Sloka dalam Bahasa Sanskerta:
1. यो हि पितॄन् सेवते धर्मयुक्तः।
(Yo hi pitr̥n sevate dharmayuktaḥ.)
"Siapa yang mengabdi kepada leluhur dengan penuh dharma,"
2. स तेषाम् उद्धारकः सन्तु सत्यः।
(Sa teṣām uddhārakaḥ santu satyaḥ.)
"Dia adalah penyelamat mereka yang telah tiada, dengan kebenaran."
3. प्रेतिसन्तान एव पितॄणाम् बन्धुः।
(Pretisantāna eva pitr̥ṇām bandhuḥ.)
"Pretisentana adalah satu-satunya kerabat sejati bagi leluhur."
4. तस्मात् स नित्यं कर्तव्यो भक्तः।
(Tasmāt sa nityaṁ kartavyo bhaktaḥ.)
"Oleh karena itu, ia harus selalu hidup sebagai pelayan yang penuh bakti."
5. श्रद्धया सत्कर्मणा च हि तर्पयेत्।
(Śraddhayā satkarmanā ca hi tarpayet.)
"Dengan keyakinan dan perbuatan baik, hendaknya ia menyenangkan leluhur."
Sloka ini menegaskan bahwa keturunan (pretisentana) memiliki kewajiban untuk membantu leluhur dengan menjalankan dharma, menunjukkan bakti, serta melaksanakan ritual dan perbuatan baik sebagai bentuk penghormatan.
Dalam kepercayaan Hindu Bali, khususnya dalam ajaran tentang hubungan antara yang hidup dan yang sudah meninggal, leluhur memiliki tempat yang sangat penting. Mereka diyakini tetap memiliki keterkaitan dengan kehidupan keturunannya, dan kesejahteraan mereka di alam niskala bergantung pada kepedulian serta bakti keturunannya yang masih hidup.
Mereka yang bisa membantu leluhur adalah pretisentana—keturunan langsung dari leluhur tersebut. Pretisentana memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan hubungan ini melalui berbagai bentuk yadnya (persembahan suci), seperti upacara pitra yadnya, persembahyangan rutin, serta penghormatan terhadap warisan dan ajaran leluhur.
Sebagai pelayan leluhur, pretisentana menjalankan tugas suci untuk memastikan roh leluhur mencapai tingkatan yang lebih baik dalam perjalanan spiritualnya. Melalui upacara seperti ngaben, memukur, dan caru, mereka membantu leluhur menuju kesempurnaan. Tidak hanya dalam bentuk ritual, tetapi juga dengan menjaga nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para leluhur.
Menjadi seorang pretisentana bukan sekadar menerima warisan biologis, tetapi juga melanjutkan dharma dan tugas leluhur. Dengan hidup dalam kebenaran, berbuat kebajikan, dan menjaga tradisi yang diwariskan, seseorang telah membantu leluhur dalam perjalanan spiritual mereka.
Oleh karena itu, kesadaran akan peran ini menjadi sangat penting dalam kehidupan umat Hindu. Melupakan leluhur berarti memutus ikatan spiritual yang telah terjalin sejak zaman dahulu. Sebaliknya, dengan tetap menjalankan kewajiban sebagai pretisentana, seseorang tidak hanya membantu leluhur tetapi juga memastikan keberkahan bagi generasi yang akan datang.
Berikut adalah sloka dalam bahasa Sanskerta beserta transliterasi dan maknanya dalam bahasa Indonesia tentang leluhur Kapurusan Griya Agung Bangkasa serta siapa yang bisa membantu leluhur:
Sloka Mantra dalam Bahasa Sanskerta
1. ये पितरः पूर्वजाः धर्मरक्षाः।
(Ye pitaraḥ pūrvajāḥ dharmarakṣāḥ.)
"Leluhur adalah para pendahulu yang menjaga dharma."
2. तेषां स्मरणं सततं सुखदं।
(Teṣāṁ smaraṇaṁ satataṁ sukhadaṁ.)
"Mengingat mereka senantiasa membawa kebahagiaan."
3. गुरुवाक्येन कर्मणि स्थिरः।
(Guruvākyena karmaṇi sthiraḥ.)
"Teguh dalam perbuatan sesuai ajaran guru."
4. श्राद्धं तपः सत्यवचनं च।
(Śrāddhaṁ tapaḥ satyavacanaṁ ca.)
"Upacara Srāddha, tapa, dan ucapan yang benar."
5. पितृपूजा परं धर्मः।
(Pitr̥pūjā paraṁ dharmaḥ.)
"Pemujaan kepada leluhur adalah dharma tertinggi."
6. नमस्ते पितरः पुण्याः।
(Namaste pitaraḥ puṇyāḥ.)
"Salam hormat kepada leluhur yang suci."
7. यथा सूर्यः प्रकाशयति लोके।
(Yathā sūryaḥ prakāśayati loke.)
"Sebagaimana matahari menerangi dunia."
8. तथा पितरः सन्तानं पालयन्ति।
(Tathā pitaraḥ santānaṁ pālayanti.)
"Demikian pula leluhur melindungi keturunannya."
9. तस्मात् नित्यं श्रद्धया सेवेत।
(Tasmāt nityaṁ śraddhayā seveta.)
"Maka, selalu layani mereka dengan penuh keyakinan."
10. कर्मणा श्रद्धया च हि तर्पणं।
(Karmaṇā śraddhayā ca hi tarpaṇaṁ.)
"Dengan perbuatan dan keyakinan, lakukan tarpaṇa (persembahan air suci)."
11. पितृलोके सुखं यान्तु।
(Pitr̥loke sukhaṁ yāntu.)
"Semoga mereka mencapai kebahagiaan di alam leluhur."
12. येषां स्मृतिः वंशं पावयति।
(Yeṣāṁ smṛtiḥ vaṁśaṁ pāvayati.)
"Mereka yang dikenang menyucikan keturunannya."
13. गुरुजनः धर्मसेतुर्भवेत्।
(Guru-janaḥ dharma-setur-bhavet.)
"Orang tua dan guru adalah jembatan dharma."
14. आचार्यवाक्यं पितृवाक्यं च।
(Ācāryavākyaṁ pitr̥vākyaṁ ca.)
"Nasihat guru dan leluhur adalah kebenaran."
15. सन्ततिं पालयन्तु पितरः।
(Santatiṁ pālayantu pitaraḥ.)
"Semoga leluhur selalu melindungi keturunan mereka."
16. स्मरणेन पवित्रो भवति जनः।
(Smaraṇena pavitro bhavati janaḥ.)
"Dengan mengingat leluhur, manusia menjadi suci."
17. धर्मेन पितरः मोक्षं यान्ति।
(Dharmena pitaraḥ mokṣaṁ yānti.)
"Dengan dharma, leluhur mencapai moksha."
18. नमो नमः पूर्वजानां।
(Namo namaḥ pūrvajānāṁ.)
"Salam hormat kepada para leluhur."
19. गुरुशिष्य परम्परा नित्यम्।
(Guruśiṣya paramparā nityam.)
"Hubungan guru dan murid berlangsung abadi."
20. सदा पितृभक्तः पुण्यं लभेत।
(Sadā pitr̥bhaktaḥ puṇyaṁ labheta.)
"Orang yang selalu berbakti kepada leluhur memperoleh kebajikan."
21. इति सत्यम् धर्मः सनातनः।
(Iti satyaṁ dharmaḥ sanātanaḥ.)
"Demikianlah kebenaran, dharma yang abadi."
---
Makna Sloka dalam Bahasa Indonesia
Sloka ini menjelaskan pentingnya penghormatan kepada leluhur sebagai bagian dari dharma dan kewajiban keturunan (pretisentana). Leluhur yang telah menjaga dharma berhak menerima penghormatan dari anak-cucu mereka melalui upacara seperti Srāddha, tarpaṇa, dan pelaksanaan ajaran mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka yang bisa membantu leluhur adalah keturunan mereka yang masih hidup dengan menjalankan kewajiban spiritual dan moral, menjaga nilai-nilai luhur, serta melanjutkan tradisi dan upacara suci. Dengan menjalankan dharma, keturunan dapat membantu leluhur mencapai kebahagiaan di alamnya dan bahkan moksha (pembebasan).
Selain itu, hubungan antara guru dan murid juga disebutkan sebagai jembatan dalam menjaga dharma. Dengan terus mengingat dan menghormati leluhur, seseorang dapat memperoleh berkah dan kesucian dalam hidupnya.
Semoga sloka ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menjaga warisan leluhur dan menjalankan dharma dengan penuh keyakinan dan ketulusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar