendapati sang anak hidup makmur, penuh syukur.

> “Wahai anak bungsuku, rahasia keberhasilanmu apa?” tanya sang ibu dengan haru.


Si bungsu tersenyum dan berkata:

> “Saya juga menjalankan pesan ayah, Bu...
Tapi saya renungkan, bukan hanya saya ikuti.
Ayah bilang jangan menagih hutang, maka saya tidak pernah memberi hutang—saya memilih bersedekah agar harta saya membawa berkah.
Ayah bilang jangan terkena matahari, maka saya berangkat sebelum fajar, pulang setelah matahari terbenam.
Pelanggan melihat saya lebih rajin dan datang lebih awal...
Maka rezeki pun datang lebih deras.”
---

🪔 Pesan Moral: Tafsir Menentukan Nasib

> Dua anak.
Dua takdir.
Dua jalan.
Dari satu pesan yang sama.


📌 Karena cara pandang menentukan arah hidup,
📌 Dan kebijaksanaan bukan hanya tentang mengingat, tapi tentang mengolah dan menerapkan.
---

📜 Sloka Hindu Penguat Kearifan

Sanskerta:
यथा चिन्तयसे तत्तद्भवति।
Yathā cintayase tattad bhavati.
"Apa yang engkau pikirkan, itulah yang akan terjadi."

> Jika pikiranmu terang, hidupmu pun bercahaya.
Jika tafsir hatimu penuh makna, maka langkahmu akan membawa berkah.
---

🕉️ Catatan Redaksi:

Jangan terburu menilai pesan.
Renungi makna terdalamnya.
Sebab petuah leluhur bukanlah perintah membabi buta,
melainkan kunci misteri kehidupan yang menunggu dibuka oleh kebijaksanaan anak-anaknya.
---

📌 SATYA ARTHA DHARMA
"Bukan sekadar membaca kisah, tapi menghidupkan maknanya."

Cai Tarka

🌀 Teks Asli (Bahasa Bali):

Cai Tarka
Kar ke toko ngaba pipis
Lakar meli jaja
Beliang meme a besik
Dimulihne megagapan
---

🌺 Arti Bahasa Indonesia:

Kamu pintar sekali
Pergi ke toko membawa uang
Berniat membeli jajanan
Ibunya dibohongi sendiri
Pulangnya malah tergopoh-gopoh
---

🌸 Makna Estetis, Karismatik, dan Unik:

“Cai Tarka” bukan sekadar sindiran ringan—ia adalah sebuah satire lembut yang menyindir kepintaran licik yang berbalut keluguan. Seperti seorang anak yang berpura-pura hendak membeli sesuatu, padahal menyimpan niat tersembunyi, puisi ini mencerminkan keunikan karakter manusia yang pandai membungkus kelicikan dengan kepolosan.

Dalam narasi sederhana ini, terlukis ironi:

Pergi membawa uang, simbol niat dan tanggung jawab,

Namun berniat membeli jajan, adalah simbol keinginan pribadi.

Bohongi ibu sendiri, menyiratkan retakan kecil dalam kejujuran yang sering dianggap sepele,

Pulang tergopoh-gopoh, mengindikasikan rasa bersalah, ketakutan, atau mungkin sekadar terburu-buru karena takut ketahuan.
---

🌿 Filosofi dan Refleksi:

Puisi pendek ini mengajarkan bahwa:

> “Kepintaran tanpa budi pekerti adalah jalan menuju kepalsuan yang tersembunyi rapi.”


Cai tarka mengajak kita menertawakan kebiasaan kecil yang berakar dalam budaya: kebohongan putih (white lies) yang tampak lucu namun bisa membentuk karakter. Ia memanggil kesadaran untuk berpikir ulang tentang integritas dalam tindakan kecil.
---

🔱 Penutup Puitis:

> Di toko hidup, kita semua membawa pipis—bekal niat dan tekad.
Tapi hanya hati yang jujur yang benar-benar pulang dengan tangan bersih,
bukan tergopoh menyembunyikan remah-remah jajan dari nurani. 🌺


Minggu, 15 Juni 2025

⟁ Pejalan Di Antara Tengkorak dan Garuda ⟁

Puisi Mistika Jiwa dan Arah Abadi

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Tengkorak adalah bumi,
penuh retakan sunyi dan gema doa yang membatu.
Ia bukan hanya sisa—
tetapi akar segala ziarah dalam tubuh waktu.

Garuda adalah langit,
mengepak dengan nyala mantra di sayapnya.
Ia bukan sekadar lambang—
melainkan napas purba dari cakrawala para leluhur.

Di antaranya,
berdirilah tubuh sang pejalan.
Tubuh yang bukan miliknya,
tapi telah dipinjamkan oleh semesta
untuk menjadi jembatan—
antara kematian dan pencapaian,
antara yang hancur dan yang kekal.

Langkahnya bukan langkah biasa,
tetapi satu langkah suci.
Langkah yang menjadikan tanah kubur
sebagai pondasi kesadaran,
dan langit sebagai kubah terang keabadian.

Yang mati menjadi dasar.
Yang suci menjadi cahaya.
Dan jiwa pun terbang—
dibawa sayap Garuda,
menembus batas dunia,
menuju matahari yang tidak pernah padam.

Ia tidak hilang,
tapi menyatu dalam lintasan agung
antara tulang dan langit,
antara akar dan awan,
antara tengkorak yang diam
dan Garuda yang abadi terbang.


TAJEN

🗞️ BALI NEWS
📅 Edisi Khusus | 16 Juni 2025
📍KALANGAN TAJEN | Bali


🐓 DPRD DORONG LEGALKAN TAJEN?

🧠 Suara Kritis dan Bijak

📜 SASTRA SANSEKERTA

सर्वं चक्रं प्रवर्तते, यज्ञः तस्य केन्द्रबिन्दु:।
ताजेनोऽपि धर्मचक्रे नियोज्यते यदि, तदा लोको ह्यनुगृहीतः।
धर्मेण संविधाय नियमं, करं सञ्चिनोति राष्ट्राय।
न केवलं लाभं, किन्तु समृद्धिं जनाय सम्पादयति।
ताजेनं सन्तुलनं यथा नर्त्यति कालचक्रे,
तथा धर्मं स्थापयित्वा नियमं समारभेत्।


🔤 TRANSLITERASI LATIN

Sarvaṁ cakraṁ pravartate, yajñaḥ tasya kendrabinduḥ।
Tājeno'pi dharmacakre niyojyate yadi, tadā loko hyanugṛhītaḥ।
Dharmeṇa saṁvidhāya niyamaṁ, karaṁ sañcinoti rāṣṭrāya।
Na kevalaṁ lābhaṁ, kintu samṛddhiṁ janāya sampādayati।
Tājenaṁ santulanaṁ yathā nartyati kālacakre,
Tathā dharmaṁ sthāpayitvā niyamaṁ samārabhet।


🇮🇩 TERJEMAHAN MAKNA DALAM BAHASA INDONESIA

Segala sesuatu berputar seperti roda, dan Yadnya adalah poros pusatnya.
Tajen pun, jika ditempatkan dalam roda Dharma, menjadi berkah bagi masyarakat.
Dengan menetapkan aturan secara dharmika, negara memungut pajak darinya.
Bukan hanya keuntungan pribadi, tetapi kemakmuran bagi seluruh rakyat.
Tajen menari dalam keseimbangan seperti waktu yang terus berputar,
Maka hukum pun hendaknya ditegakkan dengan dasar Dharma yang sejati.


⚖️ PRINSIP PERATURAN DHARMIKA TENTANG TAJEN

  1. Dharma-Bhūta Niyamaḥ – Tajen harus tunduk pada hukum negara dan tidak boleh melanggar nilai-nilai kemanusiaan, seperti kekerasan yang tak terkendali.
  2. Yajña-Sambhāgaḥ – Sebagian hasil Tajen wajib dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk:
    • Dana pendidikan,
    • Pelestarian seni budaya Bali,
    • Kesejahteraan petani ayam dan pakan lokal,
    • Dana pengobatan bagi korban judi kompulsif.
  3. Rāja-Karaḥ – Pajak dari Tajen harus disetor ke kas daerah dan diawasi melalui lembaga akuntabel.
  4. Anugraha-Mārgaḥ – Dana dari Tajen juga menjadi dana punia untuk mendukung yadnya adat, pura desa, dan kegiatan sosial nirlaba.
  5. Samaya-Saṅgatiḥ – Waktu dan tempat Tajen harus diatur agar tidak mengganggu ketertiban umum dan moralitas publik.

📚 FILOSOFI PERTIMBANGAN

  • Dalam ajaran Hindu Bali, Yadnya adalah putaran pengorbanan untuk harmoni alam semesta. Jika Tajen diarahkan sebagai bagian dari putaran itu—yaitu menjadi siklus ekonomi, sosial, dan budaya yang membawa manfaat bagi masyarakat luas—maka dia menjadi bagian dari Cakra Yadnya.
  • Seperti dalam Bhagavad Gītā 3.16:

"evaṁ pravartitaṁ cakraṁ nānuvartayatīha yaḥ,
aghāyur indriyārāmo moghaṁ pārtha sa jīvati"

“Barang siapa tidak mengikuti roda pengorbanan ini, ia hidup sia-sia, hanya memuaskan indria, dan hidupnya berdosa.”


🕊️ PENUTUP

Jika Tajen ditata secara dharmika—bukan sekadar dilegalkan, tapi juga dimaknai sebagai bagian dari siklus yadnya sosial, maka ia bukan hanya hiburan, tapi alat regenerasi budaya, ekonomi rakyat, dan kebajikan kolektif.