Kamis, 13 Maret 2025

Upacara Manusa Yadnya

Upacara Manusa Yadnya Magedong-Gedongan di Griya Agung Bangkasa, Abiansemal

Abiansemal, Badung – 14 Maret 2025
Pada hari Jumat, 14 Maret 2025, berlangsung upacara Magedong-Gedongan di Griya Agung Bangkasa, Abiansemal, Badung, Bali. Upacara ini merupakan bagian dari Manusa Yadnya, yaitu ritual suci dalam ajaran Hindu Bali yang bertujuan untuk mengukuhkan bayi dalam kandungan serta memohon keselamatan bagi ibu dan janin hingga proses persalinan.

Makna dan Tujuan Upacara Magedong-Gedongan

Magedong-Gedongan adalah ritual penyucian dan perlindungan yang dilakukan ketika kehamilan memasuki usia lima hingga tujuh bulan. Dalam ajaran Hindu Bali, bayi dalam kandungan diyakini telah memiliki roh (atma), sehingga perlu diberikan doa dan perlindungan agar tumbuh dengan baik secara sekala (fisik) maupun niskala (spiritual).

Upacara ini bertujuan untuk:
1). Memohon keselamatan bagi ibu dan bayi agar terhindar dari bahaya dan gangguan negatif.
2). Menyucikan calon ibu secara rohani, agar tetap sehat secara lahir dan batin.
3). Mengukuhkan hubungan spiritual antara ibu, bayi, dan Tuhan agar kelahiran berjalan lancar dan membawa berkah bagi keluarga.

Rangkaian Upacara
Upacara Magedong-Gedongan di Griya Agung Bangkasa, Abiansemal ini dipimpin oleh sulinggih (pendeta Hindu) serta dihadiri oleh keluarga besar dan masyarakat sekitar. Beberapa rangkaian upacara yang dilakukan meliputi:

1. Pembersihan dan Penyucian Ibu Hamil
a). Calon ibu dimandikan dengan tirta (air suci) untuk membersihkan diri dari segala hal negatif.
b). ilakukan doa dan pemberian mantra oleh sulinggih untuk menenangkan jiwa ibu dan janin.

2. Prosesi Magedong-Gedongan
a). Banten pagedong-gedongan simbol dari ibu hamil dibalut dengan benang tridatu (merah, putih, hitam) sebagai simbol keseimbangan hidup.
b). Di dalam banten pagedong-gedongan ada Klungah Gading yang di rajah Aksara Ongkara dan digambarkan serang bayi sebagai simbol "gedong" (rumah suci bagi bayi), yang kemudian diberkati agar bayi berkembang dengan baik.
c). Doa khusus diucapkan untuk memastikan keselamatan bayi hingga lahir dengan sehat.

3. Persembahan Banten dan Doa
Berbagai banten (sesajen) dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk memohon berkah dan keselamatan.
Keluarga ikut serta dalam sembahyang bersama untuk menyatukan doa dan harapan.

Harapan dan Makna Spiritual
Dengan dilaksanakannya upacara Magedong-Gedongan ini, keluarga berharap agar bayi yang dikandung lahir dalam keadaan sehat, kuat, dan membawa kebahagiaan bagi keluarga. Upacara ini juga mengajarkan pentingnya menjaga kesucian, keseimbangan, dan harmoni antara manusia dengan Tuhan dan alam semesta.

Sebagai bagian dari tradisi Hindu Bali, upacara ini tetap dilestarikan karena memiliki nilai budaya, spiritual, dan sosial yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat Bali. Semoga prosesi ini membawa berkah dan keselamatan bagi ibu dan calon bayi.

Berikut adalah sloka dalam bahasa Sanskara (Sansekerta) yang berkaitan dengan upacara Manusa Yadnya Magedong-Gedongan, ditulis dalam aksara Devanagari, transliterasi, serta maknanya dalam bahasa Indonesia.

Sloka dalam Aksara Devanagari
Tentang Keselamatan Bayi dalam Kandungan dan Restu Ilahi

ॐ श्रीकृष्णाय नमः।
मातृगर्भे स्थितो बालः, देवस्य कृपया सदा।
सर्वदेवानां आशीर्वादः, शान्तिः समर्प्यते सदा॥

शुभं करोतु जननं, बालस्य सौख्यमस्तु च।
धर्मेण जीवनं सौम्यं, सत्यमार्गे प्रतिष्ठितः॥

मातापिता कृपा यत्र, तत्र लक्ष्मी निवासते।
गर्भस्थस्य हितं नित्यं, देवाः सन्तु सदा सह॥

विष्णोः करुणया बालः, सन्तानं लभते सुखम्।
शिवशक्त्या समायुक्तं, मङ्गलं तस्य जीवनम्॥

ॐ शान्तिः शान्तिः शान्तिः॥

Transliterasi
Tentang Keselamatan Bayi dalam Kandungan dan Restu Ilahi

Om Śrī-Kṛṣṇāya Namaḥ।
Mātṛgarbhe Sthito Bālaḥ, Devasya Kṛpayā Sadā।
Sarvadevānāṁ Āśīrvādaḥ, Śāntiḥ Samarpyate Sadā॥

Śubhaṁ Karotu Jananaṁ, Bālasya Saukhyamastu Ca।
Dharmeṇa Jīvanaṁ Saumyaṁ, Satyamārge Pratiṣṭhitaḥ॥

Mātāpita Kṛpā Yatra, Tatra Lakṣmī Nivāsate।
Garbhasthasya Hitaṁ Nityaṁ, Devāḥ Santu Sadā Saha॥

Viṣṇoḥ Karuṇayā Bālaḥ, Santānaṁ Labhate Sukham।
Śivaśaktyā Samāyuktaṁ, Maṅgalaṁ Tasya Jīvanam॥

Om Śāntiḥ Śāntiḥ Śāntiḥ॥

Makna Tentang Keselamatan Bayi dalam Kandungan dan Restu Ilahi

Om, hormat dan pujian bagi Śrī Kṛṣṇa.
Bayi yang berada dalam kandungan senantiasa diberkati oleh kasih sayang Tuhan.
Semoga para dewa memberikan restu, dan kedamaian selalu tercurah.

Semoga kelahiran bayi ini membawa berkah dan kebahagiaan.
Hendaknya ia hidup dengan dharma, dan selalu berada di jalan kebenaran.

Di mana ada kasih sayang orang tua, di sana Dewi Lakṣmī bersemayam.
Semoga bayi dalam kandungan senantiasa mendapatkan perlindungan para dewa.

Dengan belas kasih Viṣṇu, bayi akan lahir dengan bahagia.
Dengan kekuatan Śiva dan Śakti, hidupnya akan penuh berkah.

Om, semoga damai, damai, dan damai bagi seluruh alam semesta.

Sloka ini mencerminkan makna spiritual dan harapan baik bagi bayi yang dikandung, sebagaimana dalam upacara Magedong-Gedongan, yang merupakan bagian dari Manusa Yadnya dalam tradisi Hindu Bali. Upacara ini bertujuan untuk memohon keselamatan, perlindungan, serta kebahagiaan bagi calon bayi dan ibu yang mengandungnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar