Jumat, 28 Maret 2025

Bukan soal siapa yang kita pilih, tetapi bagaimana kita memperjuangkan kebahagiaan bersama dalam segala suka dan duka.

Pernikahan: Antara Harapan dan Realita

Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Sloka (Sanskerta):
विवाहः सन्ततं यात्रा, न सदा स्वप्नकल्पितः, सुखदुःखयुतो नित्यं, सत्यं चेत् प्रेम निश्चलम्॥ पूर्वे च गर्विता जनाः, जीवनसखिना सह।
कालान्ते तु विज्ञायते, भेदाः सन्ति विचित्रताः॥

Transliterasi:
Vivāhaḥ santataṁ yātrā, na sadā svapnakalpitaḥ। Sukhaduḥkhayuto nityaṁ, satyaṁ cet prema niścalam. Pūrve ca garvitā janāḥ, jīvanasakhinā saha। Kālānte tu vijñāyate, bhedāḥ santi vicitratāḥ॥

Maknanya:
Pernikahan adalah perjalanan panjang, bukan hanya impian belaka. Ia penuh suka dan duka, namun akan abadi jika cinta tetap teguh. Di awal, setiap orang bangga pada pilihan pendamping hidupnya. Namun seiring waktu berjalan, perbedaan mulai tampak dan diuji.

Sloka ini menggambarkan bahwa pernikahan tidak selalu seperti yang dibayangkan, tetapi dengan keteguhan dan kesabaran, ia tetap bisa menjadi perjalanan yang bermakna.

Pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang yang penuh warna. Tidak seindah yang kita bayangkan, namun juga tidak seburuk yang kita pikirkan. Ia adalah perpaduan antara impian dan kenyataan, antara harapan dan usaha.

Pada awalnya, setiap orang bangga dengan pilihan pasangan hidupnya. Ada keyakinan bahwa ia adalah orang yang tepat, seseorang yang akan melengkapi dan membuat hidup lebih bahagia. Namun, seiring berjalannya waktu, perlahan kita mulai menyadari bahwa pasangan yang kita pilih tidak sepenuhnya seperti yang kita impikan. Kekurangan yang dulu terabaikan mulai terlihat, perbedaan mulai terasa, dan ekspektasi yang tinggi kadang tak sepenuhnya terpenuhi.

Namun, saat kesadaran itu datang, semua sudah terlambat. Bukan dalam arti menyesal, melainkan bahwa pernikahan bukanlah hal yang bisa diulang atau dibatalkan semudah membalikkan telapak tangan. Inilah titik di mana seseorang diuji, bukan lagi soal memilih pasangan hidup, tetapi tentang bagaimana bertahan dengan pilihan tersebut.

Kesulitan terbesar dalam kehidupan berumah tangga bukan hanya mencari pasangan yang tepat, tetapi bertahan dan berjuang bersama dalam berbagai keadaan. Pernikahan menuntut kesabaran, pengertian, dan komitmen yang kuat.

Jika hanya mencari kebahagiaan sesaat, pernikahan akan terasa berat. Namun, Jika dijalani dengan keikhlasan dan usaha untuk saling memahami, maka ia akan menjadi perjalanan yang penuh makna. Bukan soal siapa yang kita pilih, tetapi bagaimana kita memperjuangkan kebahagiaan bersama dalam segala suka dan duka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar